Bongkar Kasus Rafael Alun dan Ferdy Sambo, Mahfud MD: Kalau Saya Enggak Teriak, Tidak Kebuka
Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, kasus Rafael Alun dan Ferdy Sambo tak akan terbuka ke publik jika dia tidak bersuara.
Penulis: Ibriza Fasti Ifhami
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menkopolhukam Mahfud MD mengatakan, kasus Rafael Alun dan Ferdy Sambo tak akan terbuka ke publik jika dia tidak bersuara.
Hal itu berawal saat Mahfud menceritakan awal mula kasus anak dari Rafael Alun, Mario Dandy Satriyo terkait penganiayaan terhadap David Ozora.
Mahfud mengatakan, awalnya tak mengetahui siapa sosok Mario Dandy itu.
Namun, lanjutnya, ia baru mengetahui Mario Dandy merupakan anak dari pejabat Departemen Keuangan Rafael Alun, saat diberitahu stafnya.
"(Kasus) Rafael yang saya katakan si Mario, anaknya menganiaya itu, 'Kok orang jahat begitu dan sombong begitu, itu anaknya siapa?" kata Mahfud, dikutip dari laman YouTube Sekretariat Kabinet RI, Kamis (1/6/2023).
"'Disebut itu anaknya Rafael, itu pejabat eselon 3 di Departemen Keuangan," ucap Mahfud menirukan gaya bicara salah seorang stafnya yang menyampaikan hal tersebut.
Mengetahui hal itu, Mahfud kemudian mengaku meminta laporan kekayaan milik Rafael Alun ke Pusat Pelaporan dan Analisis Tansaksi Keuangan (PPATK).
"Terus saya dapat dari PPATK, 'Pak ini punya masalah sejak tahun 2012. Itu sudah dilaporkan punya kekayaan tidak wajar'. Loh kok ini diam tidak bergerak?" ungkap Mahfud.
"Lalu saya bilang ke pers. Lalu ribut orang (masyarakat Indonesia), dibuka. Lalu diselidiki hartanya lagi ketemu sampai Rp500 miliar kan hartanya itu," sambungnya.
"Nah kalau saya enggak teriak, tidak kebuka."
Dalam kesempatan yang sama, Mahfud juga membeberkan soal pengungkapan kasus melibatkan eks Kadivpropam Polri Ferdy Sambo.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Persoalan yang Paling Menantang Sebagai Menkopolhukam Adalah Mafia Hukum
Menkopolhukam itu meyakini apa yang terjadi di rumah dinas Ferdy Sambo antara Bharada Eliezer dengan Brigadir Yoshua Hutabarat bukanlah aksi tembak-menembak, melainkan pembunuhan.
Sehingga, lanjutnya, ia memerintahkan pihaknya untuk menyelidiki kasus tersebut.
"Sambo juga kan. Saya teriak, enggak benar tuh, kok mati cara begitu. Itu bukan tembak-menembak, itu pembunuhan. 'Coba selidiki'," ungkapnya.
Terkait pengungkapan dua kasus besar tersebut, Mahfud menyampaikan, menyuarakan hal tersebut ke publik bukan untuk membangun citranya di publik.
Melainkan, katanya, agar dukungan publik untuk pemerintah mengusut kasus tersebut mengalir dan pihak yang terlibat dalam kasus tersebut tak bisa mengelak.
"Nah yang begitu bukan karena saya ingin sok biar orang tahu. Begitu saya ngomong itu, dukungan publik menjalir. Kalau dukungan publik mengalir, dia (pihak terlibat kasus) tidak bisa mengelak," tegas Mahfud.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.