Gubernur Lemhannas Bicara Tantangan Sentralitas ASEAN Hadapi Meluasnya Aliansi Gelar Militer AS
Dalam sesi tersebut, kata dia, hal yang dibahas adalah bahwa saat ini sentralitas ASEAN ditantang oleh dua fenomena kolaboratif.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto membagikan pengalamannya menghadiri International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue ke-20 di Singapura beberapa waktu lalu.
Ia mengatakan dalam kegiatan tersebut ada satu sesi khusus yang membahas tentang sentralitas ASEAN.
Dalam sesi tersebut, kata dia, hal yang dibahas adalah bahwa saat ini sentralitas ASEAN ditantang oleh dua fenomena kolaboratif.
Baca juga: Ini Kata Gubernur Lemhanas hingga Eks Wamenlu Soal Proposal Prabowo Terkait Konflik Ukraina-Rusia
Hal tersebut disampaikannya dalam tayangan Podcast Lemhannas RI: Menuju Jakarta Geopolitical Forum VII/2023 di kanal Youtube Lemhannas RI dikutip Senin (12/6/2023).
"Fenomena pertama adalah meluasnya aliansi gelar militer Amerika Serikat," kata Andi.
Fenomena tersebut, kata dia, misalnya dalam bentuk pangkalan-pangkalan baru baik di negara-negara yang memang sudah memiliki pangkalan AS misalnya Australia yang memiliki pangkalan baru, gelar radar over-the-horizon, atau perjanjian baru AS dengan Papua Nugini.
Selain itu, kata dia, ada juga gelar pertahanan baru AS dalam bentuk radar di Republik Palau.
Selanjutnya, kata dia, kemungkinan adanya penambahan kekuatan signifikan di Filipina, di Jepang, Korea Selatan, dan komitmen AS untuk memberikan payung keamanan ke Taiwan.
Baca juga: Cerita Andi Widjajanto Soal Arahan Megawati Saat Dirinya Dilantik Jadi Gubernur Lemhanas
"Ini yang dianggap kolaboratif tapi bersifat gelar yang bisa memunculkan aksi-reaksi keamanan baru antara AS dengan China," kata Andi.
"Gejala kedua yang juga melemahkan sentralitas ASEAN adalah yang tadi saya sebut sebagai minilateralism," lanjut dia.
Andi menjelaskan yang dimaksud minilateralisme adalah ketika tiba-tiba negara melakukan kerja sama-kerja sama secara eksklusif di bidang-bidang tertentu.
Ia mencontohkan dalam hal ini the Quad, ada AUKUS, Indo-Pacific Economic Forum (IPEF) yang digagas oleh AS dan Jepang.
Selain itu, kata dia, ada gagasan China tentang Belt and Road Initiative.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.