Megawati Tak Ingin Hasil Riset Karya Anak Bangsa Disimpan dalam Laci
Megawati Soekarnoputri meminta jajarannya di BRIN untuk sensitif dalam melihat berbagai persoalan di Indonesia.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri meminta jajarannya di BRIN untuk sensitif dalam melihat berbagai persoalan di Indonesia.
Megawati pun menganggap periset di BRIN sudah banyak sehingga harus diberdayakan demi kemajuan Indonesia Raya.
Dia juga telah mengingatkan Kepala BRIN Tri Handoko untuk terus berinovasi dan mendorong jajarannya kembangkan riset dan inovasi.
Hal itu disampaikan Megawati saat memberikan sambutan dalam acara penandatanganan antara BRIN dan TVRI tentang 'Indonesia Raya Jelajah Sains' di Gedung TVRI di Jakarta, Senin (12/6/2024).
"Bayangkan di BRIN Pak Handoko bilang yang menjadi gabungan itu sekitar 10 ribu kita periset. Dulu ke mana, ya? Masa enggak bisa gitu, loh," ucap Megawati.
Megawati menyampaikan di BRIN, ada suatu badan yang membiayai teknologi tepat guna.
Baca juga: Peneliti BRIN: Sistem Pemilu Proporsional Tertutup Lebih Baik Dibanding Terbuka
Presiden kelima RI ini pun menerangkan badan tersebut untuk mengakomodasi anak-anak muda yang ingin melakukan riset.
"Banyak anak-anak muda kita, loh, itu yang membuat riset kecil-kecil kasihan, loh. Makanya saya minta tolong kepada Bapak Bambang Kesowo (eks Menteri Sekretariat Negara) untuk mengajarkan untuk mengertikan gunanya hak atas kekayaan intelektual. Itu anak-anak muda itu karena dia butuh uang, dia jual (karyanya) tidak dipatenkan," kata Megawati.
Megawati juga menilai, negara seharusnya bisa mengajarkan anak-anak muda untuk mematenkan hasil karya dan risetnya.
Dia menyebut hasil riset itu bisa saja mendunia dan negara tentu mendapat royaltinya.
Baca juga: Gandeng BRIN dan Syngenta, Wilmar Padi Indonesia Kembangkan Benih Padi Unggul
Ketua Dewan Pengarah Badan Ideologi Pancasila (BPIP) ini tidak ingin hasil riset anak negeri tidak dihargai negaranya sendiri.
Megawati juga mengingatkan kepada BRIN agar tidak menyia-nyiakan hasil riset anak negeri.
"Saya kan jengkel, sudah riset, malah hasilnya dimasukkan ke laci. Bu, saya sudah riset. Mana riset kamu. Diam saja. Loh, kenapa? Karena TVRI itu dibuat Bung Karno itu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Megawati.
Dalam konteks itulah arti penting dari kerja sama antara BRIN dan TVRI
Sehingga. api semangat riset oleh anak negeri bisa disebarkan dan diseminasikan lewat media massa yang menjangkau seluruh Indonesia.
"Untuk itu saya ingin mengembalikan TVRI bekerja sama dengan BRIN ini, itu saya selalu bilang seperti api nan tak kunjung padam," jelas Megawati.