BRIN: Ideologi Semua Partai Politik Pancasila, Tetapi Harus Diimplementasikan Nilai-nilainya
Direktur Politik Pertahanan dan Keamanan BRIN Mochamad Nurhasim memastikan semua partai politik peserta Pemilu 2024 sudah berideologi Pancasil
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Politik Pertahanan dan Keamanan (Hankam) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Mochamad Nurhasim memastikan semua partai politik peserta Pemilu Serentak 2024 sudah berideologi Pancasila karena telah dikaji secara ketat oleh pemerintah dan KPU.
Hanya saja, kata Nurhasim, ideologi Pancasila terus harus diimplementasikan dalam berbagai kebijakan partai.
"Hampir semua partai di Indonesia itu koridornya adalah Pancasila. Sebenarnya tidak ada yang bertentangan, karena menurut UU semua partai harus berideologi Pancasila, namun nilai-nilai harus diimplementasikan," ujar Nurhasim di acara rilis survei Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) bertajuk 'Menakar Nasionalisme Partai Politik Menurut Pandangan Kelas Menengah Intelektual' di Aryaduta Hotel, Semanggi, Jakarta, Senin (12/6/2023).
Pancasila, kata dia, penting menjadi panduan bagi partai politik beraktivitas atau mengambil kebijakan.
Pasalnya, peranan partai politik sangat penting di Indonesia termasuk melahirkan para pemimpin nasional.
"Saya kira parpol yang ikut peserta Pemilu semua pancasilais karena kalau tidak susah untuk ikut Pemilu," tandas Nurhasim.
Nurhasim mengakui adanya dikotomi antara partai berideologi Pancasila dan keagamaan di tengah masyarakat.
Padahal, menurut dia, semua partai berideologi Pancasila, meskipun tidak menutup partai mengakomodir nilai-nilai keagamaan yang tentunya tidak bertentangan dengan Pancasila.
"Mungkin implementasinya dianggap masyarakat belum terlihat. Karena ideologi ini abstrak ya, antara ideologi nasionalis dan Pancasilais," ungkap dia.
Lebih lanjut, Nurhasim menuturkan terbuka kemungkinan isu politik identitas akan kembali bergaung pada Pemilu 2024.
Namun, dia meyakini isu politisasi identitas masih dalam tahap yang positif.
"Kecenderungan politik identitas positif ya, misalkan di satu wilayah ada yang mendukung A, tapi di wilayah lain ada yang dukungan terhadap kelompok nasionalis-nya tinggi. Jadi sangat berimbang, kedua-duanya juga digunakan untuk mendekatkan kedekatan politik, kedekatan identitas," terang Nurhasim.
Nurhasim juga mengapresiasi langkah LPI yang telah melakukan riset kadar nasionalisme parpol sebagai tahap awal mengukur persepsi publik yang unsurnya berlatar dari kalangan kelas menengah intelektual.
Namun, dia menegaskan hampir semua parpol di Indonesia sudah berideologi Pancasila dengan kadar penerapan yang berbeda.