Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Profil Satelit SATRIA-1 dan Cara Kerjanya, Telah Sukses Meluncur dengan Roket Falcon 9

Adapun peluncuran ini dilakukan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (19/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida atau Pukul 05.21 WIB.

Penulis: Galuh Widya Wardani
Editor: Endra Kurniawan
zoom-in Profil Satelit SATRIA-1 dan Cara Kerjanya, Telah Sukses Meluncur dengan Roket Falcon 9
Kompas.com
Satelit Satria-1 - Peluncuran satelit ini dilakukan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (19/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida atau Pukul 05.21 WIB. Berikut profil dan cara kerjanya. 

TRIBUNNEWS.COM - Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) sukses diluncurkan dengan Roket Falcon 9 milik SpaceX.

Melansir Menpan.go.id, Falcon 9 adalah roket yang mendarat vertikal dan bisa dipakai ulang untuk misi selanjutnya.

Adapun peluncuran ini dilakukan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada Senin (19/6/2023) pukul 18.21 waktu Florida atau pukul 05.21 WIB.

Di Jakarta sendiri, acara nonton bareng dipusatkan di anjungan Skyworld, Taman Mini Indonesia Indah (TMII)

Sebanyak 11 wilayah stasiun bumi, yakni Jakarta, Manado, Kupang, Kota Jayapura, Kabupaten Timika, Manokwari, Banjarmasin, Ambon, Tarakan , Pontianak dan Batam, tampak ikut menyaksikan peluncuran ini.

Baca juga: SATRIA-1 Meluncur ke Angkasa, Jokowi: Upaya Pemerataan Infrastruktur Digital

Lantas apa itu Satelit SATRIA-1?

SATRIA-1 merupakan satelit yang bertujuan untuk meratakan akses internet di area tertinggal, terdepan, terluar (3T).

Berita Rekomendasi

Satelit ini harapannya bisa memfasilitasi layanan internet di 50 ribu titik fasilitas publik dengan kecepatan 4 Mbps.

Satelit itu dibangun oleh Satelit Nusantara 3.

Sementara Thales Alenia Space (TAS) di Prancis adalah perakitnya, yakni dengan memakai platform SpaceBus NEO.

Dalam perencanaannya, biaya investasi pembuatan SATRIA-1 sebelumnya awalnya US$450 juta atau sekitar Rp 6,6 triliun.

Baca juga: BREAKING NEWS: Satelit Satria-1 Sukses Meluncur Hari Ini, Mahfud MD Ajak Seluruh Rakyat Bersyukur 

Namun, biaya itu membengkak, menjadi US$540 juta atau sekitar Rp 8 triliun.

Pembengkakan biaya itu terjadi karena adanya perubahan pesawat angkut, yakni pesawat Antonov dirubah dengan menggunakan kapal kargo Nordic dari perancis menuju Cape Canaveral melalui jalur laut yang membutuhkan waktu 17 hari.

Kini, satelit berkapasitas 150 Gbps itu telah sampai ke target garis orbit dan melaju menuju titik orbit 146 Bujur Timur selama 145 hari ke depan jika sesuai perencanaan.

Peta Indonesia
Peta Indonesia (gislearning.wordpress.com)

Baca juga: Satelit Satria-1 Mengudara Bulan Ini, Mahfud MD: Akselerasi Internet di Desa-desa

Cara Kerja Satelit Internet SATRIA-1

Sesuai dengan kebutuhannya, satelit ini dirancang sebagai Broadband Satellite untuk memberikan layanan akses internet cepat.

Melansir Kominfo.go.id, layanan ini dapat menjadi solusi untuk titik layanan publik.

Baik itu pendidikan, kesehatan dan pemerintahan yang sebelumnya belum bisa dijangkau akses internet cepat melalui jaringan kabel serat optik atau Base Tranceiver Station (BTS). 

Operasional SATRIA-1 juga didukung 1 stasiun bumi atau Gateway.

Adapun stasiun bumi yang dijangkau antara lain Cikarang, Batam, Banjarmasin, Tarakan, Pontianak, Kupang, Ambon, Manado, Manokwari, Timika, dan Jayapura.  

Direktur Utama PT SNT, Adi Rahman Adiwoso menjelaskan, Gateway Cikarang akan menjadi lokasi Stasiun Pusat Pengendali Satelit Primer dan Network Operation Control.

Baca juga: Satelit Satria-1 Butuh Cadangan

SATRIA-1 memungkinkan layanan langsung akses internet Direct to Home (DTH), dalam hal ini langsung ke lokasi kantor pelayanan publik.

Teknologi satelit ini cocok untuk lokasi remote seperti kantor pemerintahan dan sekolah yang ada di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Pasalnya, perangkat internet berbasis satelit relatif lebih cepat dibandingkan dengan pembangunan BTS atau jaringan kabel serat optik.

Untuk menggunakan akses internet langsung dari satelit, diperlukan perangkat Very Small Aperture Terminal (VSAT). yakni sebuah antena parabola kecil.

Umumnya Antena VSAT berdiameter antara 0,6 dan 2,4 meter, namun ada juga antena VSAT besar dengan panjang 3 s.d. 6 meter. 

Dengan operasi transmisi lewat udara, memungkinkan layanan SATRIA-I menjangkau cakupan wilayah yang sangat luas dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Cakupan layanan yang luas akan mampu mengatasi hambatan geografis seperti daratan, gunung, bukit, lembah dan ngarai.

SATRIA-1 menjadi salah satu solusi pemerintah untuk melengkapi jangkauan BTS 4G dan Jaringan Kabel Serat Optik Palapa Ring.

(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas