Survei Parameter Politik Indonesia Pilkada Jateng, Juni 2023: Gibran Hampir Mustahil Dikalahkan
Pilkada Jawa Tengah 2024 menunjukkan nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sementara ini tidak bisa dibantah hampir mustahil untuk dikalahkan
Penulis: Gita Irawan
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil Survei Parameter Politik Indonesia terkait Pilkada Jawa Tengah 2024 menunjukkan nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka sementara ini tidak bisa dibantah hampir mustahil untuk dikalahkan dari sisi elektabilitas.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno mengatakan Gibran mampu meninggalkan lawan-lawannya di semua skenario.
Hal tersebut disampaikannya dalam Rilis Temuan Survei Parameter Politik Indonesia bertajuk "Peta Politik Terkini Pilkada Jawa Tengah 2024 Pasca Ganjar Pranowo" secara daring pada Kamis (22/6/2023).
"Gibran mampu meninggalkan lawan-lawannya dengan selisih keunggulan hampir 40 persen di semua skenario," kata Adi.
Pada survei elektabilitas terbuka Gubernur Jawa Tengah Gibran meraih dukungan sebanyak 19,9% dengan responden yang tidak menjawab sebesar 59,3%.
Pada survei elektabilitas tertutup Gubernur Jawa Tengah di antara Walikota/Bupati di Jawa Tengah Gibran meraih dukungan sebanyak 40,9% dengan responden yang ragu atau tidak menjawab sebesar 38,5%.
Pada skenario elektabilitas tertutup Gubernur Jawa Tengah skenario 11 tokoh Gibran meraih dukungan sebanyak 45,0% dengan responden yang ragu atau tidak menjawab sebesar 33,9%.
Pada skenario elektabilitas tertutup Gubernur Jawa Tengah skenario 3 tokoh Gibran meraih dukungan sebanyak 42,8% dengan responden yang ragu atau tidak menjawab sebesar 26,7%.
Pada skenario elektabilitas tertutup Gubernur Jawa Tengah skenario 2 tokoh Gibran meraih dukungan sebanyak 60,8% dengan responden yang ragu atau tidak menjawab sebesar 29,1%.
"Data ini menunjukkan bahwa potensi Gibran untuk menjadi Jateng 1 (Gubernur Jateng) sangatlah besar, sehingga sayang untuk dilewatkan atau dikorbankan demi menjadi Wakil Presiden atau Gubernur DKI yang potensi kemenangannya tidak sebesar Gubernur Jawa Tengah," kata Adi.
Adi juga menungkapkan lima nama tokoh dengan elektabilitas tertinggi pada skenario 11 tokoh potensial.
Berikut lima nama tersebut:
Gibran Rakabuming Raka (Walikota Solo) 45,0%
Taj Yasin Maimoen/Gus Yasin (Wakil Gubernur) 5,8%
Hendrar Prihadi/Hendi (Mantan Walikota Semarang) 3,6%
Dico Ganinduto (Bupati Kendal) 3,3%
KH Yusuf Chudlori / Gus Yusuf (Ketua DPW PKB) 2,9%
"Ini lima besar kalau kemudian simulasi tokohnya itu hanya mengerucut pada 11 nama," kata Adi.
Metodologi yang diklaim
Responden adalah penduduk ber KTP Jawa Tengah yang sudah berusia minimal 17 tahun atau sudah menikah.
Stratifikasi dilakukan pada aspek jenis kelamin dan agama responden.
Sebanyak 800 Responden disebar secara proporsional di 35 Kota/Kabupaten dengan metode Multistage Random Sampling.
Responden yang terpilih diwawancarai secara tatap muka (face to face interview) oleh surveyor yang telah dilatih.
Kualifikasi minimal surveyor adalah mahasiswa yang pernah melakukan survei serupa.
Baca juga: Gibran Tolak Permintaan Giring Agar Fotonya Dipasang di Billboard: Wajahku Jelek
Tingkat Kepercayaan (significant level) survei ini adalah 95% dengan Margin of Error sebesar 3,5 % di tingkat Provinsi.
Quality Control dilakukan dengan aplikasi dan respondents check pada 30% responden atau 3 responden untuk setiap kelurahan.
Supervisi dilakukan secara berlapis oleh koordinator daerah dan peneliti.
Pengambilan Data dilakukan pada rentang 2 sampai 11 Juni 2023.
Temuan terkait metodologi
Secara umum tidak terdapat bias yang signifikan antara karakteristik sampel dengan data BPS.
Sehingga data dapat dipercaya 95% akan mampu mewakili aspirasi pemilih pada rentang kesalahan 3,4% di level Provinsi.
Mayoritas responden adalah kalangan menengah kebawah yang berpendidikan rendah, berpenghasilan rendah, bersuku jawa dan beragama Islam dan berafiliasi dengan NU.
Responden juga mayoritas berprofesi sebagai wiraswasta, ibu rumah tangga, petani dan buruh serabutan.
Secara pilihan politik pun tampak tidak ada bias terlalu besar baik dalam pilihan Partai Politik maupun Pilihan Presiden 2019.