Tim Dokter RSCM Ungkap Kondisi Fajri Sebelum Meninggal: Alami Masalah Medis Serius Kardiorespirasi
Tim dokter RSCM yang tangani pasien obesitas Fajri mengungkapkan kondisi Fajri sebelum meninggal, sebulan sebelumnya tunjukkan masalah medis serius.
Penulis: Rifqah
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Tim dokter Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat mengungkapkan kondisi pasien obesitas Muhammad Fajri (27) sebelum meninggal dunia.
Sebelumnya, diketahui bahwa Fajri meninggal dunia pada dini hari ini, Kamis (22/6/2023) di RSCM.
Salah satu dokter yang menangani Fajri itu mengungkapkan, sebulan sebelum Fajri meninggal dunia sudah ada masalah medis yang cukup serius.
Masalah medis yang dimaksud tersebut terkait dengan kardiorespirasi, yakni masalah paru-paru hingga jantungnya.
"Jadi memang sebulan ini sudah mulai ada masalah medis yang serius terkait kardiorespirasi, masalah paru-paru dan masalah jantungnya," ungkap salah satu dokter yang ikut menangani Fajri, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (22/6/2023).
Penyebab Fajri meninggal, disebutkan karena infeksi multiple.
Dokter tersebut juga mengungkapkan, sejak awal dibawa ke RSCM, kondisi Fajri sudah memprihatinkan.
"Saudara MF ketika datang ke rumah sakit ini (RSCM) kondisinya memang sudah tidak baik," imbuhnya.
Baca juga: Fajri Pengidap Obesitas Sampaikan Pesan ke Tetangga, Minta Dijahitkan Sarung
Kini, Fajri diketahui dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Menteng Pulo.
Sebagai informasi, sebelumnya, Fajri viral di media sosial karena harus dievakuasi menggunakan alat berat saat akan dibawa dari rumahnya di Pendurenan, Karang Tengah, Ciledug ke RSUD Tangerang pada Rabu (7/6/2023) lalu.
Selain itu, petugas Damkar bersama warga juga sampai harus menjebol dinding rumah Fajri untuk memudahkan evakuasi.
Lalu, dua hari kemudian atau pada Jumat (9/6/2023), Fajri dirujuk ke RSCM untuk perawatan lebih intensif.
Sempat Dirawat di ICU selama 14 Hari
Plt Direktur Utama RSCM, dr. Lies Dina Liastuti mengungkapkan, pihaknya telah maksimal menangani Fajri di RSCM.
"Tim dokter dan tim tenaga kesehatan yang melakukan perawatan terhadap pasien MF (Muhammad Fajri) telah berusaha optimal."
"Dan atas meninggalnya pasien MF (Muhammad Fajri), kami sampaikan duka cita yang mendalam dan turut prihatin atas kondisi yang dialami oleh keluarga," ujar Lies dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (22/6/2023).
Selama 14 hari dirawat, Fajri ditangani tim dokter multidisplin terdiri dari dokter ahli perawatan intensif (intensivis), paru, jantung, pencernaan, syaraf, kulit, bedah pembuluh darah, gizi, rehabilitasi medik, dan tenaga kesehatan lainnya telah mengoptimalkan segala upaya untuk perawatan Muhammad Fajri agar kembali stabil.
Adapun perawatan yang sudah dilakukan yaitu terapi antibiotik untuk infeksinya, terapi alat bantu pernapasan, jantung, ginjal, dan semua organ yang terganggu akibat gagal organ multiple akibat syok sepsis.
Sebelumnya Selalu Merintih Kesakitan Tiap Jam 03.00 Subuh
Rintihan Fajri selalu terdengar setiap pukul 03.00 subuh hingga terdengar sampai ke telinga tetangga.
Suara Fajri karena merasakan rasa sakit dan ketidakberdayaannya itu selalu terdengar.
Rintihan Fajri tersebut disampaikan oleh tetangganya, yakni Acim.
"Saya kan di sini (rumah) kalau malam tuh jam 2-3 dini hari, kadang Fajri suka nangis katanya sakit," kata Acim, dikutip dari TribunJakarta.com, Kamis (15/6/2023).
Lantaran khawatir, keesokan harinya Acim menanyakan apa yang terjadi.
Fajri mengatakan kerap mengalami sakit, terutama di kaki dan tangannya pada malam hari.
Enggan Berobat ke Rumah Sakit karena Takut Merepotkan
Fajri yang merasa sakit itu pun tidak mau berobat ke rumah sakit (RS) karena khawatir akan merepotkan tetangga karena berat badannya.
Namun, tidak lama kemudian, Fajri pun tidak mempunyai pilihan karena rasa sakit yang terus mengganggunya.
Hal itu yang menjadi salah satu pertimbangan Fajri akhirnya mau dibawa ke rumah sakit.
"Sebelumnya kan dia ga pernah mau dibawa berobat, padahal warga sudah pada nyaranin tapi dia selalu gamau. Nah karena ia sakit itu akhirnya mau tuh berobat," papar Acim.
Alhasil, Fajri dievakuasi ke RSUD Tangerang, kemudian dirujuk lagi ke RSCM Jakarta Pusat.
Fajri ditangani oleh 14 dokter dari berbagai bidang keahlian untuk memantau kondisi kesehatan Fajri.
Fajri Disebutkan Punya Riwayat Depresi
Salah satu dokter yang ikut merawat Fajri mengungkapkan ada riwayat depresi.
"Ada riwayat depresi juga dari pemeriksaan di sini," ungkap seorang dokter yang merawat Fajri, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (14/6/2023).
Fajri diketahui juga pernah mengalami kecelakaan kendaraan tiga tahun yang lalu.
"Ya mungkin riawayat kecelakaannya itu yang membuat dia benar-benar tidak beraktivitas. Beraktivitas hanya di satu ruangan, bahkan di ruangan itu dia melakukan semua kegiatan, maaf mulai dari buang air kecil, buang air besar, makan, itu hanya di satu ruangan itu," ucap salah satu dokter.
Baca juga: Direktur Utama RSCM Prediksi Proses Penyembuhan Fajri yang Miliki Bobot 300 Kg Berlangsung Lama
"Jadi memang karena dia kecelakaan itu, membuat dia sangat tidak aktif selama beberapa bulan," imbuhnya.
Jadi, penanganan Fajri saat ini, tim dokter benar-benar memerhatikan berbagai parameter, dari pernapasan hingga infeksi.
"Penanganan kami saat ini, kami benar-benar memerhatikan berbagai parameter, parameter penapasannya, parameter jantungnya, ginjalnya, hormonnya. Kami perhatikan satu per satu dan parameter infeksinya juga," jelasnya.
"Jadi, kami sistemnya lebih melihat, menunggu, dan kemudian menangani apa yang akan terjadi, sambil mengembalikan kondisi pasien," pungkasnya.
Saat Dirawat, RSCM Siapkan Ruang Rawat Khusus
Dikatakan oleh dr. Lies Dina Liastuti, RSCM telah menyiapkan ruang rawat khusus untuk Fajri.
Dalam hal ini, kendalanya adalah tidak ada tempat tidur yang bisa ditempati oleh Fajri karena berat badannya tidak memungkinkan.
Berdasarkan estimasi, kata dr. Lies, berat badan Fajri pun diperkirakan mencapai 260 Kg, tetapi pihak RSCM belum bisa memastikan tepatnya berapa karena timbangan untuk itu tidak ada.
"Kami menyiapkan ruang rawat khusus, satu ruangan hanya untuk yang bersangkutan dan tidak bisa di tempat tidur karena berat badan yang tidak memungkinkan adanya tempat tidur sebesar yang dibutuhkan," katanya.
Selain itu, alat-alat ICU yang diperlukan dipindahkan semua ke ruang rawat khusus untuk Fajri guna memonitornya.
"Alat-alat untuk ICU-nya kita tarik untuk kita taruh di sana, untuk memonitor pasien tersebut. Jadi seluruh peralatan kita tarik ke ruangan tersebut dengan memodifikasi ruangannya," ujarnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Rina Ayu Panca Rini) (TibunJakarta.com/Elga Hikari Putra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.