Adian Prediksi Pilpres 2024 Hanya Diikuti Ganjar dan Prabowo, Demokrat Singgung Operasi Jegal Anies
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai pernyataan Adian itu sebagai bentuk propaganda.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Demokrat merespons pernyataan politikus PDIP Adian Napitupulu yang memprediksi suara bacapres Anies Baswedan akan tergerus habis sehingga pilpres 2024 hanya akan diikuti dua calon yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai pernyataan Adian itu sebagai bentuk propaganda.
Kamhar menyebut hal tersebut merupakan bagian dari operasi penjegalan terhadap pencapresan Anies.
"Peran yang dilakukan Bung Adian ini jika kita melihat gambar besarnya merupakan bagian dari operasi politik All Jokowi’s Men," kata Kamhar dalam keterangannya Senin (26/6/2023).
Baca juga: Yenny Wahid Menguat Jadi Cawapres Anies Baswedan, Kemungkinan Diumumkan dalam Waktu Dekat
Kamhar mengatakan pernyataan Adian itu didukung penuh oleh penguasa sehingga bisa mengendalikan seluruh instrumen untuk melakukan propaganda.
"Bagian dari operasi besar untuk secara sistematis menjegal pencapresan Mas Anies. Karena sedang berkuasa dan didukung penuh kekuasaan, bisa menggunakan dan mengendalikan berbagai instrumen dan sumber daya untuk propaganda All Jokowi’s Men," ujar Kamhar.
"Jadi lebih tepatnya peran Adian sebagai agitator," lanjutnya.
Di sisi lain Kamhar menambahkan rakyat kini semakin tercerahkan dan tercerdaskan, atas kondisi kinerja pemerintah saat ini di berbagai sektor yang menurutnya mengalami perlambatan.
Partai Demokrat, lanjut Kamhar, menilai rakyat pasti membanding-bandingkan bagaimana masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan pemerintahan sekarang.
Sebab itu, Kamhar menilai pernyataan Adian tentang Anies gembos dan tak akan ikut Pilpres 2024 bentuk penggiringan opini yang menyesatkan.
"Jadi, rakyat semakin tercerahkan dan tercerdaskan, karenanya rakyat menghendaki perubahan dan perbaikan. Agitasi murahan yang disampaikan Adian tak akan mendapatkan tempat," tandasnya.
Sebelumnya, politikus PDIP Adian Napitupulu memprediksi Pilpres 2024 hanya akan diikuti dua calon yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Menurut Adian, ada bakal calon presiden lainnya, yakni Anies Baswedan tak akan menjadi peserta di pilpres 2024.
Alasannya, kata Adian, suara dari bacapres Koalisi Perubahan itu akan tergerus sejak awal sehingga gagal maju capres.
Akan ada bacalon [bakal calon], bacapres yang suaranya tergerus habis," kata Adian saat ditanya apakah Pilpres hanya akan diikuti dua atau tiga paslon, di Jakarta, Sabtu (24/6).
Saat ditanya lagi, Adian mengkonfirmasi jika sosok bakal calon tersebut adalah Anies.
"Sepertinya iya," ujar Adian.
Kalau Dijegal Pasti Sudah Di-Anas-kan
Sebelumnya, Politikus PDIP Masinton Pasaribu membantah anggapan bahwa Presiden Jokowi berniat menjegal lawan politiknya Anies Baswedan.
Menurut Masinton jika Anies memang berniat dijegal maka mantan Gubernur DKI Jakarta itu sudah di-Anaskan (Seperti Anas Urbaningrum).
"Tadi dikatakan tentang kekuasaan akan menjegal Anies Baswedan begitu ya. Hukum bisa digunakan sebagai instrumen itu," kata Masinton dalam diskusi Kedaikopi bertajuk OTW 2024: Adu Ampuh Rencana Istana VS Rencana Rakyat di Jakarta, Rabu (3/5/2023).
"Kalau Pak Jokowi ingin menggunakan instrumen hukum untuk memberangus yang dianggap sebagai lawan atau kompetitor politiknya Anies itu sudah di-Anas-kan, paham nggak," jelasnya.
Menurut Masinton bahwa Presiden Jokowi tidak melakukan hal tersebut. Ia menyebutkan jika itu terjadi merupakan hal yang konyol.
"Kalau ingin menggunakan instrumen hukum. Tapikan tidak. Menurut saya juga konyol kalau dilakukan, kita juga tidak setuju," tegasnya.
Selain itu Masinton juga menyebutkan bahwa Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai capres di Pilpres 2024 belum kokoh.
Ia menyebutkan tidak pernah melihat wajah Anies dipamerkan dalam atribut kampanye partai, seperti baliho dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Demokrat.
“PKS pernah enggak pasang gambar Anies? Demokrat pernah enggak pasang gambar Anies? enggak pernah. cuma NasDem aja yang terang-terangan pasang gambar Anies,” kata Masinton.
Masinton berpandangan, KPP belum secara definitif terbentuk.
Sebab, menurutnya hingga saat ini ketiga partai tergabung di KPP juga belum resmi mendeklarasikan terbentuknya koalisi.
“Enggak definitif, belum definitif. Baru masih ini penjajakan semua, pacaran, PDKT-PDKT. Enggak mengerucut,” ucapnya.
Masinton menyarankan KPP segara mendefinitifkan koalisi jika ketiga partai di dalamnya telah setuju untuk berkoalisi di Pilpres 2024.
Lebih lanjut, Masinton juga menyebut, KPP juga tak mengusung ide perubahan di dalamnya.