WHO Bakal Rilis Laporan Soal Pemanis Buatan Aspartam dalam Soda yang Picu Kanker
Aspartam adalah salah satu pemanis buatan paling umum di dunia yang dinyatakan sebagai karsinogen atau zat memicu kanker.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Badan Kesehatan Dunia atau WHO akan merilis laporan terkait Aspartam yang memicu kanker.
Aspartam adalah salah satu pemanis buatan paling umum di dunia yang dinyatakan sebagai karsinogen atau zat memicu kanker.
Laporan ini akan dirilis WHO pada bulan Juli.
Hal ini disampaikan dua orang sumber kepada Reuters.
Melansir Reuters, Aspartam digunakan dalam produk soda diet Coca-Cola hingga permen karet Mars' Extra dan beberapa minuman Snapple.
Baca juga: Satu dari Dua Orang Penderita Kanker Memerlukan Terapi Radiasi
Kemungkinan karsinogenik bagi manusia pada Aspartam ini pertama kali dilaporkan oleh badan international kanker dibawah WHO atau IARC.
Sebelum mengambil kesimpulan, IARC telah menggelar pertemuan dengan pakar eksternal kelompok tersebut.
Pertemuan dimaksudkan untuk menilai apakah sesuatu berpotensi menimbulkan bahaya atau tidak, berdasarkan semua bukti yang dipublikasikan.
Rekomendasi lain juga telah dibuat oleh Komite ahli WHO tentang bahan tambahan makanan, yang dikenal sebagai JECFA (Komite Pakar Gabungan WHO dan Organisasi Pangan dan Pertanian untuk Bahan Tambahan Pangan), bersama dengan penetapan dari regulator nasional.
Namun, keputusan IARC pada masa lalu menimbulkan kekhawatiran di kalangan konsumen tentang penggunaannya, menyebabkan tuntutan hukum, dan menekan produsen untuk membuat ulang resep dan beralih ke alternatif.
Hal itu menimbulkan kritik bahwa penilaian IARC dapat membingungkan publik.
"IARC bukan badan keamanan pangan dan tinjauan aspartam mereka tidak komprehensif secara ilmiah dan sangat didasarkan pada penelitian yang didiskreditkan secara luas," kata Frances Hunt-Wood, sekretaris jenderal International Sweeteners Association (ISA).
Karena itu, JECFA komite aditif WHO, meninjau penggunaan aspartam tahun ini.
Pertemuannya dimulai pada akhir Juni dan akan mengumumkan temuannya pada hari yang sama ketika IARC mengumumkan keputusannya pada 14 Juli mendatang.
Sejak 1981, JECFA menyatakan aspartam aman dikonsumsi dalam batas harian yang diperbolehkan.
Seorang juru bicara IARC mengatakan temuan komite IARC dan JECFA yang dirahasiakan hingga Juli ini merupakan temuan yang saling melengkapi.
Komite aditif melakukan penilaian risiko, yang menentukan kemungkinan jenis bahaya tertentu (misalnya kanker) terjadi dalam kondisi dan tingkat paparan tertentu.