Menko PMK: Pemerintah Berupaya Jauhkan Keluarga Indonesia dari 'Neraka Dunia'
Pemerintah berusaha hindarkan keluarga Indonesia dari neraka dunia yakni tantangan, rintangan yang dihadapi keluarga Indonesia jadi keluarga bahagia.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
![Menko PMK: Pemerintah Berupaya Jauhkan Keluarga Indonesia dari 'Neraka Dunia'](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/muhadjir-effendy-pada-forum-diskusi-the-asean-socio-cultural-community-ascc.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan pemerintah saat ini berusaha untuk menghindarkan keluarga Indonesia dari "neraka dunia".
Dirinya menjelaskan neraka dunia yang dimaksud adalah berbagai macam tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh keluarga Indonesia untuk menjadi keluarga bahagia.
Hal itu disampaikannya saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional ke-30 di Griya Agung, Palembang, Sumatera Selatan.
"Kita sedang berusaha untuk menjauhkan keluarga kita dari neraka dunia. Neraka dunia di Indonesia secara desain teknokratik dirumuskan dalam tiga hal, pertama stunting, kedua kemiskinan ekstrem, ketiga berbagai macam penyakit sosial," ujar Muhadjir.
Baca juga: Kepala BKKBN Ajak Keluarga di Indonesia Cegah Stunting Lewat Refocusing Keuangan Rumah Tangga
Neraka dunia yang pertama, kata Muhadjir, adalah permasalahan stunting.
Muhadjir menjelaskan, masalah stunting merupakan masalah utama yang bisa membawa keluarga Indonesia mengalami neraka dunia.
Dia mengatakan, masalah stunting harus diperangi dan dituntaskan untuk menjadi negara maju.
Saat ini, pemerintah terus menggencarkan upaya percepatan penurunan stunting di seluruh daerah, dengan target stunting nasional pada tahun 2024 menjadi 14 persen.
Lalu yang kedua, kata Muhadjir, adalah permasalahan kemiskinan. Saat ini keluarga miskin di Indonesia berdasarkan data BPS masih di atas 9 persen.
Kemudian, berdasarkan data World Bank, keluarga Indonesia yang masuk dalam kategori miskin ekstrem masih sebesar 1,4 persen.
Dirinya menyampaikan, Presiden menargetkan supaya miskin ekstrem nasional mencapai 0 persen pada tahun 2024.
Ketiga, permasalahan penyakit sosial. Muhadjir menyampaikan, berbagai masalah penyakit sosial harus diwaspadai supaya keluarga terhindar dari neraka dunia, seperti masalah penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, serta pemikiran sesat dan ekstrem yang harus dihindari.
"Tiga hal itu menjadi tantangan kita untuk membangun keluarga yang bebas dari neraka dunia," ucap Muhadjir.
![Menko PMK Muhadjir Effendy saat konferensi pers cuti bersama Idul Adha di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (22/6/2023). Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri menetapkan tanggal 28 dan 30 Juni 2023 sebagai cuti bersama Idul Adha 1444 Hijriah/2023 Masehi. Sedangkan tanggal 29 Juni 2023 merupakan hari libur nasional memperingati Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah/2023 Masehi. Warta Kota/YULIANTO](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/tiga-menteri-putuskan-cuti-bersama-idul-adha-1444-hijriah2023_20230622_160041.jpg)
Pemerintah, menurut Muhadjir, berupaya keras untuk menghindarkan keluarga Indonesia terjebak pada neraka dunia semata untuk mewujudkan keluarga bahagia.
Menurutnya, mewujudkan keluarga bahagia penting karena keluarga adalah cerminan dari suatu negara.
"Kenapa keluarga itu penting? Karena keluarga itu unit terkecil dari sebuah negara. Kalau keluarganya baik, keluarganya bahagia, maka negara itu otomatis secara teoritik juga akan bahagia," pungkas Muhadjir.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.