Survei LSI Denny JA: Publik yang Percaya dengan DPR RI Dominan Pilih Ganjar Pranowo sebagai Presiden
Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR) menjadi lembaga negara paling rendah tingkat kepercayaannya terhadap publik dalam hasil survei terbaru LSI Denny JA.
Penulis: Rizki Sandi Saputra
Editor: Wahyu Aji
Laporan Reporter Tribunnews.com, Rizki Sandi Saputra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Perwakilan Rakyat RI (DPR) menjadi lembaga negara paling rendah tingkat kepercayaannya terhadap publik dalam hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA.
Dimana dalam hasil survei itu, DPR RI hanya mendapatkan kepercayaan publik 57,6 persen, di bawah dari DPD RI dengan 60,3 persen dan KPK dengan tingkat kepercayaan 73,9 persen.
Angka tersebut dikatakan Direktur LSI Denny JA Hanggoro Doso Pamungkas memang masih di atas rata-rata, namun tidak kurang dari 60,0 persen.
"Memang mayoritas, tapi (kepercayaan publik terhadap DPR RI) masih di bawah 60 persen, kemudian yang menyatakan tidak percaya ada sebesar 39,2 persen," kata Hanggoro saat menyampaikan hasil surveinya, Senin (10/7/2023).
Dari hasil tersebut, Hanggoro memberikan pertanyaan kepada respondennya terkait dengan sosok yang bakal dipilih sebagai presiden mendatang.
Adapun dalam surveinya ini, Hanggoro menyebutkan tiga nama capres paling potensial, yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Hasilnya kata dia, dominan publik yang percaya dengan kinerja DPR RI dominan memilih Ganjar Pranowo sebagai presiden.
"Mereka yang percaya dewan perwakilan rakyat dengan tingkat kepercayaan 59,0 persen, jatuh kepada Ganjar Pranowo 38,6 persen, disusul Prabowo Subianto 31,6 persen disusul terakhir Anies 20,6 persen, dengan tidak menjawab ada 9,2 persen," ucap Hanggoro.
"Publik yang paling percaya DPR paling banyak pilih Ganjar," sambungnya.
Tak hanya itu, LSI Denny JA juga menampilkan hasil survei terkait dengan tingkat kepercayaan publik kepada media dalam hal ini media televisi (TV) dan terhadap media sosial.
Hasilnya kata dia, kedua sarana informasi publik ini mendapatkan nilai kepercayaan yang berbeda.
"Jadi media ini ada dua, televisi dan Media sosial dengan memiliki tingkat kepercayaan yang berbeda, TV ini tingkat kepercayaan publiknya 65,8 persen. Kemudian juga media sosial dengan tingkat kepercayaan publik 51,6 persen," kata Hanggoro.
Dari hasil survei yang ada tersebut, LSI Denny JA mengarahkan publik untuk memilih tiga sosok yang dipilih untuk menjadi presiden dalam pilpres mendatang.
Hasilnya, nama Ganjar Pranowo juga unggul dari publik yang percaya terhadap media TV maupun medsos.
Pada publik yang percaya terhadap media TV, sebanyak 38,7 persen di antaranya memilih Ganjar Pranowo sebagai presiden.
"Jadi banyak masyarakat yang percaya media TV jatuh lebih banyak ke Ganjar Pranowo 38,7 persen, Prabowo Subianto 36,3 persen dan 17,7 persen Anies Baswedan yang tidak menjawab 7,3 persen," kata Hanggoro membeberkan hasil surveinya.
Hasil serupa juga didapati dari publik yang percaya pada media sosial (medsos). Dimana, dominan publik kata Hanggoro memilih Ganjar Pranowo sebagai presiden.
Selanjutnya disusul Prabowo Subianto lalu di akhir terdapat nama Anies Baswedan yah perolehannya hanya di bawah 20 persen.
"Kemudian keterpilihannya dari 51,6 persen ini banyak ke Ganjar Pranowo sebesar 37,5 persen, kemudian Prabowo Subianto 33,1 persen dan Anies Baswedan 18,4 persen, tidak menjawab 11,0 persen," kata dia.
Baca juga: Survei LSI Denny JA: Elektabilitas Prabowo Unggul Capai 34,3 Persen, Ganjar Turun, Anies Stagnan
Dari hasil survei tersebut, Hanggoro menyimpulkan kalau sosok Ganjar Pranowo jago di segmen media pada survei yang dikeluarkannya saat ini.
"Jadi kecenderungan pemilih yang mengakses TV maupun yang mengakses sosial media lebih banyak memilih Ganjar Pranowo pada survei kali ini," tukas dia.
Sebagai informasi, survei bertajuk 'Pertarungan Capres di 4 Isu: Dari IKN hingga Medsos' ini sendiri dilakukan dalam periode 30 Mei-12 Juni 2023.
Adapun responden yang dilibatkan yakni sebanyak 1.200 orang dengan metode pengumpulan data yakni multi-stage random sampling.
Mekanisme pengumpulan datanya sendiri dengan menggunakan wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.
Sementara, dalam survei ini terdapat margin of error (MoE) kurang lebih 2,9 persen yang dilengkapi dengan riset kualitatif.