Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ziarah Kubur Syeikh Thahir Ibnu Asyur, Gus Mis Tingkatkan Hubungan Bilateral Indonesia-Tunisia

Ziarah kubur dilakukan pria yang akrab disapa Gus Mis itu menjadi soft diplomacy dimana membuka mata warga Tunisia.

Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Ziarah Kubur Syeikh Thahir Ibnu Asyur, Gus Mis Tingkatkan Hubungan Bilateral Indonesia-Tunisia
TribunJakarta.com/Y Gustaman
Dubes Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi (kiri) dan KH Ahmad Baso (kanan) memimpin ziarah kubro ke makam Alallamah Thahir Ibnu Asyur yang diikuti peserta Simposium Kawasan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kawasan Timur Tengah dan Afrika 2023 yang akan berlangsung dari 17-21 Juli 2023. Foto diambil pada Minggu (16/7/2023). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Duta Besar Indonesia untuk Tunisia, Zuhairi Misrawi melakukan ziarah kubur ke makam Alallamah Syekh Muhammad Thahir Ibnu Asyur.

Ziarah kubur dilakukan pria yang akrab disapa Gus Mis itu menjadi soft diplomacy dimana membuka mata warga Tunisia.

Diplomasi ini menjadi penting karena mengikatkan kembali spiritualitas dan pemikiran Thahir Ibnu Asyur sangat kontributif dalam moderasi beragama dan bernegara.

Baca juga: Gus Mis: Indonesia Bisa Jadi Poros Dunia Moderasi Islam

Pijakannya ini yang memberi warna moderasi beragama di Indonesia.

Gus Mis menjelaskan, Tunisia salah satu negara yang memiliki banyak waliyullah. Orang mengenal Tunisia al-mahrustah, yaitu Tunisia yang dijaga para wali Allah.

Thaha Ibnu Asyur salah satu sosok waliyullah Tunisia yang terkenal pengaruhnya di Timur dan Barat setelah Ibnu Khaldun, penulis Mukaddimah. Salah satu karya Thaha Ibnu Asyur adalah Ushul an-Nidzam a-Ijtimai yang membahas al-'itidal ad-dini atau moderasi beragama.

Dulu orang mengenal wajah-wajah kita orang Malaysia, tapi sekarang nama Indonesia terkenal

Baca juga: PPIH Siapkan Tasrih untuk Jemaah Haji Indonesia Ziarah ke Raudhah

Berita Rekomendasi

Thohir Ibnu Asyur adalah mufti sekaligus rektor Universitas Zaytunah, universitas tertua di dunia. Beliau sezaman dengan Presiden pertama Tunisia Habib Bourguiba, sahabat Bung Karno. Di Universitas Zaytunah ini banyak pelajar Indonesia mengambil Islamic Studies.

Di sisi lain, diplomasi ziarah kubur Thahir Ibnu Asyur ini membuka kesadaran warga Tunisia yang lama terpendam.

Diplomasi yang ditempuh Gus Mis seolah menampar, 'kenapa orang yang nun jauh di sana yang lebih mengenal Thaha bin Asyur ketimbang orang Tunisianya sendiri.'

"Alallamah Thahir Ibnu Asyur ada sosok ulama punya kebiasaan menulis sejak Subuh sampai Zuhur. Sampai sekarang banyak tulisannya yang belum dipublikasikan," begitu cerita Gus Mis saat makan malam di rooftop Al-Jeld Hotel di kawasan kota tua Tunisia pada Minggu (16/7/2023) malam.

Gus Mis mengakui, ziarah kubur Alallamah Thohir Ibnu Asyur membuka misi diplomasi Indonesia sejak April 2022 sampai sekarang diterima banyak warga Tunisia.

Banyak barokah dari soft diplomacy yang Gus Mis lakukan utamanya dalam hubungan bilateral Indonesia-Tunisia.

"Dulu orang mengenal wajah-wajah kita orang Malaysia, tapi sekarang nama Indonesia terkenal," ucap Gus Mis.

Barokah lainnya, dulu orang Indonesia masuk Tunisia harus menunggu visa sampai tiga bulan. Diplomasi ziarah kubur ini kemudian membuat pengurusan visa menjadi seminggu dan sampai akhirnya bebas visa seperti sekarang.

Bukan itu saja. Kini, kuota beasiswa bagi pelajar Indonesia yang semula 30 orang di Universitas Zaytunah tambah menjadi 50 orang. Dan ke depan bakal bertambah lagi.

Diplomasi ziarah kubur yang dilakukan Gus Mis dan pelajar Tunisia terutama anak-anak PCI NU Tunisia kemudian fotonya viral dan kemudian menghiasai pemberitaan media Tunisia.

Baca juga: KBRI Tunisia Gelar Pelatihan Menjadi Cendekiawan Muslim untuk Mahasiswa Indonesia di Tunisia

Kembali Mengenang Bung Karno

Sejak saat itu Gus Mis banyak menerima undangan media dari televisi, online dan surat kabar. Inilah pintu masuk diplomasi Gus Mis mengingatkan kembali bagaimana peran penting Indonesia sebagai sahabat Tunisia.

Kehadiran Gus Mis membangkitkan kembali kenangan orang-orang tua di Tunisia tentang Bung Karno saat berkunjung ke Tunisia setelah kemerdekaannya tahun 1960. Mereka bercerita betapa senangnya saat didatangi dan disalami satu per satu oleh Bung Karno.

Di dalam banyak kesempatan wawancara dengan media, Gus Mis banyak mengenalkan Indonesia, Pancasila dan wajah Islam yang moderat.

Gus Mis lebih dikenal dan dijuluki media Tunisia bukan sebagai dubes atau rajul siyasi atau politikus, tapi rajul mustaqof, cendekiawan. Dia adalah sayyidul sufara atau penghulunya para dubes. Gus Mis tampil nyentrik, tanpa protokoler yang ruwet, tanpa pengawalan.

"Orang-orang Tunisia banyak terpelajar. Makanya saya ketika berbicara ke media, memposisikan sebagai cendekiawan. Karena mereka terpelajar dan terbuka untuk pemikiran," imbuhnya.

Tribun merasakan bagaimana warga Tunisia sangat mengenal Gus Mis. Tempo hari saat kelua imigrasi Bandara Tunisia, sejumlah warga mengajak Gus Mis mengobrol ringan.

Diakui Gus Mis, Tunisia yang bermazhab Maliki memang kurang akrab dengan tradisi ziarah kubur, beda dengan orang-orang di Indonesia yang mayoritas ahlus sunnah wal jamaah dan bermazhab Syafii.

Baca juga: Buku Menjadi Jembatan Diplomasi Indonesia dan Tunisia

Tapi fadilah ziarah kubur Thahir Ibnu Asyur memudahkan jalan diplomasi Indonesia bisa masuk dan merembes ke alam pikiran orang-orang Tunisia. Tak jarang Gus Mis diundang mengisi stadium generale di kampus-kampus di sana.

Nata Sutisna mahasiswa Indonesia, bercerita kepada Tribun dalam salah satu kesempatan Gus Mis menjadi pembicara saat pengenalan mahasiswa baru di salah satu kampus.

Inilah yang membuat dubes-dubes negara lain heran, kenapa bisa sebegitu terkenalnya dubes Indonesia di mata media Tunisia. Bahkan, salah satu dubes bingung sudah mengeluarkan banyak uang agar dikenal media tapi tak manjur. Kebalikannya dengan Gus Mis.

Ziarah kubur Thahir Ibnu Asyur ini kemudian menjadi rutinitas mahasiswa Indonesia di Tunisia terutama pelajar dari kalangan Nahdyilin setiap tanggal 15 tiap bulannya.

Lewat ziarah kubur ini, Gus Mis sudah dianggap menjadi bagian keluarga Thaha bin Asyur. Keluarga Thah bin Asyur di Tunisia memang dikenal sebagai ulama pemikir dan melahirkan banyak karya.

Menguatkan Literasi Mahasiswa Indonesia

Karya Thaha bin Asyur sudah diakrabi Gus Mis sejak kuliah di Kairo, Mesir. Salah satu karyanya tentang ensiklopedi tafsir sekaligus magnum opusnya yang berjudul At-Tahrir wat Tanwir 15 jilid.

Berkah dari Thahir Ibnu Asyur kemudian Gus Mis sebarkan dengan menghibahkan kitab At-Tahrir wat Tanwir di perpustakaan Wisma Nusantara, perpustakaan KBRI Tunisia dan semua sekretariat mahasiswa.

Ini ditempuh untuk membangkitkan semangat literasi mahasiswa Indonesia di Tunisia.

Ia tak menyangka pergulatannnya dengan karya-karya Thahir Ibnu Asyur membuka jalan hidupnya dan sejak April 2022 ditugasi Presiden Jokowi sebagai Dubes Indonesia untuk Tunisia.

Gus Mis sadar, para mahasiswa ini yang di kemudian hari membawa peradaban moderasi Islam di Indonesia. Sehingga mereka dicekoki kitab-kitab berkualitas dari ulama dan pemikir besar Tunisia. Dan jika gelombangnya semakin besar akan mewarnai khazanah peradaban dunia Islam.

Dampak positif dari diplomasi ini juga, hubungan bilateral Indonesia-Tunisia menguat. Paling terasa adalah naiknya ekspor Indonesia ke Tunisia.

Semula ekspor Indonesia ke Tunisia 100 juta US Dollar menjadi 250 juta US Dollar. Ini berlaku sejak 1 Juli 2023. Ekspor unggulan Indonesia ke Tunisia meliputi kelapa sawit, furnitur, tekstil, bahan kimia hingga kayu gaharu.

"Saat ini preferential trade agreement dalam proses. Kalau sudah selesai maka ekspor Indonesia bisa naik menjadi 500 juta dolar AS. Pihak Tunisia sudah meminta PTA ini dilanjutkan," imbuh Gus Mis.

Nah, kemarin Gus Mis memimpin langsung ziarah kubro ke makam Thahir Ibnu Asyur yang diikuti narasumber dan mahasiswa sekaligus mengawali Simposium Kawasan Perhimpunan Pelajar Indonesia Kawasan Timur Tengah dan Afrika 2023 yang akan berlangsung dari 17-21 Juli 2023.

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Ziarah Kubur Syeikh Thahir Ibnu Asyur, Diplomasi Dubes Indonesia Zuhairi Misrawi Buka Mata Tunisia

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas