Pengamat Soroti Visi Kepemimpinan Erick Thohir di Dua Posisi Ketua Umum PSSI Menteri BUMN
Analisis merujuk pada naiknya elektabilitas Erick Thohir di berbagai lembaga survei sebagai calon wakil presiden pilihan masyarakat pada Pemilu
Penulis: Erik S
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Pengamat Soroti Visi Kepemimpinan Erick Thohir di Dua Posisi Ketua Umum PSSI Menteri BUMN
Laporan Wartawan Tribunnews, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dekan Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Prof Dr Suryanto memberikan analisis terkait langkah Erick Thohir dalam kapasitasnya sebagai Menteri BUMN dan Ketua Umum PSSI.
Analisis merujuk pada naiknya elektabilitas Erick Thohir di berbagai lembaga survei sebagai calon wakil presiden pilihan masyarakat pada Pemilu mendatang.
Dia menilai, apa yang dilakukan Erick Thohir di dua posisi baik di BUMN maupun di PSSI saat ini, menunjukkan kecapakan dalam memimpin.
Hal itu juga merujuk visi yang dilakukan Erick saat menjalankan tugas.
Baca juga: Elektabilitas Erick Diperkirakan Akan Naik Karena Sukses di PSSI dan BUMN
Pada beberapa kesempatan, Erick menyatakan visinya dalam menjalankan tugas adalah mendengarkan.
Selain visi mendengar, di berbagai kesempatan Erick juga kerap memberikan contoh mengenai etos kerja, jujur dan amanah.
"Bisa saja apa yang dilakukan Erick di berbagai kesempatan dengan memberikan contoh kepemimpinan di BUMN dan PSSI menjadi salah satu indikasi sebagai calon pemimpin nasional yang baik. Situasi sosial politik dan ekonomi mendatang sangat membutuhkan sosok pemimpin yang lengkap. Namun saya ingin menyembut nama sosok," ucap Suryanto, Selasa (18/7/2023).
Secara psikologis, kata dia pemimpin memberikan contoh yang baik dan konsisten akan mempengaruhi anak buahnya.
Jika calon pemimpin memiliki karakter yang ideal, maka mau tak mau menurut Suryanto akan mempengaruhi anak buahnya.
Karena secara psikologi prinsip pemimpin adalah mempengaruhi orang lain. Sehingga diharapkan dapat membawa perubahan yang lebih baik pada anak buahnya dan akhirnya kepada masyarakat.
Selain itu menurut Suryanto, di masa mendatang Indonesia membutuhkan calon pemimpin nasional yang tak sekadar transaksional dengan lembaga tertentu.
Sehingga calon pemimpin nasional mendatang memiliki komitment terhadap kemajuan bangsa Indonesia.