Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cegah Bullying, Unisma dan Unair Kerja Sama Pembentukan Satgas Anti Perundungan di Kampus

Unisma, Unanir dan INOVASI melakukan kolaborasi penguatan program karakter unggul dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Perundungan di Kampus.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Cegah Bullying, Unisma dan Unair Kerja Sama Pembentukan Satgas Anti Perundungan di Kampus
Istimewa
Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI-UNISMA), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB-UNAIR) Surabaya, dan INOVASI Jawa Timur (Jatim) melakukan kolaborasi penguatan program karakter unggul dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Perundungan di Kampus. Foto pimpinan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI-UNISMA), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB-UNAIR) Surabaya, dan INOVASI Jawa Timur (Jatim) saat Launching Satgas Anti Perundungan di UNISMA, Malang. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI-UNISMA), Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (FIB-UNAIR) Surabaya, dan INOVASI Jawa Timur (Jatim) melakukan kolaborasi penguatan program karakter unggul dan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Anti Perundungan di Kampus.

"Saya ucapkan selamat datang dalam rangka showcase kolaborasi penguatan program karakter unggul dan juga Satgas yang kita bentuk bersama dalam rangka menangani dan menghadapi atau mencegah perundungan,” ujar Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI-UNISMA), Anwar Sa’adullah.

Baca juga: Viral Bakar Sekolah karena Bullying, Ini 5 Cara untuk Kamu Hadapi Perundungan di Lingkunganmu

Hal tersebut diungkapkan Anwar pada Launching Satgas Anti Perundungan di UNISMA, Malang.

Satgas Anti Perundungan di Kampus ini untuk menciptakan ekosistem positif di lingkungan kampus.

Hal ini sejalan dengan implementasi hasil penguatan program karakter unggul.

"Dari implementasi karakter unggul yang kemudian nanti kita kerucutkan dalam pembentukan Satgas Anti Perundungan ini cepat kita cangkokkan, dapat kita sebarluaskan di seluruh fakultas yang ada di Universitas Islam Malang," kata Anwar.

Berita Rekomendasi

Pada kesempatan itu, Anwar mengatakan bahwa perundungan sering terjadi di lingkungan lembaga pendidikan.

Tidak hanya di kampus ataupun sekolah, bahkan perundungan juga terjadi di lingkungan pesantren yang menjadi kawah candradimuka para santri.

"Terus terang, sedikit ataupun banyak kita menyaksikan, kita merasakan, bahwa perundungan-perundungan itu terjadi di mana-mana termasuk juga di lembaga pendidikan," ucap Anwar.

Baca juga: Viral Sejumlah Bocah SMP Lakukan Bullying di Bandung hingga Ancam Bunuh Korban

"Bahkan (perundungan) bukan hanya di kampus, bukan hanya di sekolah, tapi di Pesantren yang itu menjadi kawah candradimuka para santri, itu juga banyak terjadi perundungan-perundungan,” tambah Anwar.

Kolaborasi antara UNISMA, UNAIR, INOVASI ini menghasilkan adaptasi Modul Pendidikan Karakter Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jama’ah (Aswaja) sekaligus menerapkannya di kalangan civitas akademika UNISMA.

Aswaja adalah tambahan yang menjadi kekhasan Nahdlatul Ulama (NU).

Modul itu juga mengintegrasikan nilai Gender, Equality, Disability, dan Social Inclusion (GEDSI).

"Maka, itu harus kita stop, harus kita hentikan karena kita ingin menjadi warga negara, warga bangsa yang bermartabat, yang ber-akhlakul karimah yang mengembangkan nilai-nilai Aswaja," tegasnya.

EPP and GEDSI Manager INOVASI, Philip Bebb yang hadir dalam acara itu mengatakan dampak besar yang ditimbulkan dari perundungan.

"Saya terkadang merasa bahwa banyak dari kita tidak menyadari dampak besar yang dapat ditimbulkan dari perundungan atau bullying di kehidupan kita," katanya.

Philip menceritakan teman perempuan di sekolahnya dulu menjadi korban perundungan hanya dikarenakan mengenakan pakaian yang tidak bersih, penampilan tidak menarik, dan menjadi target perundungan.

Bahkan, kata Philip, dia juga menjadi salah satu pelaku perundungan itu.

'Saya menyadari bahwa sejak itu hidup dari siswa perempuan tadi sangat menderita seumur hidupnya. Termasuk saya juga menjadi salah satu pelaku perundungan waktu itu. Kalau saya bisa memutar waktu, saya ingin memutar waktu dan saya ingin memohon maaf kepadanya," ungkap Philip.

Pada kesempatan itu, Philip mengingatkan perundungan memberikan dampak yang sangat buruk bagi seseorang.

Sehingga anti perundungan harus terus digalakkan terutama di lingkungan pendididkan agar tidak ada lagi korban.

"Jadi tolong diingat bahwa perundungan memberikan dampak yang sangat buruk kepada hidup seseorang dan oleh karena itu anti perundungan menjadi topik yang sangat penting," pungkas Philip.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas