Terima Penghargaan, Megawati Minta Kaum Perempuan Bersatu Cegah Stunting
Megawati Soekarnoputri menerima penghargaan sebagai Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting di Indonesia.
Editor: Content Writer
TRIBUNNEWS.COM - Presiden ke-5 RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menerima penghargaan sebagai Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting di Indonesia. Megawati sebagai penerima penghargaan dinilai telah berhasil menggerakkan seluruh kepala daerah di Indonesia serta para kader perempuan untuk bergotong-royong dan bersama-sama mencegah stunting.
Penghargaan itu merupakan kolaborasi Tribun Network bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh nasional yang berjasa dan peduli pada gerakan cegah stunting.
Penyerahan penghargaan tersebut dihadiri langsung Megawati Soekarnoputri di Studio 1 Kompas TV, Palmerah, Jakarta, Senin (17/7/2023).
CEO Tribun Network Dahlan Dahi pun mengumumkan langsung pemberiaan penghargaan kepada Megawati Soekarnoputri. "Dengan bangga, Tribun Network memberikan penghargaan sebagai Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting kepada Ibu Megawati Soekarnoputri," ucap Dahlan Dahi disambut tepuk tangan para tamu undangan.
Dahlan Dahi bersama News Director Tribun Network Febby Mahendra Putra dan juga Kepala BKKBN, DR (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (k) menyerahkan langsung penghargaan kepada Megawati Soekarnoputri.
Hadir menyaksikan penghargaan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawati dan Kepada BPIP Prof Yudian Wahyudi. Lalu, CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama dan CEO KG Media Andi Budiman.
Baca juga: Tribun Network-BKKBN Beri Penghargaan Inspirator dan Penggerak Cegah Stunting
Dalam sambutannya, CEO Tribun Network Dahlan Dahi mengatakan pihaknya mendapatkan informasi di lapangan mengenai tokoh-tokoh inspirasi pencegah stunting. Terutama, tokoh perempuan hebat yang menginspirasi. Menurut Dahlan, tokoh tersebut adalah Megawati Soekarnoputri.
"Seorang Ibu dengan pengaruh yang begitu besar memberikan perhatian pada masalah strategis bangsa ini, yaitu stunting, menginspirasi para pejabat dan para pengusaha, kader partai, para aktivis untuk bersama-sama mencegah stunting," kata Dahlan.
"Pada siang ini kami dengan bangga akan memberikan penghargaan kepada Ibu Megawati Soekarnoputri bersama beberapa tokoh yang menjadi penggerak cegah stunting di negara ini," sambung dia.
Dahlan juga menegaskan, bahwa Tribun Network akan terus berupaya mendorong pencegahan stunting di seluruh Indonesia untuk bersama-sama pemerintah menurunkan angka stunting hingga 14 persen.
Perempuan Bersatu
Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dalam pidatonya mengajak kaum perempuan muda Indonesia untuk bersatu untuk mencegah stunting. Sebab, Megawati menyakini bahwa generasi bangsa bisa maju lewat sumber daya manusia (SDM) yang unggul tanpa stunting.
Awalnya, Megawati menyoroti soal perilaku generasi muda saat ini yang ingin serba instan dalam mengambil keputusan. Termasuk soal memberikan asupan makan dan gizi bagi anak. Padahal, Megawati menilai bahwa asupan makan dan gizi bagi anak itu seharusnya menjadi prioritas utama dalam membangun tumbuh kembang anak.
"Kalau sekarang, anak sekarang tuh sangat praktis tetapi tidak berpikir bagi keturunannya. Makanya tadi ada gambar, anak sekarang itu hanya makannya mie," kata Megawati.
Megawati tak heran bahwa perilaku instan bisa menyebabkan terjadinya stunting anak. Dia pun bercerita soal usahanya yang terus memberikan asupan terbaik bagi anak-anaknya. Karena, menurut Megawati, hal itu bagian dari upaya membangun bangsa lewat generasi anak bebas stunting.
"Makanya, ayo, bersatulah kaum perempuan Indonesia. Saya kasih semangat nanti baru ngerasa dah, kamu-kamu itu kamu terdidik loh akan menjadi sesuatu buat bangsa ini," sambung Megawati yang disambut tepuk tangan para mahasiswa dan mahasiswi yang hadir dalam acara tersebut.
Ketua Umum PDI Perjuangan itu juga menantang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menurunkan angka stunting menjadi 0 persen dalam rentang waktu 13 tahun ke depan.
"Ayo Pak Hasto (Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN). Sekarang berapa jumlahnya persentase stunting? 21,6 persen kan. Dalam 13 tahun bisakah jadi 0 persen? Ayok ini tantangan loh," kata Megawati.
Megawati meminta semua pihak agar bekerja sama agar angka stunting 0 persen itu bisa tercapai dalam 13 tahun ke depan."Coba bayangkan. Jadi kapan kita mau maju, kapan? 13 tahun loh adik-adik," kata Megawati.
Baca juga: Megawati Tantang Turunkan Stunting Jadi Nol Persen Selama 13 Tahun, Begini Tanggapan Kepala BKKBN
Senada dengan Megawati, Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Emi Nurjasmi juga mengungkapkan bahwa perempuan bersama bidan punya peran penting dalam pencegahan stunting. "Perempuan dengan bidan, bermitra. Jadi kami punya tagline bidan sahabat perempuan. Karena memang kita di Indonesia bidan itu, semuanya perempuan," ujar Emi.
Ia pun menjelaskan tugas bidan memiliki hubungan erat dengan perempuan. Mulai dari siklus reproduksi, sebelum kehamilan, saat hamil, melahirkan hingga pelayanan alat kontrasepsi, termasuk bayi dan balita.
Apalagi, bidan dan perempuan sangat mudah untuk berkomunikasi."Karena kita ada di tengah masyarakat mudah diakses. Lebih 400 ribu bidan, sekitar 75 persen ada di masyarakat. Seperti pelayanan primer, Puskemas dan sebagainya," kata Emi.
Dari sisi edukasi ini bidan mempunyai peran mengintervensi stunting. Edukasi mulai diberikan sebelum menikah hingga sesudah kehamilan. "Kemudian tadi, bagaimana menjaga jarak kehamilan, tugas utama bidan adalah memberikan edukasi. Setelah itu kita melakukan pelayanan," katanya.
Sementara itu, keberhasilan Wali kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu beserta jajarannya dalam menekan angka kasus stunting menarik banyak perhatian. Perempuan yang biasa disapa Mbak Ita ini mengatakan, keberhasilan tersebut tidak lepas dari realisasi 5 pilar penanganan dasar stunting.
Adapun lima pilar yang menjadi dasar penanganan stunting yakni komitmen dari pimpinan, sosialisasi dan komunikasi, konvergensi dan koordinasi program pusat dan daerah, ketahanan pangan dan gizi, serta pemantauan evaluasi.
"Jadi bagaimana semua stake holder dari pemerintah kota semarang juga ada BKKBN, Kementerian Kesehatan ini semua bergerak termasuk tim penggerak PKK ini melakukan kegiatan-kegiatan yang bersama-sama," kata dia.
Baca juga: Kepala BKKBN: Jarak Kelahiran Anak Harus Diatur untuk Cegah Stunting
Kota Semarang diketahui menjadi jadi kota yang berhasil menurunkan angka stunting yang cukup signifikan. Dari 21,3 persen pada tahun 2021 menjadi 10,4 persen tahun 2022 atau berhasil menurunkan stunting sebesar 11 persen dalam kurun 1 tahun.
"Jadi di Kota Semarang ini kami mempunyai tagline konsep Bergerak bersama," ujar wali kota perempuan pertama Semarang ini.
Generasi muda pun dilibatkan untuk mencegah stunting dimana generasi muda kota Semarang. Selain itu membangun Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) yang dilengkapi dengan resep-resep masakan untuk cegah stunting yang ditulis oleh Presiden RI ke-5 yakni Megawati Soekarno Putri.
"Buku itu kita implementasikan di semua Dasa Wisma tim penggerak PKK sehingga ini yang menjadi salah satu penyebab turunnya stunting karena ibu-ibu diajak masak," kata dia. Kemudian juga membangun rumah Pelita yakni terobosan dalam upaya penanganan stunting dari hulu ke hilir.
Seperti pemberian pola asuh, penanganan gizi, sanitasi, dan lain-lain. Rumah Pelita tidak hanya untuk anak-anak stunting saja, namun juga mewadahi pelayanan bagi ibu hamil yang mengalami anemia dan kekurangan energi kronis (KEK). Maupun ibu yang mengalami stress setelah melahirkan.
"Alhamdulillah mungkin ini bisa jadi contoh juga dalam waktu 3 bulan anak-anak ini berat badannya untuk naik sekitar setengah kilogram dan apa tingginya ini eh tumbuh 0,5 sampai 1 cm," jelas dia.
Diharapkan melalui terobosan dan inovasi di Kota Semarang tersebut penurunan angka stunting yang diharapkan Presiden Jokowi pada tahun 2024 dapat terwujudkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.