Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemuda Dorong Optimalisasi Cadangan Migas Indonesia

dialog interaktif tersebut membahas bagaimana Indonesia mengelola secara optimal cadangan minyak dan gas nasional, saat negara dalam situasi darurat

Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Pemuda Dorong Optimalisasi Cadangan Migas Indonesia
ist
Dialog interaktif dengan tema “Mengoptimalkan Cadangan Minyak Nasional di Tengah Krisis Energi Dunia” pada Kamis (20/7/2023) kemarin. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pimpinan Pusat Kesatria Muda Respublika (PP KMR) menggelar dialog interaktif dengan tema “Mengoptimalkan Cadangan Minyak Nasional di Tengah Krisis Energi Dunia” pada Kamis (20/7/2023) kemarin.

Di kawasan Ciracas Jakarta Timur, dialog interaktif tersebut membahas bagaimana Indonesia mengelola secara optimal cadangan minyak dan gas nasional, di saat negara dalam situasi darurat.

Baca juga: Gudang Minyak Rusia di Sevastopol Krimea Terbakar, Diduga akibat Serangan Drone

Hadir dalam diskusi tersebut Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Jayabaya Farid Sudrajat, Koordinator Tata Kelola dan Pengelolaan Komoditas Kegiatan Hilir Migas Kementerian ESDM RI Mochamad Ilham Syah, Direktur Eksekutif Parwa Institute Muhammad Jusrianto, dan Dewan Pembina PP KMR Iwan Bento Wijaya.

Dalam paparannya, Ilham menyebutkan perlu adanya strategi dalam mewujudkan ketahanan dan kemandirian energi nasional seperti peningkatan produksi, peningkatan kapasitas kilang domestik existing, mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi, peningkatan pembangunan jaringan gas kota, peningkatan produksi LPG domestik, dan pembangunan transmisi gas dan LNG receiving terminal.

Menurutnya, ada kebutuhan mendesak dari dalam negeri terkait ketersediaan cadangan minyak dan gas di Indonesia. Sehingga juga diperlukan strategi antisipasi dalam menghadapi krisis energi.

“Ujung-ujungnya adalah kita memperoleh kedaulatan energi, kita memperoleh ketahanan energi, dan pembangunan di negara kita bisa berkelanjutan,” papar Ilham.

Senada dengan Ilham, Direktur Eksekutif Parwa Institute, Jusrianto menjelaskan bahwa kebutuhan yang besar dalam pemenuhan kebutuhan minyak dan gas di Indonesia muncul pasca Covid-19 dan saat invasi Rusia ke Ukraina.

Berita Rekomendasi

“Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak komoditi yang dapat dijadikan sebagai posisi tawar untuk mengoptimalkan statute Indonesia di mata dunia,” katanya.

Menurut Jusrianto, diperlukan adanya peta jalan terkait bagaimana menghadapi atau menemukan solusi krisis energi dunia yang tidak terlalu berpengaruh pada kondisi domestik Indonesia.

Lembaga Eksekutif Mahasiswa Universitas Jayabaya, Farid Sudrajat menyebutkan jika ketahanan energi adalah dasar keamanan nasional.

Menurutnya,ketahanan energi adalah aspek krusial dalam upaya negara memastikan ketersediaan energi yang cukup saat menghadapi situasi darurat.

Di tengah komitmen dunia pada transisi energi, lanjutnya, sektor minyak dan gas memiliki peran yang cukup penting.

Baca juga: Pembatasan Harga Minyak Rusia Picu Antrean Kapal Tanker di Lepas Pantai Turki

Peran penting tersebut meliputi kepastian pasokan energi nasional tetap stabil menuju transisi, turut berkontribusi pada pendapatan negara, sebagai alat negosiasi perdagangan dunia, serta sebagai pilar utama mewujudkan kedaulatan negara.

“Tentu ini diperlukan peran dari seluruh unsur, termasuk mahasiswa, seperti peningkatan kesadaran tentang pentingnya ketahanan energi, pengembangan dan advokasi kebijakan energi berkelanjutan, melakukan promosi inovasi teknologi dan riset di bidang migas, meningkatkan efisiensi energi dan penggunaan berkelanjutan, serta memberdayakan masyarakat dalam pengambilan keputusan energi,” paparnya.

Ketua Dewan Pembina PP KMR, Iwan Bento Wijaya menjelaskan bahwa selain penguasaan sumber daya alam negara juga perlu melakukan pengusahaan sumber daya alam, dalam hal ini berkaitan dengan industri hulu dan hilir sumber daya alam.

“Adapun Langkah-langkah yang dapat negara lakukan dalam penguasaan dan pengusahaan melalui penyertaan modal pada BUMN, menerapkan beberapa skema Busines to Business, ” ujarnya.

Berdasarkan pantauannya, negara membutuhkan biaya yang sangat besar untuk melakukan penelitian, riset, dan eksplorasi migas. Sehingga skema-skema tersebut mendesak dilakukan oleh industri hulu dan hilir.

Saat ini, lanjutnya, langkah yang dilakukan oleh PT Pertamina Hulu Energi sudah tepat. Pertamina Hulu Energi menjalankan penguasaan dan pengusahaan negara terhadap sumber daya alam.

“Sehingga berdampak pada penumbuhan profesionalitas perusahaan, peningkatan image perusahaan, peningkatan nilai perusahaan, kepercayaan pada akses pemodalan, dan akses pendanaan pasar modal,” tutupnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas