Angka Kematian Bayi Tinggi, Menkes: 80 Persen Ibu Hamil di Indonesia Tidak di-USG
Budi Gunadi mengaku baru mengetahui bahwa banyak ibu hamil di Indonesia yang tidak menjalani pemeriksaan Ultrasonografi (USG).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, RIAU - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan angka kematian bayi di Indonesia termasuk yang paling tinggi di dunia.
Dirinya mengungkapkan Indonesia saat ini masuk dalam 10 negara dengan kematian bayi terbanyak di dunia.
"Ibu-ibu tahu enggak? Kita lahirin bayi itu 4,8 juta setahun. Itu hampir sama dengan penduduk Singapura, Singapura 5 juta. Setahun kita lahir 4,8 juta, tapi kematian bayi kita paling tinggi 10 besar dunia," ungkap Budi Gunadi dalam penandatanganan Nota Kesepahaman Kemenkes dengan APRIL Group di Pangkalan Kerinci, Riau, Selasa (25/7/2023).
Budi Gunadi mengaku baru mengetahui bahwa banyak ibu hamil di Indonesia yang tidak menjalani pemeriksaan Ultrasonografi (USG).
Selama ini, kata Budi Gunadi, hanya 2.000 dari 10.000 Puskesmas yang memiliki mesin USG.
Sehingga jumlah ibu hamil yang tidak menjalani pemeriksaan USG mencapai 80 persen.
"Karena waktu saya masuk Puskesnas yang punya USG cuma 2.000 dari 10 ribu. Jadi cuma 10 persen. Jadi kira-kira 80 persen ibu dan bayi lahir di Indonesia tidak di USG," ucap Budi Gunadi.
Minimnya jumlah ibu hamil yang menjalani USG, menurut Budi, dapat membuat tingginya angka kematian bayi.
Hal ini dikarenakan tidak terpantaunya gizi dari bayi yang ada di dalam kandungan.
"Ya pantesan banyak yang wafat. Karena gak ketahuan gizinya seperti apa," pungkas Budi Gunadi.
Seperti diketahui, Kemenkes bekerjasama dengan APRIL Group, produsen pulp dan kertas yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.
Kerja sama ini dalam penguatan integrasi layanan kesehatan primer melalui skema Public-Private Partnership yang bertujuan untuk meningkatkan standar pelayanan mimimal (SPM) kesehatan bagi masyarakat.
Khususnya kesehatan ibu hamil dan anak balita, remaja, usia produktif dan lansia serta mendorong deteksi dini dan percepatan rujukan di tingkat pelayanan kesehatan primer melalui pendekatan siklus hidup.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.