PMII Temui Jokowi, Bahas Pemilu dan IKN
Ketua PMII Abdullah Syukri menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Abdullah Syukri menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (25/7/2023).
Abdullah mengatakan kedatangannya bersama jajaran pengurus PMII untuk bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi.
"Sebetulnya ini agenda silaturahim kebangsaan yang rutin dilakukan organisasi kami pergerakan mahasiswa Indonesia, hanya karena 2 tahun lalu pandemi sementara tahun lalu baru saya yang diterima sebagai Ketum. Tahun ini saya baru bisa membawa kepengurusan PB PMII," katanya usai pertemuan.
Dalam pertemuan tersebut Abdullah mengatakan PMII menyerahkan jurnal terkait Ibu Kota Nusantara (IKN).
Jurnal setebal 350 halaman tersebut merupakan hasil kajian PMII mengenai pembangunan IKN di Kalimantan Timur.
Baca juga: Hadiri Puncak HUT ke-63 PMII di Solo, Ilyas Indra Harap Generasi Muda Jadi Pemilik Perubahan
"Jurnal akademik setebal 350 halaman yang mana ini membuktikan aktivis bisa berkontribusi terhadap pembangunan negeri pada masa mendatang," katanya.
Selain itu dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi juga dibahas mengenai gelaran Pemilu 2024 mendatang.
Kader PMII dari tingkat pusat hingga daerah terus mengkampanyekan atau mengajak anak muda ikut andil dalam menjaga Pemilu agar tetap sehat.
Baca juga: Rakernas PB IKA PMII Dorong Kontetasi Pemilu 2024 Utamakan Ide & Gagasan, Bukan Janji Politik Semata
"Besok kita menghadapi pesta pemilu yang 50 persen lebih pemilih muda, kita ingin pemuda tidak hanya menjadi gimik dalam politik pada tahun 2024. Kita juga sampaikan komitmen PMII terhadap bangsa dan negara untuk tidak menyebarkan hoaks, ujaran kebencian dan sebagainya," katanya.
Abdullah mengatakan meskipun PMII bermomunikasi dengan Presiden, hal itu tidak akan membuat daya kritis hilang.
Ia memastikan PMII akan selalu bersikap kritis menyikapi isu-isu kebangsaan.
"Meski kita berkomunikasi langsung dengan presiden di Istana tapi tidak mengurangi daya kritis kita dalam mendalami isu kebangsaan saat ini," pungkasnya.