Wakil Ketua MPR: Optimalkan Semua Potensi Hadapi Dampak El Nino di Tanah Air
Menurut Lestari, catatan World Meteorological Organization (WMO) pada Mei 2023 menyebutkan, suhu global cenderung meningkat
Penulis: Malvyandie Haryadi
Editor: Erik S
Laporan Wartawan Tribunnews, Malvyndi Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Optimalkan semua potensi menghadapi dampak cuaca ekstrem dengan mengupayakan langkah antisipatif dan adaptif, serta menyediakan kebijakan yang dibutuhkan untuk menjamin ketahanan pangan, kesehatan dan ekonomi.
"Kita harus mengoptimalkan semua potensi yang kita miliki untuk bisa menjawab berbagai ancaman terkait dampak perubahan iklim dan kemarau panjang yang diperkirakan akan melanda Indonesia," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi daring bertema Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Puncak Ancaman El Nino di 2023, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (26/7/2023).
Baca juga: El Nino Mengancam Stok Gula Nasional, Begini Tanggapan GAPPMI
Menurut Lestari, catatan World Meteorological Organization (WMO) pada Mei 2023 menyebutkan, suhu global cenderung meningkat dan mencapai rekor baru dalam lima tahun mendatang.
Hal itu dipicu oleh gas rumah kaca yang memerangkap panas dan secara alami menyebabkan terjadinya peristiwa El Nino
Rerie, sapaan akrab Lestari berpendapat dalam setiap fenomena cuaca, seperti dampak El Nino, kerap kali sulit untuk dihindari dampaknya. Informasi terkait cuaca sangat dibutuhkan.
Diakui Rerie saat ini informasi BMKG cukup akurat sehingga bisa menjadi acuan bagi masyarakat luas dalam menyikapi dampak sejumlah fenomena cuaca yang terjadi.
Berdasarkan data tersebut, menurut Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, bagaimana kita bersikap dan penerapan strategi yang tepat, sangat menentukan dalam menekan dampak dari perubahan iklim dan El Nino yang terjadi.
Berbagai upaya dalam menyikapi dampak perubahan iklim itu, menurut Rerie, juga harus ditempatkan sebagai bagian pemenuhan SDGs No. 13 yaitu penanganan perubahan iklim dengan mengambil tindakan sesegera mungkin untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya.
Diskusi kali ii dimoderatori, Anggiasari Puji Aryatie (Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI) itu menghadirkan Prof. Dwikorita Karnawati, M.Sc, Ph.D (Kepala Pusat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika/ BMKG), Dr. Rustian, S.Si., Apt., M.Kes (Plt. Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Bencana /BNPB) dan Dr. Rachmi Widiriani (Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan, Badan Pangan Nasional), sebagai narasumber.
Baca juga: BMKG Ajak Masyarakat Bersiap Antisipasi Dampak El Nino
Selain itu, hadir pula Avianto Amri, Ph.D (Ketua Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia/MPBI) sebagai penanggap.
Pada kesempatan yang sama, Plt. Sekretaris Utama BNPB, Rustian mengutip pidato Presiden Joko Widodo yang menyebutkan bahwa apa yang ditakuti dunia saat ini adalah bukan lagi pandemi atau perang, tetapi perubahan iklim. Karena perubahan iklim menyebabkan frekuensi bencana meningkat.
Menurut Rustian perubahan iklim menyebabkan bencana hidrometeorologi yang menyebabkan kekeringan, peningkatan suhu, hingga kebakaran hutan.
Catatan BNPB, tambah dia, pada rentang 1 Januari 2023-25 Juli 2023 tercatat 2034 kejadian bencana. Pada pekan terakhir Juli 2023, bencana di Indonesia masih diwarnai oleh kebakaran hutan, banjir, puting beliung, kekeringan dan tanah longsor.
Menurut Rustian, pada rentang Agustus-September 2023 masyarakat harus mewaspadai dampak El Nino.
Baca juga: Fokus ke Pertumbuhan Ekonomi dan Antisipasi El-Nino, Menko Airlangga Apresiasi Pemerintah Daerah