Misteri Kematian Bripda IDF Ditembak Seniornya Terkuak, Jumat Sempat Video Call Ibunya yang Ultah
Fakta baru kematian Bripda Ignasius Dwi Frisco Sirage di Rusun Polri Cikeas, Bogor, pada Minggu, 23 Juli 2023 pukul 01.40 WIB dinihari terkuak.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fakta baru kematian polisi Bripda Ignasius Dwi Frisco Sirage di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, pada Minggu, 23 Juli 2023 pukul 01.40 WIB dinihari terkuak.
Dua hari sebelum kematian korban, yakni pada hari Jumat, 21 Juli 2023, Bripda Ignasius sempat menelepon ibunya, Inosensia Antonia Tarigas, A.Md.KG, yang sehari-hari bekerja di Puskesmas, yang hari itu sedang merayakan ulang tahun.
Informasi ini disampaikan oleh Jelani Christo, kuasa hukum keluarga almarhum Bripda Igansius.
Karena itu ketika keluarga pertama kali mendapat pemberitahuan dari Mabes Polri bahwa Bripda Ignasius Dwi meninggal karena sakit keras, keluarga tidak percaya.
Mereka malah curiga dan ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jelani mengatakan mendapat pemberitahuan kematian Bripda Dwi Frisco dari Mabes Polri pada Minggu pagi sekitar pukul 10.00 WIB atau beberapa jam setelah kejadian penembakan.
Hari Senin keesokannya perwakilan keluarga terbang ke Jakarta melalui Pontianak dengan diantar petugas kepolisian yang menjemputnya di Pontianak.
Jelani mengatakan, saat melihat autopsi keluarga tidak melihat adanya luka seperti lebam pada tubuh korban. Namun keluarga menemukan ada luka tembakan di leher. Pihaknya menyayangkan adanya kejanggalan tersebut.
Y Pandi, ayah almarhum Bripda Ignatius Dwi Frisko Sirage mengataka, putranya sempat melakukan panggilan video bersama keluarga dan juga kekasih almarhum pada Sabtu 22 Juli 2023 malam hingga Minggu 23 Juli 2023 pukul 01.00 WIB dini hari.
Panggilan video tersebut menjadi kali terakhir Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage berkomunikasi dengan keluarganya.
Baca juga: Keluarga Sebut Bripda Ignatius Sempat Cekcok Sebelum Tewas Tertembak, Densus 88 Beri Penjelasan
"Kami ada komunikasi jam delapan (malam). Kami masih video call. Sampai kepada kakaknya juga, pacarnya juga. Kami sampai jam 1. Ceweknya di Pontianak," ungkap Y. Pandi, ayah Bripda Ignatius ditemui Tribun Pontianak di rumah duka, Desa Paal, Kabupaten Melawi, Kamis 27 Juli 2023.
Kesaksian Ayah Korban
Y Pandi, ayah kandung Bripda Ignatius Dwi Frisco (IDF) Sirage dalam wawancara dengan Kompas TV menuturkan, putranya sempat cekcok sebelum tewas ditembak senior karena menolak tawaran bisnis senpi ilegal di Densus 88.
Informasi itu dia dapatkan dari penyidik kepolisian yang melakukan identifikasi kasus tersebut.
"Anak saya tidak pernah bercerita tentang senpi tetapi menurut keterangan dari tim penyidik saat kami berada di Jakarta kemarin," ujar Y Pandi dikutip dari wawancara Kompas TV, Kamis (27/7/2023).
"Mereka memberi keterangan bahwa sempat cekcok ketika senior ini mungkin menawarkan bisnis senpi ilegal kepada anak saya tetapi mungkin barangkali anak saya menolak," tutur dia.
Ketika menolak itulah kemungkinan cekcok dan berakhir pada penembakan.
Baca juga: Dugaan Bripda Ignatius Dibunuh, Keluarga: Direncanakan Matang oleh Senior dan Rekan di Densus 88
"Karena dia takut dan tahu barang itu ilegal sehingga barangkali IDF tidak berani dan tidak lama kemudian di pelaku ini mengambil senpi di tasnya dan itu meledak mengenai leher anak saya,yang tembus di bawah telinga sampai tembus ke dinding," jelas dia.
Tak Pernah Ceritakan Bisnis Senjata
Masih dari informasi penyidik, Y Pandi mengatakan, senior yang mendatangi anaknya pada malam kejadian berjumlah tiga orang.
"Keterangan tim penyidik Densus 88 bahwa ketika senior ini datang ke flatnya dan menawarkan senjata barangkali, mungkin yang tadi saya ceritakan bahwa di situ terjadi cekcok ya mungkin karena anak-anak menolak atau apa sehingga terjadi cekcok," terang dia.
Pandi mengatakan almarhum Bripda IDF selama ini tidak pernah bercerita soal bisnis senpo. Namun penyidik Densus 88 menerangkan kepada pihak keluarga bahwa pelaku kemungkinan menawarkan senpi kepada anaknya.
Namun anaknya tak berani dan menolak tawaran rekan-rekannya tersebut.
“Anak saya tidak pernah bercerita bisnis senpi tapi menurut keterangan penyidik Densus 88, mereka memberi keterangan bahwa ketiga pelaku senior ini mungkin menawarkan senpi kepada anak saya."
"Barang kali anak saya menolak karena dia takut dan tahu barang itu ilegal jadi tidak berani,” kata Pandi.
Pandi menuturkan setelah itu, pelaku mengambil senpi dari tas, hingga terjadi letupan. Letupan peluru yang keluar mengenai leher Bripda IDF hingga menembus telinga dan mengakibatkan Bripda IDF tewas.
“Tak lama kemudian si pelaku ini mengambil senpi di tasnya dan senpi itu meledak mengenai leher anak saya sampai tembus di bawah telinga sampai tembus ke dinding lagi,” tuturnya.
Pandi menyatakan jumlah pelaku ada 3 orang yang seluruhnya merupakan senior anaknya. Hal ini berdasarkan keterangan dari tim penyidik Densus 88 yang disampaikan ke pihak keluarga.
“Tiga orang senior. Itu menurut keterangan dari tim penyidik Densus pada kami,” kata dia.
Baca juga: Bripda Ignatius Tewas Tertembak, Berawal dari Ajakan Bripda IMS untuk Bertemu pada Sabtu Malam
Sampai saat ini, Y Pandi yang merupakan Sekretaris Inspektorat di Pemerintah Kabupaten Melawi ini belum mengetahui berapa tersangka yang telah ditetapkan dalam kasus memilukan ini.
Bripda IDF disemayamkan pada Selasa, 25 Juli 2023 di rumah duka, Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi dan kemudian dimakamkan pada Rabu 26 Juli 2023.
Kronologi Penembakan Versi Densus 88
Juru Bicara Densus 88 AT Polri Kombes Pol Aswin Siregar membeberkan kronologi awal insiden tewasnya Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage yang ditembak oleh rekan sesama polisi.
Kasus penembakan terhadap Bripda IDF bermula saat almarhum mengajak Bripda A berkunjung dan bertemu di salah satu flat Rusun Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 22 Juli 2023 malam pukul 22.35 WIB.
Pada pukul 01.38 WIB, mereka berkumpul di kamar flat Rusun Cikeas bersama Bripda A, dan Bripda Y.
Kemudian pada sekitar pukul 01.42 WIB, salah satu dari rekan almarhum mengeluarkan senjata api (senpi) dari dalam tas untuk diperlihatkan kepada Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage.
Tiba-tiba senjata meletus mengenai leher Bripda Ignatius. Setelah Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage tertembak, langsung dibawa ke Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur.
Namun, dokter menyatakan Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage meninggal dunia pada saat tiba di rumah sakit.
Dua Pelaku Ditangkap
Terkait kasus mematikan ini ini, polisi sudah menangkap dua anggota Polri lainnya yakni Bripda IMS dan Bripka IG yang diduga merupakan pelaku.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada awak media, Rabu (26/7/2023) mengatakan, kasus polisi tembak mati polisi ini terjadi karena kelalaian.
"Terhadap tersangka yaitu Bripda IMS dan Bripka IG telah diamankan untuk dilakukan penyelidikan dan penyidikan terkait peristiwa tersebut," kata Ramadhan.
Dia memaparjan peristiwa berdarah ini terjadi di Rusun Polri Cikeas, Gunung Putri, Bogor, pada Minggu, 23 Juli 2023 dini hari sekitar pukul 01.40 WIB.
"Telah terjadi peristiwa tindak pidana karena kelalaian mengakibatkan matinya orang yaitu Bripda IDF. Yang pasti Polri tidak akan memberikan toleransi kepada oknum yang melanggar ketentuan atau perundangan yang berlaku," ujarnya.
Ramadhan mengatakan, kasus tersebut ditangani tim gabungan Propam dan Reskrim untuk mendalami terjadinya pelanggaran disiplin, pelanggaran kode etik ataupun pelanggaran pidana yang dilakukan oleh kedua pelaku.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.