Sahroni Minta BNPT Antisipasi Berbagai Potensi Ancaman Jelang Pemilu 2024
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai, potensi ancaman terorisme saat ini sangat beragam, terlebih menjelang Pemilu 2024.
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni menilai, potensi ancaman terorisme saat ini sangat beragam, terlebih menjelang Pemilu 2024.
Sebab itu, Sahroni meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme maupun paham radikal yang dapat masuk melalui banyak celah.
"Era saat ini sudah canggih, ancaman terorisme ataupun paham radikal bisa masuk lewat mana-mana. Apalagi menjelang tahun politik, aktivitas sosial media sosial meningkat, sudah pasti sasarannya anak-anak muda. Sehingga penting bagi BNPT untuk selalu aware dan catch up dengan perkembangan saat ini. Pelajari modus-modus terbarunya," kata Sahroni dalam keterangannya Rabu (2/8/2023).
Untuk itu, Sahroni meminta agar BNPT membuat lebih banyak program yang dekat dengan anak muda.
Tujuannya agar BNPT dapat meminimalisir tersebarnya paham radikalisme di tengah generasi muda.
"BNPT harus buat lebih banyak program untuk anak muda, maksimalkan penggunaan media sosial. Karena generasi saat ini sudah tidak mau kalau pakai cara-cara lama, harus yang selaras dengan generasi mereka. Saya yakin BNPT pahami tantangan itu," ucap Sahroni.
Lebih lanjut, Sahroni mengapresiasi capain kinerja BNPT, dimana Kepala BNPT Komjen Pol Rycko Amelza Dahniel mengklaim, serangan terorisme di Indonesia terus menurun sejak tahun 2018.
Rycko mengatakan, penurunan kasus serangan terorisme mencapai lebih dari 89 persen.
Namun, Sahroni turut meminta BNPT selalu mengedepankan langkah-langkah inovatif serta kolaboratif dalam menghadapi ancaman terorisme.
"Angka serangan terorisme ini tidak bisa menjadi alat ukur satu-satunya, karena pastinya masih banyak yang bergerak secara underground. Terlebih, serangan teroris itu bentuknya banyak, bisa serangan langsung hingga doktrin. Jadi BNPT harus terus menciptakan program-program inovatif serta kolaboratif guna redam segala ancaman tersebut," pungkas Sahroni.