Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Densus 88 AT Tangkap 5 Tersangka Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar di Boyolali dan Sukoharjo

Densus 88 AT menangkap total lima tersangka yang berkaitan dengan peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar pada 7 Desember 2022 lalu.

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Densus 88 AT Tangkap 5 Tersangka Bom Bunuh Diri Polsek Astana Anyar di Boyolali dan Sukoharjo
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
ILUSTRASI - Densus 88 AT menangkap total lima tersangka yang berkaitan dengan peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar pada 7 Desember 2022 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Tim Detasemen Khusus 88 (Densus 88) Anti Teror telah menangkap lima tersangka bom bunuh diri Polsek Astana Anyar, Bandung yang terjadi pada 7 Desember 2022 lalu.

Hal ini disampaikan oleh Karo Penmas Div Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Solo, Jumat (4/8/2023).

"Lima tersangka yang telah ditangkap dan diamankan ini kaitannya dengan peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astana Anyar," ujarnya dikutip dari YouTube Kompas TV.

Ramadhan mengungkapkan kelima tersangka ditangkap di lokasi yang berbeda yaitu di Boyolali dan Sukoharjo.

Untuk tersangka pertama berinisial S yang ditangkap pada Selasa (1/8/2023) di Desa Kayu, Kecamatan Banyudono, Boyolali di kediamannya.

Baca juga: Densus 88 Cari Bukti di Tempat Pembuangan Sampah Terduga Teroris di Pinggir Sungai di Boyolali

Selain itu, kata Ramadhan, Densus 88 juga menggeledah rumah S dan menyita beberapa barang bukti yang berkaitan dengan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar.

"Dan barbuk yang telah diamankan kaitannya adalah terkait dengan peristiwa bom bunuh diri di Astana Anyar," tuturnya.

Berita Rekomendasi

Kemudian, tersangka kedua berinisial T yang ditangkap pada Rabu (2/8/2023) di Desa Cemani, Kecamatan Grogol, Sukoharjo.

Lalu tersangka ketiga berinisial PS ditangkap di hari selanjutnya yakni Kamis (3/8/2023) di Desa Kedung Lengkong, Boyolali.

Di hari yang sama, Densus 88 kembali menangkap tersangka berinisial AF alias AS di Desa Keden Gentan, Sukoharjo.

Baca juga: Densus 88 Ringkus Terduga Teroris di Boyolali, Temukan Samurai saat Penggeledahan

Sementara tersangka terakhir yaitu R alias UD sudah ditangkap terlebih dahulu pada Kamis (27/7/2023).

Ramadhan mengatakan para tersangka kini tengah diperiksa lebih lanjut oleh Densus 88.

"Jadi ada lima tersangka yang telah diamankan dan ditangkap dan saat ini dalam pemeriksaan lebih lanjut oleh Densus," katanya.

Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa identitas pelaku bom Astana Anyar adalah Agus Sujatno, mantan napi teroris kasus bom panci Cicendo.
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo memastikan bahwa identitas pelaku bom Astana Anyar adalah Agus Sujatno, mantan napi teroris kasus bom panci Cicendo. (Ist via Tribun Cirebon)

Sebelumnya, peristiwa bom bunuh diri terjadi di Polsek Astana Anyar, Bandung pada 7 Desember 2022 pukul 08.20 WIB.

Dalam peristiwa ini, pelaku yaitu Agus Sujatno alias Agus Muslim tewas di lokasi kejadian.

Selain Agus, satu polisi yaitu Aipda Sofyan juga gugur.

Bahkan, Aipda Sofyan sempat menghalangi Agus Sujatno untuk masuk ke Polsek Astana Anyar.

Nahas, apa yang dilakukan Aipda Sofyan justru membuat dirinya gugur.

Baca juga: Densus 88 Masih Pelajari Motif Selain Tolak KUHP, Ungkap Kasus Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar

Sementara, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyebut Agus Sujatno sulit dideradikalisasi.

Sebagai informasi, Agus merupakan mantan narapidan teroris (napiter) yang sempat ditahan di Lapas Nusakambangan terkait kasus bom panci Cicendo.

Listyo menyebut dalam proses deradikalisasi, Agus Muslim masih tergolong status merah atau masih menganut paham radikal sehingga sulit untuk dirubah.

"Yang bersangkutan sebelumnya ditahan/diproses di Nusakambangan, artinya dalam tanda kutip masuk kelompok yang masih merah," ujar Sigit.

Dia mengakui, proses deradikalisasi memanglah tak mudah.

Apalagi, Agus Muslim masih terafiliasi dengan jaringan terorisme Jemaah Ansharut Daulah (JAD) wilayah Bandung, Jawa Barat.

Agus, kata Listyo, cenderung selalu menghindar saat proses deradikalisasi.

"Tentunya untuk proses deradikalisasi tentunya membutuhkan teknik dan taktik yang berbeda karena yang bersangkutan masih susah untuk diajak bicara masih cenderung menghindar walaupun sudah mulai melaksanakan aktivitas," ucapnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Abdi Ryandha Sakti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas