Poin-poin Klarifikasi Rocky Gerung, Minta Maaf, tapi Bukan ke Jokowi hingga Singgung Sikap Moeldoko
Berikut poin-poin klarifikasi Rocky Gerung terkait polemik tudingan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Pravitri Retno W
![Poin-poin Klarifikasi Rocky Gerung, Minta Maaf, tapi Bukan ke Jokowi hingga Singgung Sikap Moeldoko](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/keterangan-rocky-gerung-terkait-dugaan-penghinaan-presiden_20230804_164339.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Akademisi Rocky Gerung memberikan klarifikasi di hadapan awak media setelah sejumlah pihak menudingnya melakukan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Klarifikasi Rocky Gerung dilakukan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (4/8/2023).
Rocky Gerung sempat melontarkan permintaan maaf karena ungkapannya menimbulkan perselisihan dalam beberapa waktu terakhir.
Ia juga sempat menyinggung soal proyek Ibu Kota Negara (IKN) hingga sikap Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, terkait ucapannya.
Berikut sejumlah poin pernyataan dalam klarifikasi Rocky Gerung:
Baca juga: Polemik Pernyataan Rocky Gerung, TGB: Orang yang Berkata Kasar Jangan Dijadikan Model
1. Sampaikan Permintaan Maaf
Rocky Gerung meminta maaf terkait polemik yang muncul setelah ucapannya yang dianggap menghina Presiden Jokowi.
Tetapi, permintaan maaf Rocky Gerung tidak ditujukan kepada Presiden Jokowi.
Rocky Gerung juga menegaskan tidak menujukan permintaan maafnya itu untuk PDIP atau relawan Jokowi.
Rocky meminta maaf telah menyebabkan perselisihan dalam masyarakat terkait ucapannya terhadap Presiden Jokowi itu merupakan hinaan atau kritikan.
"Saya sudah minta maaf, karena saya menyebabkan perselisihan itu berlangsung, itu intinya. Bukan saya minta maaf kepada PDIP atau minta maaf kepada relawan, itu soal lain itu," ungkap Rocky Gerung dalam konferensi pers, Jumat (4/8/2023).
"Bahwa saya menyebabkan dalam satu minggu ini orang berselisih, ini hinaan atau kritikan, kan dasarnya itu kan," imbuhnya.
Baca juga: Beda Jawaban Rocky Gerung pada Mahfud MD dan Moeldoko soal Dugaan Hina Jokowi: Saya Mau Tegur
2. Tegaskan Ucapannya adalah Kritikan
![Akademisi Rocky Gerung memberikan keterangan saat konferensi pers di Jakarta, Jumat (4/8/2023). Dalam keterangannya, Rocky Gerung meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi terkait dugaan penghinaan terhadap Presiden Joko Widodo.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/keterangan-rocky-gerung-terkait-dugaan-penghinaan-presiden_20230804_164830.jpg)
Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung juga menegaskan ucapannya adalah kritik terhadap kedudukan Jokowi.
"Sekali kagi saya menyesalkan bahwa persoalan hukum yang dari awal saya katakan, ini adalah kritik saya terhadap Pak Jokowi yang saya ucapkan secara tajam, yang biasanya saya ucakan di mana-mana."
"Saya tidak mengkritik atau menghina Jokowi sebagai individu, tidak, karena nggak ada urusannya kepada Pak Jokowi," tegasnya.
Rocky menilai, Jokowi tak mau melaporkan dirinya ke pihak berwajib karena mengerti maksud yang disampaikannya.
"Saya kira Pak Jokowi mengerti, itu yang menyebabkan Pak Jokowi tidak mau melaporkan saya."
"Kan Pak Jokowi mengerti bahwa yang saya ucapkan kritik terhadap kedudukan publik atau jabatan publik dia," ungkap pengamat politik itu.
Rocky Gerung pun memahami, kemarahan sejumlah pihak karena belum bisa membedakan antara kritik publik dan dendam pribadi.
"Saya paham kemarahan sebagian pihak belum bisa membedakan kritik publik dan dendam pribadi, saya tidak punya dendam apa-apa dengan Pak Jokowi," ucapnya.
Baca juga: Tak Kapok, Rocky Gerung Tegaskan Bakal Tetap Jadi Pengkritik Kebijakan Pemerintah
3. Tak Punya Dendam Pribadi
Rocky Gerung menyebut dirinya tak memiliki dendam pribadi kepada Presiden Jokowi pasca melontarkan kritikan pedas.
Menurutnya, ujaran tersebut sebagai pengingat pemerintahan Jokowi untuk mengevaluasi beragam kebijakan.
"Ini saya enggak ada dendam dengan Pak Moeldoko, Pak Jokowi. Saya menganggap bahwa kebijakan mereka harus dievaluasi," kata dia.
4. Heran Digugat Masyarakat Dayak saat Kritik IKN
Dalam kesempatan itu, Rocky Gerung juga mengaku heran atas sikap masyarakat adat Dayak yang justru menggugatnya terkait kritikannya soal Ibu Kota Negara (IKN).
Padahal, Rocky menyebut kritikan tersebut adalah wujud pembelaan dirinya kepada hak masyarakat adat.
"Tiba-tiba masyarakat Dayak menganggap saya menghina masyarakat Dayak, di mana hinaannya? Saya justru membela hak masyarakat adat untuk tidak dieksploitasi oleh investor China," ujar Rocky.
Rocky mengklaim telah diundang oleh universitas dan masyarakat adat ke IKN untuk dimintai pendapat.
Menurutnya, pembangunan IKN berbahaya secara diplomasi, geopolitik, dan kebudayaan.
"Karena pasti kalau ada IKN di situ masyarakat adat akan tersingkir itu, artinya hilang jejak kultural kita di situ."
"Jadi dari awal saya membela masyarakat adat Dayak, Banjar segala macam di situ," jelasnya.
Rocky pun menduga adanya provokasi terhadap masyarakat adat Dayak sehingga menggugat dirinya.
"Siapa yang provokasi teman-teman Dayak yang pernah berkali-kali mengundang saya itu, soalnya itu. Jadi saya mencintai bumi Kalimantan karena itu saya bertahan bumi jangan itu dijual," tegasnya.
5. Pertanyakan Sikap Moeldoko
![Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Moeldoko saat konferensi pers di Istana Kepresidenan, Jakarta pada Kamis (3/8/2023).](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ksp-moeldoko-saat-konpers.jpg)
Rocky Gerung juga menyoroti sikap Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko, yang menyatakan siap pasang badan untuk membela Presiden Jokowi dari pihak luar yang menghina kepala negara.
Rocky Gerung mengaku bingung dengan pernyataan Moeldoko.
Sebab, menurutnya mereka yang berhak memasang badan paling depan hanyalah relawan atas dasar rasa cintanya kepada Presiden Jokowi.
"Benar (seperti relawan), relawan itu berhak pasang badan karena rasa cintanya pada Presiden Jokowi," kata Rocky.
Rocky menyebut ciri seorang relawan ialah mereka memiliki mental yang menginginkan pujaan hatinya tidak boleh diganggu.
Selain itu relawan kata Rocky, umumnya memiliki kedekatan secara personal oleh seseorang yang disukai, sehingga ia larut dalam perasaan personal tersebut.
Sehingga menurutnya, istilah pasang badan yang disampaikan Moeldoko tidak tepat karena yang bersangkutan merupakan seorang pejabat publik, dalam hal ini Kepala Staf Presiden.
"Relawan pasti pasang badan karena kecintaan personalnya. Kan pak Moeldoko pejabat publik, masa sama pasang badan juga. Jadi istilah itu memang tidak tepat," kata Rocky.
6. Tidak Kapok Jadi Pengkritik
Rocky Gerung juga menyatakan tidak kapok dan akan tetap menjadi pengkritik kebijakan pemerintah.
Meskipun pernyataan sebelumnya dianggap menghina Presiden Jokowi dan membuat kegaduhan publik.
Rocky Gerung merasa polemik yang timbul justru menyadarkan masih banyak pihak yang belum mampu mencerna prinsip-prinsip berdemokrasi.
"Polemik itu yang justru menghidupkan gairah saya bahwa negeri ini belum mampu untuk mencerna prinsip-prinsip demokrasi."
"Jadi saya akan terus menjadi pengkritik itu, saya kira itu poinnya," ungkap Rocky Gerung.
Berita lainnya terkait Rocky Gerung dan Kontroversinya
(Tribunnews.com/Gilang Putranto, Suci Bangun DS, Rina Ayu Panca Rini, Yohanes Liestyo Poerwoto, Danang Triatmojo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.