Presiden Jokowi Jadi Korban Polusi Udara, Sebulan Alami Batuk
Orang nomor satu di Indonesia turut terdakpak polusi udara yang kian memburuk di Jabodetabek, Presiden Jokowi alami batuk hingga satu bulan.
Penulis: Theresia Felisiani
Pertama, kata Jokowi, yakni jangka pendek.
Jokowi menyebut, secepatnya harus dilakukan intervensi yang bisa meningkatkan kualitas udara di Jabodetabek lebih baik.
"Kemudian juga rekayasa cuaca untuk memancing hujan di kawasan Jabodetabek, dan menerapkan regulasi untuk percepatan penerapan batas emisi Euro 5 dan Euro 6, khususnya di Jabodetabek."
"Kemudian perbanyak ruang terbuka hijau dan tentu saja ini memerlukan anggaran. Siapkan anggaran," ungkap Jokowi.
Bila diperlukan, Jokowi menyebut, kantor perlu mendorong pelaksanaan kerja secara hybrid working: work from office, work from home.
"Mungkin saya enggak tahu nanti dari kesepakatan di Rapat Terbatas ini apakah 75:25 atau angka yang lain," terangnya.
Kedua, dalam jangka menengah.
Jangka menengah tersebut, yakni konsisten melaksanakan kebijakan mengurangi penggunaan kendaraan berbasis fosil dan segera beralih ke transportasi massal.
"Saya kira bulan ini LRT segera dioperasionalkan, MRT juga sudah beroperasi, kemudian Kereta Cepat bulan depan juga sudah beroperasi dan juga percepatan elektrifikasi kendaraan umum dengan bantuan pemerintah," kata Jokowi, dilansir Setkab.go.id.
Ketiga, menurut Jokowi, dalam jangka panjang perlu memperkuat aksi mitigasi.
Lalu, adaptasi perubahan iklim harus dilakukan pengawasan kepada sektor industri dan pembangkit listrik, terutama di sekitar Jabodetabek.
Terakhir, yaitu mengedukasi publik yang seluas-luasnya.
Wapres Tegaskan Pemerintah Sudah Serius Tangani Polusi Udara
Sementara itu, Wakil Presiden, KH Maruf Amin, menegaskan Pemerintah selama ini telah secara serius menanggulangi polusi udara di wilayah Jabodetabek.
Diketahui, kualitas udara Jabodetabek menjadi sorotan karena masuk kategori terburuk.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.