Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Makna Baju Adat Kawasaran, Dikenakan Kaesang-Erina hingga Raih Juara 4 di Upacara HUT RI

Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang mengenakan baju adat Kawasaran, berhasil boyong juara 4 baju adat terbaik di Upacara Kemerdekaan HUT RI.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Makna Baju Adat Kawasaran, Dikenakan Kaesang-Erina hingga Raih Juara 4 di Upacara HUT RI
YouTube Sekretariat Presiden
Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang mengenakan baju adat Kawasaran, berhasil boyong juara 4 baju adat terbaik di Upacara Kemerdekaan HUT ke-78 RI di Istana Negara, Kamis (17/8/2023). 

TRIBUNNEWS.com - Putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, bersama sang istri, Erino Gudono, meraih juara 4 busana adat terbaik saat Upacara Detik-detik Proklamasi HUT ke-78 RI di Istana Negara, Jakarta, Kamis (17/8/2023).

Kaesang dan Erina diketahui mengenakan baju adat Kawasaran dari Minahasa, Sulawesi Selatan.

Sebagai apresiasi, keduanya mendapat hadiah sepeda dari Jokowi.

"Nomor (juara) 4 harus agak lantang ngomongnya, Mas Kaesang," kata pembawa acara, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden.

Kaesang dan Erina yang mengetahui mendapat juara 4, tampak tersenyum ke arah kamera.

Baca juga: Momen Kocak Menteri Basuki Singkap Beskap Erick Thohir, Sri Mulyani Tak Bisa Menahan Tawa

Makna Baju Adat Kawasaran

Kawasaran, yang juga disebut Kabasaran, adalah tradisi tari perang dari Minahasa, Sulawesi Utara.

Dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, Kawasaran berarti orang kuat, disegani, ditakuti, dan berkuasa.

BERITA TERKAIT

Tradisi ini sudah ada sejak abad ke-16 untuk menggambarkan semangat patriotik rakyat Minahasa dalam membela dan mempertahankan tanah mereka dari ancaman musuh.

Dalam tarian Kawasaran, baju adat yang dikenakan terdiri dari kain tenun Minahasa untuk ikat pinggang, paruh burung Taong, bulu ayam jantan, tengkorak monyet, dan baju kulit kayu.

Dilansir aman.or.id, paruh burung Taong dipakai sebagai simbol kebesaran.

Lalu, tengkorak monyet sebagai simbol kehebatan ksatria yang berhasil membunuh musuh.

Dulunya, sebelum menggunakan tengkorak monyet, rakyat Minahasa menggunakan tengkorak musuh.

Namun, saat ini diganti memakai tengkorak monyet.

"Kalau dulu ini tengkorak manusia (musuh) dan menjadi lambang kekuatan saat perang, tapi sekarang diganti dengan tengkorak monyet," terang pelaku ritual dan pelatih tari Kawasaran, Tonaas Rinto Taroreh, kepada stylo.grid.id, pada Mei 2023.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas