Momen Jokowi di Peringatan Hari Konstitusi dan HUT Ke-78 MPR, Singgung Aturan Tak Boleh Kaku
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadiri acara peringatan Hari Konstitusi dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 MPR di Gedung Nusantara IV, Jumat (18/8/2023).
Penulis: Suci Bangun Dwi Setyaningsih
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara peringatan Hari Konstitusi dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 MPR di Gedung Nusantara IV, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat, (18/8/2023).
Jokowi tampak mengenakan batik lengan panjang bercorak kuning dan cokelat.
Dalam kesempatan tersebut, Jokowi menyampaikan sambutan di hadapan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo dan tamu undangan.
Ia juga mengucapkan selamat ulang tahun untuk lembaga Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI).
"Pertama-tama atas nama Pemerintah, bangsa, dan negara Selamat Hari Konstitusi dan selamat ulang tahun ke-78 kepada MPR RI," ucap Jokowi, dikutip dari kanal YouTube MPRGOID, Jumat (18/8/2023).
Baca juga: Bamsoet Pastikan Usulan MPR Kembali Jadi Lembaga Tertinggi Tak Ubah Sistem Pemilu
Jokowi mengatakan, peringatan HUT MPR ini dapat menjadi momentum untuk saling bertukar pikiran dalam membangun strategi bangsa di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian.
"Peringatan ini merupakan momentum yang strategis untuk mendiskusikan strategi bangsa dalam mencapai cita-cita di tengah kondisi dunia yang sering tidak terduga dan penuh ketidakpastian," imbuhnya
Orang nomor satu di Indonesia ini, juga sempat menyinggung soal visi bangsa yang ingin menjadi negara maju.
"Sering kita mengatakan kita ingin membangun masyarakat yang adil dan makmur, kita ingin menjadi negara yang maju, kita ingin menjadi negara yang sejahtera, semua visi ini benar. Namun menurut saya, untuk mengeksekusinya harus jelas tolak ukurnya," ucap Jokowi.
"Adil dan makmur apa tolak ukurnya? negara maju dan sejahtera apa tolak ukurnya? apakah pendapatan per kapita atau indeks pembangunan manusia atau tingkat pengangguran atau angka kemiskinan atau justru semuanya."
"karena visi jika tidak dirumuskan tolak ukurnya itu namanya jargon politik. Tidak jelas bentuknya, tidak bisa dijabarkan strateginya, tidak bisa dirumuskan langkah-langkahnya dan biasanya bisa dipastikan sulit akan terwujud," ucapnya.
"Artinya yang ingin saya katakan, visi besar itu jangan sampai hanya jargon politik, jangan hanya bahasa yang indah saja, yang enak didengarkan, jangan juga yang ada di awang-awang, visi besar itu harus membumi, visi yang taktis harus jelas tolak ukurnya," lanjut Jokowi.
Jokowi menilai, strategi besar dan strategi teknisnya harus jelas.
"Harus jelas langkah-langkahnya, harus jelas target waktunya, dan seterusnya. Ini penting agar rakyat bisa memahami, untuk bisa menang kita harus lebih baik dengan kompetitor," terang ayah dari Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka ini.
Baca juga: Presiden Jokowi Tanggapi Kritikan PDIP Soal Food Estate
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.