Dua Residivis Pemasok Senjata Api Karyawan KAI Terduga Teroris Terlibat ISIS?
Dua orang residivis perdagangan senjata api telah ditangkap setelah diketahui memasok senjata ke DE (28).
Editor: Hendra Gunawan
"Kasus DE masih dalam pengembangan dan penyidikan intensif dari petugas Densus 88,"
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua orang residivis perdagangan senjata api telah ditangkap setelah diketahui memasok senjata ke DE (28).
DE diketahui karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang telah diringkus polisi karena diduga terlibat jaringan teroris.
Dua residivis tersebut adalah R dan B yang selain sebagai pemasok senjata, perannya sedang diselidiki Polda Metro Jaya.
Keduanya juga sedang disidik apakah terlibat dengan jaringan terorisme atau tidak.
"Densus 88 Antiteror Polri mendalami peran R apakah terkait dengan jaringan teroris dan aksi teror, namun belum ditemukan keterkaitan," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar kepada wartawan, Sabtu (19/8/2023).
Kombes Aswin Siregar juga mengatakan DE membeli senjata api dari pelaku berinisial R alias B di Tambun Utara, Bekasi, Jawa Barat.
"Sementara ini diperoleh keterangan dari DE, bahwa pemasok senjata FNC dan pistol pendek combat C2 Pindad adalah R alias B, yg mana senjata-senjata tersebut dibeli dari R alias B di Tambun Utara, Bekasi," kata Aswin.
Aswin menyebut saat ini Polda Metro Jaya masih melakukan pendalaman terhadap kasus terorisme DE ini.
Baca juga: Reaksi Polda Metro Jaya Soal Kabar Ada Oknum Polisi Suplai Senjata Terduga Teroris Pegawai PT KAI
"Kasus DE masih dalam pengembangan dan penyidikan intensif dari petugas Densus 88," ucapnya.
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi memastikan jika R alias B merupakan warga sipil.
Hengki mengatakan R alias B merupakan seorang residivis dalam kasus jual-beli senjata api ilegal.
"Warga sipil, itu merupakan residivis jual-beli senpi pada tahun 2017," tuturnya.
Dalam kasus ini, DE sendiri ditangkap Densus 88 di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara pada Senin (14/8/2023) sekitar pukul 13.17 WIB.
Tiga Polisi Ditangkap
Polda Metro juga mengamankan tiga orang oknum polisi terkait perdagangan senjata tersebut.
Diketahui anggota yang ditangkap adalah anggota Reskrimum Polda Metro Jaya Brigadir Kepala Reynaldi Prakoso, anggota Renmin Samapta Polres Cirebon Brigadir Kepala Syarif Mukhsin dan Kanit Reskrim Polsek Bekasi Utara Inspektur Satu Muhamad Yudi Saputra.
Pihaknya menyampaikan 3 polisi yang ditangkap lantaran terlibat jual beli senjata api ilegal.
"Tidak ada hubungannya dengan jaringan teror. Ini mereka berhubungan via e-commerce untuk jual beli senjata ilegal," ujar Hengki di Polda Metro Jaya, Jumat, 18 Agustus 2023.
"Penyuplai senjata MNC dan G2 Combat sudah kami tangkap, itu sipil," imbuh Hengki, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Jumat (19/8/2023).
Baca juga: Karyawan KAI Terlibat Teroris ISIS Ditangkap Densus 88, Mahfud MD Sebut BUMN Kebobolan
Hengki menyebut ketiganya berhubungan hanya soal pesan senjata secara online, bukan untuk aksi teror.
Bahkan Brigadir Kepala Reynaldi Prakoso, Brigadir Kepala Syarif Mukhsin dan Inspektur Satu Muhamad Yudi Saputra tidak saling mengenal.
Diberitakan sebelumnya, Dananjaya Erbening alias DE, pegawai PT KAI, ditangkap di Bulak Sentul, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat.
DE ditangkap pada Senin, 14 Agustus 2023 sekira pukul 13.17 WIB.
Densus 88 menemukan sejumlah senjata api serta amunisi dari kediaman tersangka teroris ini di Bekasi.
Pendukung Aktif ISIS
DE merupakan pendukung ISIS aktif yang kerap menyebarkan propaganda di media sosial.
"Salah satu pendukung ISIS yang aktif melakukan propaganda di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan dalam keterangannya, Senin (14/8/2023).
DE, kata Ramadhan, juga mengunggah postingan di Facebook yang berisikan pembaruan baiat dalam bentuk poster digital.
"DE Mengirimkan sebuah postingan Facebook berupa poster digital berisikan teks pembaruan baiat dalam bentuk bahasa arab dan bahasa Indonesia kepada pemimpin Islamic State yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi," ungkapnya.
Di sisi lain, Ramadhan mengatakan DE juga mempunyai sejumlah senjata api (senpi) rakitan. Namun, dirinya belum merinci berapa jumlah senpi tersebut.
Lalu, Ramadhan mengatakan peran DE juga merupakan seorang penggalang dana. Namun, belum diketahui dana tersebut diberikan untuk siapa.
"Merupakan admin dan pembuat beberapa channel telegram arsip film dokumenter dan breaking news yang merupakan channel update teror global yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia," jelasnya. (Tribunnews.com/Tribun Jakarta)