Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cara Menjaga Kesehatan dari Dampak Buruk Polusi Menurut Kemenkes, Beserta Cara Cek Kualitas Udara

Berikut cara menjaga kesehatan dari dampak polusi yang memburuk, mulai dari mengurangi aktivitas di luar ruangan hingga menggunakan masker.

Penulis: Muhammad Alvian Fakka
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Cara Menjaga Kesehatan dari Dampak Buruk Polusi Menurut Kemenkes, Beserta Cara Cek Kualitas Udara
Instagram @kemenkes_ri
Tips cara menjaga tubuh tetap sehat ditengah polusi udara yang memburuk dari Kemenkes - Berikut cara menjaga kesehatan dari dampak polusi yang memburuk, mulai dari mengurangi aktivitas di luar ruangan hingga menggunakan masker. 

TRIBUNNEWS.COM - Berikut cara menjaga kesehatan dari dampak polusi yang memburuk.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan sejumlah cara untuk menjaga tubuh tetap sehat di tengah polusi udara yang memburuk.

Buruknya kualitas udara di Indonesia terutama wilayah Jabodetabek, tidak bisa dianggap remeh.

Seperti Indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta yang masuk kategori tidak sehat, sehingga berbahaya untuk dihirup.

Jika polutan dihirup terus-menerus dalam kurun waktu yang lama, dapat berdampak negatif pada kesehatan.

Lantas apa dampak dan cara menjaga kesehatan dari polusi yang buruk?

Baca juga: Kualitas Udara di Jakarta Hari Ini, Kamis 24 Agustus 2023: Kota Paling Berpolusi Kedua di Dunia

Berikut dampak dan cara menjaga kesehatan dari polusi yang buruk menurut penjelasan Kemenkes.

BERITA REKOMENDASI

Dampak Polusi yang Buruk bagi Kesehatan

Menurut Kemenkes dampak buruk polusi udara bisa bermacam-macam.

Selain berdampak pada kekebalan tubuh, polusi juga dapat memicu timbulnya penyakit pernafasan seperti kanker paru, asma, Penyakit Paru Obstruktif Kroniik (PPOK), Tuberkulosis dan Pneumonia.

Mengutip keterangan Instagram @kemenkes_ri, dari data Global Burden Diseases 2019, Diseases and injuries Collaborators ada 5 penyakit pernapasan yang berbahaya di dunia.

Adapun 5 penyakit pernapasan ini merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, yakni:

  1. Asma: 455.000 jiwa
  2. Tuberkolosis: 1.200.000 jiwa
  3. Kanker Paru: 1.800.000 jiwa
  4. ISPA dan Pneumonia: 2.600.000 jiwa
  5. PPOK: 3.200.000 jiwa

Selain itu menurut data BPJS Kesehatan selama periode 2018-2022, menunjukan penyakit pernapasan menjadi beban tertinggi dalam program JKN.

Adapun data BPJS Kesehatan selama periode 2018-2022 untuk penyakit pernapasan, sebagai berikut.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas