Cerita Plt Ketua Umum PPP Mardiono dan Anak Pengayuh Becak yang Sukses Dapat Beasiswa S3 di Korea
Herayati, seorang anak asuh Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono sukses mendapat beasiswa S3 di Korea Selatan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Herayati, seorang anak asuh Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono sukses mendapat beasiswa S3 di Korea Selatan.
Hera, panggilan akrab Herayati diketahui lahir dari keluarga sederhana, di mana ayahnya seorang pengayuh becak di Cilegon, Banten.
Namun, kondisi ekonomi keluarga tak memadamkan semangatnya untuk menuntut ilmu setinggi-tingginya.
Hingga akhirnya perempuan berusia 28 tahun ini mendapat beasiswa dari Perusahaan POSCO untuk melanjutkan pendidikan di Departement of Chemistry, Kookmin University, Seoul, Korea Selatan.
Mardiono mengungkap bila Hera sebelumnya bersekolah di MAN 2 Cilegon.
Sekolah tersebut posisinya berada di belakang rumah Mardiono.
Setelah lulus dari MAN 2 Cilegon, Hera melanjutkan pendidikan S1 dan S2 di ITB.
Baca juga: Gaya Ketua Umum PPP Mardiono Pakai Motor saat Hadiri Acara di Senayan, Tunjukkan Atraksi Freestyle
“Alhamdulillah usai lulus dari MAN 2 kemudian lanjut S1-S2 predikat cumlayue di ITB. Kemudian sekarang mendapatkan beasiswa ke Korea,” ujar Mardiono di Kantor Utusan Khusus Presiden (UKP), Kamis (24/8/2023).
Mardiono yang juga Utusan Khusus Presiden (UKP) Bidang Kerja Sama Pengentasan Kemiskinan dan Ketahanan Pangan ini juga meminta kepada anak bangsa agar meneladani sosok Hera.
Di mana tidak pasrah akan keadaan dan kehidupan latar belakang.
Baca juga: Silaturahmi ke Ponpes di Jembrana Bali, Mardiono Makan Bakso Bareng Santri
“Bagi anak bangsa khususnya yang sedang menapaki jenjang pendidikan, jangan pernah merasa karena memiliki latar belakang terbatas secara sosial dan ekonomi sehingga menyerah. Keadaan yang dihadapi harus diselesaikan dan diperjuangkan, dengan meminta kepada Allah insyaallah itu janjinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Hera yang ditinggalkan sosok ayah enam bulan lalu, mengaku hampir mengubur cita-citanya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S3.
Namun, ada banyak hal yang memotivasinya untuk tetap melanjutkan hidup dan cita-citanya yang mulia itu.
“Saat beliau (Pak Mardiono) menyampaikan menjadi ayah asuh saya waktu itu adalah suatu kehormatan dan satu hal yang saya syukuri. Saya juga banyak mendapat inspirasi dari beliau, ingin bermanfaat sebanyak beliau lakukan, sukses di kehidupan pribadi dan bermanfaat bagi bangsa,” kata Hera.
“Walaupun pada Januari 2023 pengumuman beasiswa, saya sempat tidak sampaikan ke bapak (ayah kandung) karena kondisinya melemah dan keinginan ini sempat tertunda. Tapi saya ingat, bapak minta saya terus belajar dan sekolah, ini yang memotivasi saya juga,” lanjut dia terisak mengingat orang tuanya.
Hera pun berharap, usai lulus dan mendapatkan gelar doktor di Korea, dia bisa mengaplikasikan ilmunya untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Karena saya memang dari latar belakang keluarga yang kurang mampu, maka keberhasilan saya juga akan disalurkan untuk kebermanfaatan orang banyak dan negara,” pungkasnya.