Politikus PAN Okta Kumala Dewi: Tingkatkan Budaya Literasi dan Perbanyak Kegiatan di Perpustakaan
Kebanyakan masyarakat masih memandang aktivitas membaca bukan secara sukarela.
Penulis: Erik S
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebanyakan masyarakat masih memandang aktivitas membaca bukan secara sukarela mengisi waktu (to full time), tetapi hanya sekadar menghabiskan waktu (to kill time).
Okta Kumala Dewi, pengusaha yang juga bakal calon legislatif Daerah Pemilihan 3 Banten dari PAN menyebut kegiatan membaca masih belum ditumbuhkan sebagai kebiasaan tetapi hanya sebagai kegiatan ‘iseng’ semata.
''Padahal, membangun masyarakat membaca (reading society) merupakan salah satu cara untuk mengoptimalkan kualitas sumber daya manusia sehingga cerdas beradaptasi atas kemajuan yang terus terjadi saat ini,'' ujar Okta saat menjadi pembicara acara Gebyar Perpustakaan di Perpustakaan Tangerang Selatan, Jl Ciater Tangsel, Kamis (24/8/2023).
Acara Gebyar Perpustakaan dibuka langsung Wali Kota Tangerang Selatan H Benyamin Davnie.
Baca juga: Tingkatkan Literasi Digital di Desa Wisata, IDSurvey Gandeng Relawan Bakti BUMN
Acara ini bertujuan untuk mempromosikan dan mensosialisasikan Perpustakaan Tangerang Selatan.
Sejumlah narasumber hadir ikut membuka acara tersebut, Kepala Dinas Perpustakaan & Kearsipan Kota Tangsel, Toto.
Menurut Okta menanamkan budaya literasi di Indonesia tidak semudah membalikkan telapak tangan. Hasil survei UNESCO pada tahun 2019 membuktikan bahwa indeks minat baca di Indonesia hanya mencapai 0,001 persen.
''Artinya, hanya terdapat satu orang saja yang berminat literasi dalam 1.000 orang. Hal itu berarti di antara 250 juta jumlah masyarakat di Indonesia, hanya 250 ribu jiwa yang mempunyai minat literasi,'' ujarnya.
Beberapa faktor lain yang menyebabkan budaya literasi pada masyarakat Indonesia masih rendah adalah penggunaan teknologi informasi elektronik yang lebih canggih.
Sehingga buku tidak lagi menjadi media utama untuk mendapatkan informasi yang diharapkan.
Dengan adanya teknologi informasi, seperti mesin pencari Google, Yahoo, semakin membuat manusia melupakan keberadaan buku.
Situs mesin pencari dianggap lebih mudah dan praktis sehingga melunturkan minat literasi masyarakat dan beralih menggunakan teknologi yang serba instan dan cepat.
Kehadiran perpustakaan di Tangerang Selatan sebenarnya bisa menjadi sarana meningkatkan gemar membaca di kalangan anak-anak termasuk generasi muda.
'' Infrastruktur yang tersedia pun sudah mumpuni untuk mendukung kegiatan literasi. Apalagi dengan dukungan koleksi ribuan buku,'' kata Okta.
Namun untuk mendukung supaya perpustakaan ini dikunjungi dan menjadi tempat mengisi waktu, harus banyak kegiatan-kegiatan yang mengundang anak-anak, pelajar dan mahasiswa untuk menjadikan perpustakaan sebagai tempat nongkrong atau berkumpul.
Berdiskusi soal apa saja, sehingga anak-anak, pelajar dan mahasiswa menjadikan perpustakaan sebagai tempat berinteraksi.
Acara Gebyar Perpustakaan yang berlangsung 24-25 Agustus 2023 ini juga diisi dengan berbagai kegiatan untuk mempromosikan perpustakaan.
Mulai dari Lomba mewarnai ibu dan anak, tari saman, lomba paduan suara hingga lomba di instagram dan tiktok untuk kalangan anak muda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.