Psikolog Sebut Pendidikan Seksual untuk Anak Bisa Dimulai Sejak Umur 5 Tahun
Psikolog anak Ratri Kartikaningtyas mengungkapkan pendidikan seksual pada anak bisa dimulai sejak dini atau lima tahun.
Penulis: Rahmat Fajar Nugraha
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Psikolog Anak, Remaja, dan Keluarga dari Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Ratri Kartikaningtyas mengungkapkan pendidikan seksual pada anak bisa dimulai sejak dini atau lima tahun.
"Sebetulnya (Pendidikan seksual) bisa dimulai sejak dini, misalnya dari mengenal laki-laki dan perempuan itukan bisa dimulai dari umur lima tahun," kata Ratri ditemui di Gedung KemenPPPA, Jakarta Pusat, Jumat (25/8/2023).
"Jadi (Pendidikan) seksual itu bukan langsung pada hubungan seks, bukan. Tapi mengenal gendernya ini laki-laki, ini perempuan. Lalu mengenal tubuhnya," sambungnya.
Kemudian diungkapkannya juga bahwa kendala soal pendidikan seksual pada anak justru ada pada orang dewasa.
"Mungkin saat ini kebanyakan orang dewasanya yang belum siap. Bagaimana kita mau berikan edukasinya kalau kita sendiri masih memiliki pandangan-pandangan yang salah terkait hal itu," kata Ratri.
Baca juga: Soroti Pelecehan Anak Pinkan Mambo, Nadia Alaydrus Tegaskan Pendidikan Seksual Bukan Hal Tabu
Ia mencontohkan misalnya orang dewasa masih enggan, ragu-ragu, malu menjelaskan terkait jenis kelamin.
"Kita mengatakan alat kelamin laki-laki burung. Kenapa sih ada istilah-istilah tertentu, itu menjadi sesuatu yang tabu. Kalau orang dewasa di sekitarnya masih begitu agak susah memberikan edukasi yang clear pada anak. Jadi memang pendekatannya pada orang dewasa di sekitarnya dahulu," jelasnya.
Ia menegaskan pendidikan seksual untuk anak sangat penting. Bisa dimulai dari mengenal tubuhnya sendiri.
Baca juga: Kasus Pernikahan Anak di Pulau Jawa Tertinggi, Pendidikan Seksual Sangat Penting Diberikan pada Anak
"Sangat penting dimulai dia dari mengenal tubuhnya dengan baik nama dan fungsinya. Terus bagaimana menjaga kebersihannya, sesederhana itu," kata Ratri.
"Bahkan nanti sampai siapa yang bisa menyentuh atau tidak. Menyentuh itu juga termasuk dalam kebersihan. Bukan hanya terkait pelecehan, tapi kita bisa berangkat mulai menjaga kebersihan," tutupnya.