Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita ZF Korban Lain Praka RM, Diculik Siang Bolong, Disiksa di Mobil: Saya Terus Teriak Takbir

Satu warga Aceh lain berinisial ZF (33) juga menjadi korban penculikan hingga penganiayaan oleh oknum Paspampres Praka RM.

Penulis: Milani Resti Dilanggi
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Cerita ZF Korban Lain Praka RM, Diculik Siang Bolong, Disiksa di Mobil: Saya Terus Teriak Takbir
Istimewa via Serambinews.com.
Kondisi tubuh ZF, pemuda asal Sawang, Aceh Utara, yang ditangkap dan disiksa oknum Paspampres, Praka RM, pada April 2023 lalu. 

TRIBUNNEWS.COM - Korban penculikan, pemerasan dan penganiayaan oleh oknum Paspampres Praka RM tak hanya terjadi pada warga Bireuen, Aceh Imam Masykur (25). 

Satu warga Aceh lain berinisial ZF (33) pun mengaku pernah menjadi korban Praka RM.

ZF menjadi korban bersama empat rekannya yang lain saat dua hari sebelum Lebaran Idul Fitri, April 2023 lalu. 

ZF diculik pada siang hari saat ia sedang berjualan di tokonya di Bekasi, Jawa Barat. 

"Saya ditangkap jam 2 siang (14.00 WIB), bulan puasa, dua hari menjelang Idul Fitri," ujar ZF, dikutip dari Serambinews.com, Rabu (30/8/2023). 

ZF mengaku saat itu didatangi oleh empat orang. Satu diantaranya adakah Praka RM yang menggunakan baju polisi dilengkapi senjata api saat itu. 

Baca juga: Anggota Komisi III DPR Minta Komnas HAM Turun Tangan di Kasus Korban Penculikan Oknum Paspampres

Sementara tiga rekan RM, kata ZF, saat itu hanya mengenakan kemeja putih.

Berita Rekomendasi

Mereka kompak menggunakan masker saat melakukan aksinya. 

ZF mengatakan, modus yang digunakan para pelaku itu sama dengan yang dialami Imam Masykur

Para pelaku mengaku sebagai aparat kepolisian dari Kepolisian Daerah (Polda). 

"Mereka mengaku dari polisi, dan saat berada di mobil, mereka mengaku dari Polda," kata ZF.

ZF mengatakan, Praka RM Cs saat itu menjarah isi laci tokonya hingga barang-barang berharga lainnya. 

Saat itu lah kemudian ZF diarak ke mobil dan tak selang beberapa lama mobil itu berhenti. 

ZF dan warga Aceh lainnya yang berada di mobil langsung diminta membuka baju dan tidur di bagasi belakang. 

"Saat itu mereka turun dari mobil mencari sasaran lain, dapat tiga orang lagi dari dua toko. Semuanya juga orang Aceh," ungkap ZF.

Total lima orang yang ditangkap Praka Cs saat itu.

Disiksa di Bagasi Tengah Mobil, ZF: Saya Berulang Kali Teriak Takbir

ZF bersama empat orang lainnya diminta berdesak-desakan di bagasi belakang mobil. 

Saat itu lah mereka satu persatu dipanggil ke bagasi tengah mobil untuk bernegosiasi dan mengalami penyiksaan. 

"Kami berlima ditidurkan di bagasi berdesak-desakan. Mobil kemudian berjalan pelan-pelan," kenang ZF.

Praka RM Cs mengancam, kalau tidak ingin cacat harus ada uang Rp 30 juta per orang.

ZF mengatakan saat bernegosiasi itu lah, Praka RM melecut punggung mereka dengan kabel listrik. 

"Saya duluan yang dipukul, karena saya duluan yang ditangkap. Sakitnya luar biasa, saya berulang kali teriak takbir. Saat saya terlalu berontak, saya disetrum hingga lemas," ungkap ZF.

"Mereka nggak mau dengar kata-kata tidak ada uang, langsung dipukul," imbuhnya.

Di saat seluruh badan sudah luka-luka, permintaan uang yang awalnya Rp 30 juta dikurangi menjadi Rp 20 juta.

ZF lalu diperintahkan menghubungi temannya untuk meminta uang. Jumlahnya mereka dikte di telinga saya.

"Saya kasih Rp 8 juta, itu kiriman dari kawan. Uang di ATM juga diambil, Rp 800.000, juga di dalam kantong Rp 300.000, serta uang yang di laci toko. Totalnya mungkin sekitar Rp 10 juta," sebut ZF.

Sementara itu, korban lain ada yang menyetorkan Rp 6 juta hingga paling besar Rp 21 juta. 

Dilepas Dini Hari

Kondisi tubuh ZF, pemuda asal Sawang, Aceh Utara, yang ditangkap dan disiksa oknum Paspampres, Praka RM, pada April 2023 lalu.
Kondisi tubuh ZF, pemuda asal Sawang, Aceh Utara, yang ditangkap dan disiksa oknum Paspampres, Praka RM, pada April 2023 lalu. (Istimewa via Serambinews.com.)

Masih dikutip dari Serambinws.com, ZF mengaku dirinya saat itu dilepaskan oleh Praka RM Cs pada pukul 02.00 WIB dini hari. 

Mereka diturunkan di pintu tol keluar, terminal kampung rambutan.

Karena tak memiliki uang sepeser pun, ZF lalu mendatangi Alfamart meminta tolong agar dipesankan Grab, dan dibayar saat sampai di rumah.

"Saat itu saya putuskan pulang kampung. Saya pulang 20 hari kemudian, hanya mengandalkan fotokopi kartu keluarga karena KTP, SIM, handphone diambil mereka," ujar ZF.

ZF mengaku sangat trauma dengan kejadian tersebut.

Lebih lanjut ZF menuturkan, pemerasan dan penculikan terhadapnya itu diduga terkait bisnis obat Tramadol miliknya. 

ZF mengaku saat itu juga menjual Tramadol, termasuk tiga orang lainnya yang ditangkap bersamanya.

"Satu orang lagi bukan, dia kalau tidak salah satpam di stasiun kereta api, orang Aceh juga. Dia dilepas dan tidak dipukul, tetapi uangnya semua habis dikuras," katanya. 

4 Tersangka

Tampang 3 Tersangka yang Aniaya Imam Masykur, 1 Oknum Paspampres dan 2 Lainnya Prajurit TNI AD 2
Tampang 3 Tersangka yang Aniaya Imam Masykur, 1 Oknum Paspampres dan 2 Lainnya Prajurit TNI AD 2 (Tangkap layar kanal YouTube KompasTV)

Dalam kasus tewasnya Imam Masykur penyidik telah menetapkan empat tersangka.

Tiga diantaranya adalah oknum TNI dan satu warga sipil. 

Tiga oknum TNI ini berinisial Praka RM (Riswandi Manik), Praka HS, dan Praka J.

Sementara, satu warga sipil berinisial MS, yang merupakan kakak ipar dari tersangka Praka RM.

Danpomdam Jaya, Kolonel CPM Irsyad Hamdie Bey Anwar mengatakan tiga oknum TNI  itu merupakan teman satu angkatan dan memiliki latar belakang sama berasal dari Aceh.

"Mereka ini (oknum TNI) semua satu angkatan, yang latar belakangnya orang-orang dari Aceh, yang sama-sama sedang di Jakarta," kata Irsyad, Selasa (29/8/2023) dikutip dari Serambinews.com. 

Imam Masykur, warga Gandapura, Bireuen, Aceh meninggal dunia diduga disiksa oknum Paspampres.
Imam Masykur, warga Gandapura, Bireuen, Aceh meninggal dunia diduga disiksa oknum Paspampres. (Tribunnews.com/ist)

Irsyad menuturkan, para tersangka itu berkumpul untuk merencanakan penculikan dan pemerasan terhadap Imam. 

"Mereka melakukan itu secara bersamaan (dan) terencana untuk (melakukan) penculikan dan pemerasan ini dari kelompok orang yang sama," jelasnya.

Dikatakan Irsyad, para pelaku tidak saling mengenal secara detail identitas korban Imam Masykur.

Namun, mereka mengetahui kegiatan komunitas korban. 

Tersangka melakukan aksi kejinya karena mengetahui Imam menjual kosmetik dan obat-obatan. 

"Dia (pelaku) tidak saling kenal, tapi tahu komunitas korban ini berasal dari Aceh dan kegiatannya apa saja. Sehingga mereka melakukan tindakan tersebut,” bebernya.

(Tribunnews.com/Milani Resti) (Serambinews.com/ Faisal Zamzani/Agus Ramadhan) 

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas