Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Skripsi Tak Lagi Wajib, Pengamat Pendidikan UIN Jakarta Anggap Mendikbudristek Sangat Terlambat

Kebijakan Nadiem Makarim mahasiswa S1 dan Sarjana Terapan bisa bebas skripsi dianggap pengamat pendidikan terlambat.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Skripsi Tak Lagi Wajib, Pengamat Pendidikan UIN Jakarta Anggap Mendikbudristek Sangat Terlambat
ist
Ilustrasi sarjana. Kebijakan Nadiem Makarim mahasiswa S1 dan Sarjana Terapan bisa bebas skripsi dianggap pengamat pendidikan terlambat. 

Kenapa demikian? Pertama pembuatan tugas akhir ini membutuhkan keterampilan khusus dalam konteks menulis atau penelitian. 

"Sementara tentu kita sepakat bahwa tidak semua mahasiswa punya keterampilan menulis dan meneliti," kata Jejen menambahkan. 

Kedua, dari sisi non keterampilan atau substansi, penyelesaian skripsi, tesis dan disertasi sangat dipengaruhi oleh pembimbing. 

"Penyelesaian tugas akhir itu sering kali terkendala bukan aspek substansi. Tapi aspek lain bersifat teknis. (Misal) Kesibukan dosen, kurang peduli dosen terhadap penyelesaian studi tadi," jelasnya. 

Itulah sebabnya kenapa skripsi yang sebenarnya bisa selesai 3-4 bulan bimbingan, tapi banyak yang menyentuh di dua semester, bahkan lebih.

Alasan lain kenapa perlu mengganti skripsi, tesis dan disertasi pada alternatif lain adalah karena adanya teori kecerdasan jamak atau minat bakat.

'Tidak semua mahasiswa itu memang punya minat, bakat menulis meneliti. Toh, pada akhirnya mahasiswa S1,S2,S3 tidak semua akan atau ingin menjadi akademisi," terang Jejen.

Berita Rekomendasi

Tidak semua lulusan pada akhirnya menjadi dosen, peneliti, akademisi atau orang-orang yang bergelut di dunia riset. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas