Pegawai Rumah Produksi Film Porno di Jaksel Ternyata Digaji di Bawah UMR Tiap Bulannya
Kuasa hukum ungkap pegawai rumah produksi film dewasa di Jakarta Selatan ternyata digaji di bawah UMR selama bekerja.
Penulis: Rifqah
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pegawai rumah produksi film dewasa di Jakarta Selatan (Jaksel) ternyata digaji di bawah Upah Minimum Regional (UMR) selama bekerja.
Mereka adalah editor dan kameramen, yakni JAAS dan AIS yang juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Kuasa Hukum mereka, Hika T A Purba mengatakan bahwa JAAS dan AIS tidak dibayar perjudul film, tetapi digaji bulanan layaknya pegawai.
Namun, meskipun sudah menghasilkan sebanyak 120 judul film, JAAS dan AIS mengaku tidak digaji dengan layak karena digaji di bawah UMR.
"Karena posisi dari klien kami terutama AIS dan J itu mereka hanya sebatas karyawan di situ. Jadi dibayar bukan berdasarkan per judul film, bukan juga berdasarkan per member, tapi mereka dibayar per bulan dan itupun di bawah UMR," kata dia, dikutip dari Wartakotalive.com.
Baca juga: Sosok Produser Film Dewasa di Jaksel, Dulu Tukang Urut, Kini Sutradara yang Produksi 120 Film Porno
JAAS dan AIS juga mengaku tidak mengetahui akan bekerja menggarap film porno, karena di awal memproduksi fim-film komedi.
Namun, seiring berjalannya waktu, produksi film berubah menjadi pornografi.
"Artinya apa? Mereka di situ bekerja awalnya bukan untuk film yang seperti ini, mereka bekerja untuk film biasa yang tidak melanggar asusila dan norma hukum apapun," lanjut Hika.
Sebelumnya, rumah produksi film porno yang digeledah pada 17 Juli 2023 itu menawarkan beberapa paket kepada para pelanggannya.
Paket termurah dibanderol dengan harga Rp 50 ribu dan paket termahal mencapai Rp 500 ribu.
Ada Sejumlah Artis hingga Publik Figur Ikut Berperan
Sebelumnya, polisi menggerebek rumah produksi film dewasa di Jakarta Selatan itu pada 17 Juli 2023, ketika melakukan patroli siber dan menemukan situs konten video asusila berbayar.
Dalam penggeledahan tersebut, polisi menetapkan lima orang sebagai tersangka, yakni sutradara dan pemilik rumah produksi, serta produser.
Kemudian, disebutkan, selama sekitar satu tahun beroperasi, yakni sejak awal 2022, rumah produksi film dewasa tersebut sudah meraup keuntungan sebesar Rp 500 juta.
Belakangan ini juga terungkap jika ada sejumlah artis hingga selebgram yang ikut berperan dalam film dewasa dengan bayara Rp 10-15 juta per judul.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.