Sejarah Museum Nasional yang Kini Alami Kebakaran, Ini Alasan Disebut Museum Gajah
Diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di Museum Nasional yang berada di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Penulis: Daryono
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini sejarah Museum Nasional atau Museum Gajah, museum di Jakarta yang kini mengalami kebakaran, Sabtu (16/9/2023).
Diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di Museum Nasional yang berada di kawasan Gambir, Jakarta Pusat.
Terbakarnya Museum Nasional ini dibenarkan oleh Kapolsek Metro Gambir, Kompol Mugia Yarry Junanda.
"Betul ada kebakaran sedang ditangani. (Objek terbakar) Museum Gajah, nanti kita update lagi," kata Kompol Mugia Yarry Junanda saat dihubungi, Minggu (16/9/2023) malam.
Hingga berita ini diturunkan pada pukul 21.17 WIB, petugas pemadakam kebakaran masih berusaha memadamkan api.
Sejarah Museum Nasional, ini asal mula disebut Museum Gajah
Museum Nasional dikenal juga dengan nama Musem Gajah.
Dikutip dari laman resmi Museum Nasional, museum ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Cikal bakal museum ini berawal dari berdirinya lembaga penelitian di Batavia bernama Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) pada 24 April 1778.
Baca juga: Kebakaran Museum Gajah Terjadi di Gedung A, 8 Unit Mobil Damkar Dikerahkan
Lembaga ini bertujuan memajukan penelitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan di Belanda pada masa itu.
Dalam perjalanannya, salah seorang pendiri lembaga itu, JCM Radermacher, menyumbangkan sebuah rumah miliknya di jalan Kalibesar, yang pada masa itu merupakan kawasan perdagangan penting di Batavia.
Ia pun menyumbangkan koleksinya berupa benda-benda budaya dan buku-buku.
Sumbangan Radermacher inilah yang menjadi cikal-bakal berdirinya museum dan perpustakaan.
Cikal bakal itu berlanjut di masa pemerintahan Inggris di Jawa pada 1811-1816 dimana Letnan Gubernur Sir Thomas Stamford Raffles memerintahkan pembangunan gedung baru untuk digunakan sebagai museum dan ruang pertemuan untuk Literary Society (dulu disebut gedung “Societeit de Harmonie”).