Dukung Ganjar Pranowo, PPP: SDM Indonesia Harus Ditingkatkan Biar Bisa Bersaing Dengan TKA China
(PPP) menyebut Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia harus ditingkatkan biar bisa bersaing dengan Tenaga Kerja Asing (TKA).
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyebut Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia harus ditingkatkan biar bisa bersaing dengan Tenaga Kerja Asing (TKA).
Baginya, SDM Indonesia belum bisa bersaing dengan TKA.
Hal itu untuk menanggapi bakal calon presiden (capres), Ganjar Pranowo yang menyebut SDM Indonesia belum bisa bersaing dengan TKA China.
"Ketika ada misalnya problem, loh ini kok banyak TKA tidak hanya dari China mungkin ya dari beberapa negara asing, ya itu tantangan bagi kita, tantangan bagaimana meningkatkan SDM kita, bagaimana kita juga meningkatkan kesempatan kita buka bagi SDM-SDM kita sendiri," kata Sekjen PPP, Arwani Thomafi di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (19/9/2023).
Ia menyatakan masalah itu merupakan tantangan bagi Indonesia. Baginya, SDM Indonesia harus benar-benar mampu untuk bersaing di berbagai bidang kehidupan.
"Kita harus punya kesiapan betul, oh teknologi ini kita mampu ini infrstruktur kita siap untuk garap sendiri. Jangan lalu, wah yang penting harus dikerjakan sendiri nanti hasilnya nggak pas," jelasnya.
Lebih lanjut, Arwani meminta masyarakat yang memprotes pernyataan Ganjar melihat dengan perkembangan teknologi digital yang banyak diproduksi oleh negara asing. Misalnya, google, youtube hingga Tiktok yang merupakan teknologi asing.
"Kenapa kita nggak protes juga terhadap semua yang kita nikmati, mulai dari TikTok, youtube, instagram, itu semua kan seperti tenaga, seperti sarana, seperti teknologi yang didepan kita yang kita laksanakan dan itu kan seperti robot, mewakili ratusan, ribuan bahkan jutaan pekerja, ya kan, itu juga salah satu problem bagi kita," tandasnya.
Sebelumnya, Bakal calon presiden (capres), Ganjar Pranowo menceritakan ketika dirinya diminta untuk mengusir tenaga kerja asing (TKA) dari China.
Ganjar Pranowo menyebut pengalaman itu ketika dirinya masih menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah (Jateng).
"Jangan teriak-teriak banyak pegawai China, diusir Pak. Pengalaman di Jateng gitu," kata Ganjar saat mengisi Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Depok, Jawa Barat, Senin (18/9/2023).
Terhadap permintaan itu, dia mengaku balik bertanya kepada pihak yang meminta TKA China.
Baca juga: Pengamat Nilai Ganjar Miliki Independensi, Tidak Terlihat jadi Boneka Siapapun
"Ya sudah kita usir besok pagi, tapi kamu bisa gantikan enggak?" ujar Ganjar.
"Kalau saya bicara blak-blakan. Enggak ada 'nanti oh ya, ya, kita akan bicarakan'. Kesuwen (kelamaan solusinya)," ucapnya menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Ganjar mengatakan pemimpin bukanlah malaikat yang bisa menyelesaikan seluruh masalah.
"Pemimpin bukan malaikat yang bisa menyelesaikan (masalah) dengan seluruh kesempurnaan. Tidak ada itu," tuturnya.
Namun, dia menegaskan pemimpin harus bisa membangun optimisme.
"Pemimpin harus memberikan optimisme, data dan fakta boleh disajikan," ujar Ganjar.
Ganjar mengakui jika masih ada problem soal korupsi dan pelayanan publik yang masih buruk.
"Bahwa ada problem tadi, korupsi iya. Ada problem layanan publik yang buruk," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia juga menyinggung mengenai posisi Indonesia pada lingkup internasional.
Ganjar menyebut perhelatan G20 dan KTT ASEAN di Indonesia menjadi bukti bahwa peta politik Indonesia secara global tidak terlalu buruk.
"Maka apa sebenarnya yang kita lakukan untuk bisa berkontribusi, untuk bisa membuktikan bahwa G20 kita mendapatkan peran penting, ASEAN kita mendapatkan peran yang cukup penting. Artinya roadmap kita dalam politik global tidak terlalu buruk," imbuhnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.