Ancaman Invasi Negara Lain Masih Faktual, Panglima TNI Bicara Strategi Pertahanan Nusantara
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan ancaman invasi negara lain masih bersifat faktual saat ini.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan ancaman invasi negara lain masih bersifat faktual saat ini.
Hal tersebut di antaranya ditunjukkan dengan perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlangsung saat ini.
Yudo sebelumnya menyampaikan Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki posisi sangat strategis sebagai dalam perdagangan dunia.
Sebanyak 30 persen sampai 40 persen dari total perdagangan laut dunia, melintasi Indonesia.
Baca juga: Usia Pensiun KASAD dan Panglima TNI Diperpanjang Diyakini Berimbas Pada Banyaknya Prajurit Nonjob
Indonesia, kata Yudo berada di persimpangan dua benua, dan samudera, serta sumber kekayaan alam yang sangat melimpah menyebabkan Indonesia memiliki nilai strategis yang penting dalam konteks geopolitik dan geostrategi dunia.
Sebagai negara yang terdiri dari 17 ribu pulau dengan dua per tiga wilayahnya adalah laut, maka menjadi negara maritim besar merupakan suatu keniscayaan.
Kondisi tersebut, selain menjadi peluang besar untuk menopang pembangunan guna mewujudkan tujuan nasional juga memberikan tantangan besar untuk menghadapi ancaman terhadap kedaulatan, integritas, dan keutuhan NKRI.
TNI adalah alat pertahanan negara yang menjadi garda terdepan dan benteng terakhir tegaknya NKRI.
Maka tantangan besar yang sudah ia sampaikan tersebut menjadi tugas utama TNI untuk dihadapi dengan segala daya dan upaya yang dimiliki.
Hal tersebut tidak saja membutuhkan profesionalisme prajurit dan sumber daya kekuatan pertahanan yang besar dan tangguh melainkan juga dibutuhkan cara bertindak atau strategi pertahanan yang efektif dan efisien dalam menghadapi ancaman terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kondisi geografis kepulauan Indonesia, menurutnya merupakan kekhasan yang membutuhkan pendekatan yang holistik dan cara berpikir sistem untuk dapat menyusun suatu sttategi pertahanan yang bersifat semesta dualistik.
Baca juga: Jokowi Sebut Opsi Perpanjangan Masa Jabatan Panglima TNI dan KSAD Terbuka
Semesta, lanjut dia, berarti melibatkan seluruh sumber daya nasionalyang disusun dalam komponen pertahanan utama, cadangan, dan juga komponen pendukung.
Sedangkan dualistik, kata dia, bermakna outward looking yaitu memandang ke arah ancaman yang datang dari luar dan mengatasinya di luar wilayah negara sedini mungkin dan inward looking yaitu memandang ancaman yang telah ada di dalam dan mengatasi ancaman di dalam wilayah negara.