Hadapi Perubahan Iklim, Perguruan Tinggi Kembangkan Konsep Ekonomi Hijau
Para mahasiswa, kata Ojat, harus menggencarkan kampanye ekonomi hijau (green economy) dan ekonomi biru (blue economy).
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rektor Universitas Terbuka (UT), Prof. Ojat Darojat, mengatakan insan perguruan tinggi harus berperan dalam mengatasi perubahan iklim.
Para mahasiswa, kata Ojat, harus menggencarkan kampanye ekonomi hijau (green economy) dan ekonomi biru (blue economy).
"Mahasiswa yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air untuk menggencarkan kampanye ini," ujar Ojat.
Hal tersebut disampaikan Ojat usai membuka Seminar The 6th Internasional Seminar on Bussines, Economics, Social Science and Technology (ISBEST) 2023, bertajuk `Entrepreneurial Resilience: Key to The Green-Blue Economy Ecosystem` di UT, Tangerang Selatan.
Menurut Ojat, isu green economy dan blue economy selama ini masih terpusat di kota-kota besar.
Padahal, menurut Ojat, dampak buruknya dirasakan secara luas oleh masyarakat.
"Harus ditanamkan saat ini kepada masyarakat bahwa nilai keutamaan sinergi sehingga kegiatan ekonomi apapun pertimbangan utamanya kebersihan. Mudah-mudahan bisa disebarkan oleh mahasiswa kita di seluruh Nusantara," kata Ojat.
Ekonomi hijau adalah kegiatan ekonomi dengan mengutamakan pengurangan emisi karbon, serta efisiensi sumber daya alam, tenaga kerja, dan sosial.
Termasuk pula mengurangi sampah dan meminimalisasi kotornya lingkungan.
Sementara itu ekonomi biru ialah pengelolaan ekonomi secara berkelanjutan di sektor kelautan.
Konsep ini dilandasi potensi Indonesia sebagai negara kepulauan, dengan memanfaatkan sumber daya laut sebagai cadangan sumber pangan.