Bentara Budaya Art Gallery Resmi Dibuka, Dilengkapi Fasilitas Modern dan Sistem Keamanan
Memasuki usia ke-41 tahun, Bentara Budaya mengembangkan Art Gallery di Menara Kompas yang dilengkapi fasilitas modern.
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Bentara Budaya Art Gallery di Menara Kompas lantai 8 resmi dibuka pada Selasa, 26 September 2023.
Peresmian ditandai dengan pengguntingan rangkaian bunga melati oleh Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama, Komisaris Kompas Gramedia Irwan Oetama, Komisaris Kompas Gramedia Mariani Ojong, Perwakilan Yayasan Bentara Rakyat (YBR) Agung Adiprasetyo, Deputi Bidang Ekonomi Digital Produk Kreatif Kemenparekraf Muhammad Neil El Himam, dan Deputi Bidang Administrasi dan Pengelolaan Istana Setpres Rika Kiswardani.
“Secara resmi hari ini Bentara Budaya Art Gallery dibuka agar dapat dinikmati oleh masyarakat, khususnya pencinta lukisan. Semoga galeri ini mampu menjadi ruang bagi para seniman untuk berbagi inspirasi,” kata Heru Budi Hartono saat peresmian, Selasa pagi.
Ia juga berharap galeri baru ini menjadi tambahan titik destinasi wisata di Jakarta sehingga bisa menambah wisatawan yang hadir dan berkunjung di Jakarta.
Peresmian Bentara Budaya Art Gallery bersamaan dengan syukuran ulang tahun ke-41 Bentara Budaya tepat pada 26 September.
Galeri yang dilengkapi fasilitas modern ini menjadi terobosan baru lembaga dalam upaya untuk terus memajukan kebudayaan Indonesia.
Dalam sambutannya, CEO Kompas Gramedia Lilik Oetama mengungkapkan rasa syukur, Bentara Budaya yang didirikan tahun 1982 dapat bertahan sampai empat dekade lebih.
Bentara Budaya Art Gallery, yang baru saja diresmikan di Menara Kompas, akan menjadi ekstensa ruang pamer bagi koleksi seni Bentara yang dihimpun Perintis Kompas Gramedia sejak tahun 1970-an sekaligus menampilkan kreasi seniman dari Indonesia dan mancanegara.
Kehadiran Bentara Budaya Art Gallery patut disyukuri sebagai penyelenggaraan Ilahi (Providentia Dei) dan diharapkan menjadi berkat yang bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang.
Corporate Communication Director Kompas Gramedia Glory Oyong mengungkapkan terima kasih atas support berbagai pihak untuk Bentara Budaya, seperti seniman, kurator, kolektor, pengusaha, dan pemerintahan.
Bentara akan terus terbuka untuk bekerja sama dengan siapa pun untuk bersama-sama memajukan kebudayaan Indonesia. “Kami siap berkolaborasi,” katanya.
Menurut General Manager Bentara Budaya dan Communication Management Kompas Gramedia Ilham Khoiri, Bentara Budaya Art Gallery diharapkan menambah ruang baru untuk mewadahi kreativitas para seniman Indonesia sehingga dapat dinikmati khalayak luas.
Agar karya seni tampil maksimal, galeri dilengkapi dengan fasilitas pameran modern, seperti videotron, proyektor, sistem pencahayaan khusus dari Korea, serta panel-panel yang dapat ditata sesuai karakter karya seni.
“Bentara akan terus menyokong seni yang berakar kuat pada tradisi Nusantara sekaligus kreasi kontemporer yang tren pada masa kini,” katanya.
Masih dalam rangkaian HUT ke-41, Bentara Budaya Art Gallery menampilkan pameran koleksi seni Bentara dengan tajuk “Manusia Indonesia dalam Lukisan Koleksi Bentara Budaya”.
Karya itu terdiri dari 37 lukisan, belasan wayang (kulit, kayu, dan rumput), patung modern, serta keramik. Dalam bentuk lukisan, koleksi itu antara lain mencakup karya seniman dari era 1930-an sampai tahun 2000-an, seperti Affandi, Hendra Gunawan, S Sudjojono, Dullah, Agus Djaja, Nasirun, dan Budi Ubrux.
Kurator Bentara Budaya Frans Sartono mengungkapkan, 37 lukisan dalam pameran menggambarkan pergulatan manusia Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Ada rakyat kecil, pejuang kemerdekaan, perempuan di rumah, atau seniman tradisi. Semua itu memperkuat pemahaman bahwa manusia Indonesia itu memiliki wajah yang beragam.
Bentara Budaya Art Gallery di Menara Kompas menempati ruang seluas 492 meter persegi berbentuk “U shape” yang berpusat pada lampu membran bulat menyerupai matahari sebagai simbol semangat.
Ruang di sayap kiri-kanan dilengkapi sejumlah partisi portabel yang tersusun secara diagonal. Desain interior galeri ini terinspirasi dari pohon badam (Prunus amygdalus) dengan cabang-cabangnya yang rancak.
Ada dekorasi motif wastra di area lounge, yang mewakili daerah asal perintis Kompas Gramedia (Sumatera, Jawa, dan Maumere), mencerminkan Indonesia mini. Terdapat pula ruang pertemuan dengan pandangan tembus ke arah galeri.
Pencahayaan galeri memanfaatkan special lighting system yang dapat diatur bentuk dan pendar cahayanya sehingga karya seni tampil optimal.
Untuk memfasilitasi pameran karya seni digital, tersedia videotron indoor berukuran 2,72 meter x 4,48 meter serta dua proyektor di sisi kanan galeri.
Suhu udara dalam ruang pun diatur dengan sistem pendingin sentral serta air dehumidifier untuk mengatur relative humidity (RH) standar museum guna mencegah kerusakan dan jamur pada karya seni.
Dari sisi keamanan, Bentara Budaya Art Gallery dilengkapi CCTV thermal (suhu) dan non-thermal di sejumlah titik.
Untuk antisipasi kebakaran terdapat sistem sprinkler otomatis yang terintegrasi dengan fire detector dan fire extinguisher yang aman bagi benda seni.
Bentara Budaya Art Gallery dibuka untuk umum dengan perjanjian. Pengunjung dapat menghubungi pengelola galeri untuk menjadwalkan kunjungannya.
Tentang Bentara Budaya
Bentara Budaya merupakan lembaga kebudayaan Kompas Gramedia yang diresmikan pertama kali pada tanggal 26 September 1982 di Jalan Sudirman Yogyakarta, bersebelahan dengan Toko Buku Gramedia.
Kala itu, Bentara Budaya lebih dikenal dengan nama Bentara Budaya Yogyakarta (BBY). Pada tahun 1993, Bentara Budaya Yogyakarta berpindah lokasi ke Jalan Suroto, Kotabaru, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta, hingga sekarang.
Tiga tahun kemudian, 28 Juni 1986, lahir Bentara Budaya Jakarta yang bermarkas di Rumah Adat Kudus.
Rumah kayu ini juga dipadukan dengan bangunan galeri modern karya arsitek Romo Mangunwijaya.
Bentara juga sempat hadir di Solo dengan nama Balai Soedjatmoko, tahun 2009. Berbarengan dengan itu, dibangun Bentara Budaya Bali di daerah Ketewel Bypass Bali pada 9 September 2009.
Nama Bentara Budaya berarti “Utusan Budaya”.
Sebagai utusan budaya, lembaga kebudayaan Kompas Gramedia ini terus dijaga agar menjadi semacam “hub” atau rumah besar bagi pengembangan seni budaya Nusantara yang majemuk, mencakup seni tradisi ataupun kreasi baru sesuai perkembangan zaman.
Kemajemukan yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. (*)