Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Diawali G30S 1965 hingga Penumpasan Komunis
Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober 1965 diawali dengan peristiwa G30S hingga penumpasan pengaruh paham komunis di Indonesia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Daryono
![Sejarah Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, Diawali G30S 1965 hingga Penumpasan Komunis](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/monumen-kesaktian-pancasila.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Sejarah Hari Kesaktian Pancasila dilatarbelakangi oleh peristiwa G30S pada 30 September 1965 hingga 1 Oktober 1965.
G30S merupakan gerakan yang berupaya mengkudeta Presiden Soekarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.
Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap 1 Oktober 1965 berdasarkan SK Nomor 153 Tahun 1967 yang diterbitkan Presiden Soeharto pada 27 September 1967.
Hari Kesaktian Pancasila adalah hari libur nasional untuk mengingatkan masyarakat, ideologi Pancasila yang tidak bisa diganti dengan ideologi apa pun, dikutip dari wonosari.kendalkab.go.id.
Selama menjadi Presiden, Soeharto menyelenggarakan upacara di depan Monumen Pancasila Sakti setiap tanggal 1 Oktober.
Berikut ini tradisi Hari Kesaktian Pancasila dan ringkasan G30S.
Baca juga: 30 Ucapan Peringatan G30S 2023, Cocok Dijadikan Caption di Media Sosial
Tradisi Hari Kesaktian Pancasila
Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto memperkenalkan sejumlah tradisi tahunan untuk memperingati Hari Kesaktian Pancasila.
Soeharto mengeluarkan surat keputusan tertanggal 29 September 1966 yang menetapkan Hari Kesaktian Pancasila diperingati oleh seluruh anggota TNI dan rakyat.
Setiap tanggal 30 September dilakukan pengibaran bendera merah putih setengah tiang sebagai lambang duka untuk mengenang perwira TNI AD yang gugur dalam G30S.
Pada setiap malam 30 September, Soeharto memerintahkan stasiun TV untuk menayangkan film berdurasi 4 jam dengan judul "Pengkhianatan Gerakan 30 September/PKI" yang rilis tahun 1984.
Kemudian, setiap tanggal 1 Oktober, bendera ditanam/dinaikkan secara penuh sebagai simbol kemenangan Pancasila mencegah berkuasanya ideologi Komunis.
Selain itu, upacara bendera juga dilakukan pada tanggal 1 Oktober untuk memperingati peristiwa ini, dikutip dari disnakerpmptsp.malangkota.go.id.
Peristiwa G30S
![Relief Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta, menggambarkan kekejaman PKI dalam peristiwa G30S/PKI.](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/relief-monumen-pancasila-sakti.jpg)
Baca juga: 5 Teori G30S 1965 soal Dalang Upaya Kudeta dan Pembunuhan Jenderal TNI AD
Berikut ini ringkasan peristiwa G30S yang menjadi cikal bakal Hari Kesaktian Pancasila, dikutip dari buku Dalih Pembunuhan Massal.
Pasukan G30S dipimpin oleh Letkol Untung dari pasukan kawal kepresidenan, Kolonel Abdul Latief dari garnisun Angkatan Darat Jakarta (Kodam Jaya), Mayor Soejono dari penjaga pangkalan udara Halim, serta Sjam dan Pono dari Biro Khusus PKI.
Pada 30 September 1965 menjelang tengah malam, G30S mulai menculik pada jenderal dari rumahnya.
G30S membunuh Jenderal Ahmad Yani dan dua jenderal lainnya saat penculikan di rumah mereka.
Ketiganya dibawa ke area perkebunan di daerah Lubang Buaya bersama tiga jenderal lainnya.
Tiga jenderal yang masih hidup lalu dibunuh di Lubang Buaya.
Seorang Lettu yang salah tangkap di rumah jenderal ke tujuh, juga dibunuh di lokasi itu.
Jasad mereka dibuang ke sebuah sumur mati di Lubang Buaya, Jakarta.
![10 Pahlawan revolusi korban G30S](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/10-pahlawan-revolusi-korban-g30s-9.jpg)
Baca juga: 10 Pahlawan yang Gugur dalam peristiwa G30S, Ahmad Yani hingga Sugiyono Mangunwiyoto
G30S lainnya berhasil merebut kendali Radio Republik Indonesia (RRI) dan menempatkan 10 kompi di Lapangan Merdeka.
Siaran radio pertama mengumumkan mereka adalah G30S yang setia kepada Soekarno dan melindunginya dari Dewan Jenderal.
Dewan Jenderal adalah kelompok jenderal, yang dinilai oleh G30S, akan mengkudeta Soekarno.
Namun, pada siaran kedua, G30S mengumumkan akan membentuk Dewan Revolusi Indonesia dan melengserkan kabinet Presiden Soekarno.
G30S juga beroperasi di Jawa Tengah, di mana mereka membunuh lima jenderal lainnya.
Karena kekosongan komando, Mayor Jenderal Soeharto mengambil alih komando AD menggantikan Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965 pagi.
Soeharto melancarkan serangan balik dan menggerebek persembunyian pimpinan pasukan G30S di pangkalan udara Halim.
Pasukan yang dipimpin Soeharto berhasil menggagalkan G30S.
Soeharto kemudian melakukan kampanye penumpasan anggota PKI dan simpatisannya, yang dimaksudkan untuk menghapus komunis dari Indonesia.
Berakhirnya G30S sekaligus menjadi titik awal dari berakhirnya masa pemerintahan Presiden Soekarno.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait G30S
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.