Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jessica Wongso Tak Boleh Wawancara Film Netflix, Ini Penjelasan Ditjenpas Kemenkumham

Dijelaskan Rika, wawancara antara Jessica Wongso dengan pembuat film terjadi pada Januari 2022 di Lapas Kelas II A Pondok Bambu.

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jessica Wongso Tak Boleh Wawancara Film Netflix, Ini Penjelasan Ditjenpas Kemenkumham
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso menjalani sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Rabu (20/7/2016). Sidang tersebut beragendakan mendengar kesaksian tiga pegawai Kafe Olivier antara lain peracik kopi, kasir dan pelayan serta pemutaran rekaman CCTV. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) buka suara terkait pelarangan wawancara untuk kebutuhan film dokumenter Netflix terhadap narapidana pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Wongso.

Menurut Koordinator Humas dan Protokol Ditjenpas Kemenkumham, Rika Aprianti, pihaknya hanya memberikan izin wawancara apabila berkaitan dengan pembinaan.

"Wawancara kepada narapidana hanya diizinkan selama terkait dengan pembinaan sesuai dengan peraturan liputan di Pemasyarakatan," kata Rika dalam keterangannya, Senin (2/10/2023).

Dijelaskan Rika, wawancara antara Jessica Wongso dengan pembuat film terjadi pada Januari 2022 di Lapas Kelas II A Pondok Bambu.

Baca juga: Dalam Sidang Ricky Rizal, Ahli Pidana Singgung Kasus Pembunuhan Munir dan Kopi Sianida Mirna Salihin

Pada saat itu, kata Rika, Indonesia masih menerapkan status pandemi Covid-19.

Bahkan kunjungan keluarga dibatasi dan diganti secara virtual

Berita Rekomendasi

"Tidak ada izin tetkait itu, tidak ada izin liputan, dan saat itu juga sedang pandemi covid," katanya.

Seperti diketahui, film dokumenter mengenai kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin tahun 2016 lalu kini telah tayang di Netflix.

Kasus yang terkenal dengan kopi sianida tersebut dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso sempat menghebohkan publik kala itu.

Semua media massa bahkan media sosial menyoroti kasus tersebut.

Agenda persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pun digelar hingga dinihari.

Tribun berkesempatan menonton film dokumenter tersebut melalui Netflix.

Tayangan diawali dengan obrolan ayah dari mendiangWayan Mirna Salihin, Darmawan Salihin yang diwawancarai di sebuah ruangan kerja dengan sofa kulit mewah.

Sang pewawancara saat itu menanyakan apakah Darmawan membawa pistol?

Kemudian langsung dijawab Darmawan, "Sudah dikunci aman, " kata Darmawan.

Pewawancara kemudian memastikan kembali dirinya aman dan lagi-lagi meminta Darmawan untuk mengeluarkan pistol dan meletakkannya di tempat aman.

"Tidak perlu sudah saya kunci aman, " ujarnya.

Dalam film dokumenter Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica tersebut ada salah satu scene menarik.

Dimana kala itu sangat pewawancara dari pihak pembuat film dokumenter Netflix hendak melakukan wawancara dengan Jessica yang ada di Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Wawancara memang sempat dilakukan melalui daring.

Jessica saat itu digiring oleh dua orang petugas ke sebuah ruangan yang sudah disiapkan fasilitas komunikasi via daring.

Berpakaian serba hitam dengan rambut dikuncir Jessica kemudian berbicara.

Dalam pembicaraan Jessica mengakui mengalami hal yang sangat sulit setiap harinya.

Ia juga menyalahkan media massa saat itu yang dianggapnya hanya mengeruk keuntungan melalui klik dan jumlah oplah serta share rating dari dirinya tanpa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.

"Begitu sulit untuk tetap waras setiap harinya. Jika kau tanya soal trauma ya aku sangat trauma oleh peristiwa ini dan semua media juga cara mereka mencetak sesuatu di atas kertas dan itu sepenuhnya salah. Mereka hanya ingin mencoba mencari tahu kehidupanku dan mengarang cerita. Merka tampak menikmati dan menghasilkan uang dari itu, "ujar Jessica.

Jessica juga terlihat sangat kesal saat diwawancara dan hendak membicarakan sesuatu.

Namun ketika Jessica sampai kepada pernyataan bahwa apabila media massa tidak tertarik kepada dirinya saat itu mungkin ceritanya akan berbeda.

"Jika media saat itu tidak tertarik kepadaku. Apakah akan berbeda ceritanya?, " ujar Jessica.

Setelah pernyataan tersebut petugas lapas priaPondok Bambu kemudian memotong pembicaraan.

Petugas lapas tersebut menyebut pernyataan Jessica terlalu jauh rekaman komunikasi pun langsung dimatikan begitu saja dan pewawancara sangat kecewa saat itu

"Maaf Jessica saya minta maaf mungkin ini sudah terlalu dalam, " ujar Petugas Lapas Pondok Bambu sembari mematikan akses komunikasi aplikasi daring.

Tak lama kemudian muncul keterangan bahwa pihak berwenang memblokir semua wawancara dengan Jessica Kumala Wongso.

Akhirnya tim pembuat film dokumenter tersebut mengandalkan isi dari tulisan Jessica di buku harian yang selalu ditulisnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas