Alumni PPI Dunia: Indonesia Harus Mencontek India untuk Capai Generasi Emas 2045
Alumni Turki ini mengatakan terdapat stigma bahwa para pelajar yang tidak kembali ke Indonesia sebagai orang yang tidak nasionalisme
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Alumni Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia, Fajar Haqi mengungkapkan banyak para alumni dan pelajar Indonesia di Eropa yang tidak bisa pulang ke Indonesia.
Mereka, kata Fajar, tidak bisa kembali ke Indonesia, karena ilmu yang didapatkan di luar negeri belum bisa diakomodir di Indonesia.
Alumni Turki ini mengatakan terdapat stigma bahwa para pelajar yang tidak kembali ke Indonesia sebagai orang yang tidak nasionalisme.
"Di Indonesia ada isu orang yang enggak bisa pulang ke Indonesia tidak pro terhadap nasionalisme Indonesia," tutur Fajar dalam diskusi yang digelar Alumni Connect PPI Dunia di Rumah Wijaya, Selasa (10/10/2023).
Baca juga: Disebut Dorong Revolusi Industri di Indonesia, Menko Airlangga Raih Penghargaan pada BKTI PPI Award
Dirinya menilai seharusnya pemerintah Indonesia mau mencontoh kesuksesan India dalam memanfaatkan para diasporanya di luar negeri.
Para diaspora India di seluruh dunia, kata Fajar, banyak yang menjadi pemimpin perusahaan sukses.
Pemerintah, menurut Fajar, bisa meniru India demi mencapai tujuan Indonesia Emas 2045.
"Saya pikir ini perlu kita pertimbangkan kembali, untuk menjadi Indonesia emas 2045. Saya pikir kita perlu sedikit banyak mencontek India. Sekarang banyak CEO besar adalah keturunan India," ungkap Fajar.
Fajar menilai para diaspora Indonesia memiliki peluang untuk membangun bangsa dari luar negeri.
Menurut Fajar, mereka juga memiliki nasionalisme yang tinggi kepada Indonesia.
"Semangat mereka di luar mereka tetap bisa berkembang dengan kemampuan ilmu khusus ya why not gtu kita dukung. Karena mereka juga bangun Indonesia dari jauh," pungkas Fajar.
"Contoh banyak sekarang banyak ilmuwan yang ikut andil. Fisiknya di sana, kalau semua pulang ke Indonesia lantas siapa diplomat, selain diplomat luar negeri. Saya perlu meyakinkan berkenalan dengan teman di luar negeri mereka pintar dan cinta Indonesia," tambah Fajar.