Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Marak Pelajar Bunuh Diri, Kak Seto Ingatkan Perlu Ajarkan Kecerdasan Emosi Pada Anak

Langkah pencegahan lain adalah dengan mengasah kreatifitas. Semua dilatih kreatif memecah permasalahan agar anak tidak mengambil jalan pintas.

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
zoom-in Marak Pelajar Bunuh Diri, Kak Seto Ingatkan Perlu Ajarkan Kecerdasan Emosi Pada Anak
TribunJakarta.com/Dwi Putra Kesuma
Ketua LPAI Kak Seto saat dijumpai wartawan di Mako Brimob Polri Kelapa Dua, Cimanggis, Kota Depok, Selasa (23/8/2022). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Belakangan muncul pemberitaan terkait pelajar yang memutuskan untuk mengakhiri hidup. 

Terkait hal ini, Pengamat anak sekaligus Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi ungkap jika selain pendidikan formal, perlu ada ajarkan kecerdasan emosi pada anak. 

"Ada kecerdasan kognitif, tetapi mohon juga kecerdasan emosional jangan dilupakan. Artinya supaya anak tidak mudah baper. Mudah, marah, tersinggung, mogok dan sebagainya," ungkapnya saat dihubungi Tribunnews, Minggu (15/10/2023). 

Baca juga: Peringati Hari Kesehatan Mental, Sukarelawan Ganjar Senam Ceria Bersama Ratusan Buruh

Kecerdasan emosi ini pun perlu dirangsang dengan contoh-contoh keteladanan dari para orang dewasa. 

Seperti orangtua, tenaga pendidik, tokoh masyarakat dan sebagainya. 

"Nah mohon juga para tokoh-tokoh ini memberikan contoh keteladanan yang tetap arif, bijak mengacu saja pada panduan karakter profil pelajar Pancasila," imbaunya. 

Berita Rekomendasi

Poin karakter profil pelajar Pancasila, pertama akhlak mulia.

Dicontohkan kejujuran, persahabatan, saling menghormati, tidak mencaci, tidak memfitnah dan sebagainya. 

Kedua adalah kebhinekaan global, yaitu menghargai perbedaan tadi. 

Perbedaan suku, ras, agama, ekonomi dan sebagainya. 

Ketiga adalah gotong royong. Ini kan adalah ciri masyarakat Indonesia gotong royong ini.

Selain itu, kata laki-laki yang akrab disapa kak Seto ini mengungkapkan untuk penting tidak membandingkan anak. 

"Jadi tidak dibanding-bandingkan, tidak ada sistem rangking. Jadi seolah yang pinter matematika lebih unggul dibandingkan lain," jelasnya. 

Langkah pencegahan lain adalah dengan mengasah kreatifitas.

Semua dilatih kreatif memecah permasalahan agar anak tidak mengambil jalan pintas.

Sehingga penting untuk memberdayakan potensi dari masing-masing anak. 

Anak juga perlu diajarkan untuk kritis dan berani mengritisi hal-hal keliru. 

"Misalnya teman sendiri, misalnya melakukan tindakan-tindakan tidak seusai komitmen, dikritisi," papar kak Seto. 

Di sisi lain penting untuk mengajarkan realistis pada anak agar ketika menghadapi suatu masalah tidak mengambil jalan pintas. 

Orangtua pun perlu membuka forum terbuka dengan anak. 

Setiap anggota keluarga punya kesempatan untuk berbicara dan mengungkapkan perasaannya. 

"Karena orang tidak cerdas secara emosional, apa-apa jalan pintas saja. Capek, lebih baik bunuh diri saja, mati saja. Jadi ini yang harus dibangun supaya mental anak Indonesia lebih tangguh," pungkasnya. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas