Peringatan 100 Tahun Gontor di Monas, Puluhan Ribu Alumni akan Teken Petisi Kedamaian dan Persatuan
Dalam rangka peringatan 100 tahun Pondok Modern Gontor, sejumlah acara akan digelar pada Minggu (22/10/2023).
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Dalam rangka peringatan 100 tahun Pondok Modern Gontor, sejumlah acara akan digelar pada Minggu (22/10/2023).
Tajammu' atau berkumpul bersama hingga jalan sehat akan digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Acara tersebut juga diperingati untuk mewujudkan kedamaian dan persatuan Indonesia.
Ketua Panitia Tajammu' dan Jalan Sehat 100 Tahun Gontor, Zakiyanto Arief mengatakan acara ini juga diisi dengan kegiatan petisi tanda tangan peringatan 100 tahun Gontor merajut kebersamaan untuk persatuan Indonesia.
"Hal ini terwujud atas rasa syukur kita kepada Gontor dan Indonesia. Alumni Gontor sudah banyak berkiprah dalam berbagai profesi di Indonesia, artinya Gontor di atas dan untuk semua golongan," ungkapnya melalui keterangan tertulis kepada Tribunnews, Sabtu (21/10/2023).
Baca juga: Hadiri Peringatan 100 Tahun Pondok Gontor, HNW: Harmoni Islam dan Negara harus Terus Dijaga
Ia mengatakan tercatat sejumlah alumni Gontor telah berkiprah di berbagai bidang dan terdiri atas berbagai unsur.
Seperti Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid yang berasal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mantan Menteri Agama (Menag) RI Lukman Hakim Saifuddin yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu, terdapat pula Prof Din Syamsuddin yang juga merupakan tokoh alumni Gontor yang menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015, dan Alm. KH Hasyim Muzadi yang menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2000-2010.
"Insya Allah Gontor hadir terdepan untuk merawat kebhinekaan dan persatuan Indonesia," ujar Zakiyanto.
Kata HNW
Sementara itu Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid (HNW) menyebut Gontor telah memiliki sifat keindonesiaan yang telah diterapkan sehari-hari.
Di mana para santri dari berbagai daerah di Indonesia hidup bersama-sama tanpa dibeda-bedakan.
"Itulah gambaran kami. Meskipun berasal dari organisasi yang berbeda, kami tetap bisa menjaga ukhuwwah islamiyah . Itu yang ditanamkan sejak kami menjadi santri," imbuhnya.
Hidayat mengungkapkan santri Gontor diajarkan untuk menjadi perekat umat, sehingga keberagaman golongan yang dianut oleh para alumni Gontor tidak menimbulkan kegaduhan satu sama lain.
Menegaskan hal tersebut, dia mengutip sebuah prinsip yang diajarkan dalam pelajaran mahfuzhat (pepatah arab) oleh Penyair Arab, Syauqy Bey, yang memiliki arti "Hidup dan bangunnya suatu bangsa tergantung pada akhlaknya, jika mereka tidak lagi menjunjung tingi norma-norma akhlakul karimah, maka bangsa itu akan musnah bersamaan dengan keruntuhan akhlaknya."
Adapun untuk diketahui, acara Tajammu' dan Jalan Sehat diadakan di kawasan Monumen Nasional (Monas) hingga Bundaran HI, besok.
Turut hadir dalam acara tersebut Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor beserta tokoh-tokoh nasional alumni Gontor, ratusan Pondok Pesantren Alumni Gontor, serta puluhan ribu keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.