Berdayakan Ibu Rumah Tangga, Aktivis Perempuan Inisiasi Gerakan Nasional UMI
Aktivis perempuan mendeklarasikan Gerakan Nasional UntukMu Ibu (UMI), untuk mendorong Ibu Rumah Tangga mendapatkan dukungan
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Endra Kurniawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah aktivis perempuan mendeklarasikan Gerakan Nasional UntukMu Ibu (UMI) mendorong Ibu Rumah Tangga (IRT) untuk mendapatkan dukungan atau support sistem dari masyarakat di sekelilingnya.
Para aktivis beralasan perempuan yang memilih mengurus rumah tangga atau ibu rumah tangga pada akhirnya mendidik generasi penerus bangsa dan membangun peradaban lewat keluarga.
Dan, tentu saja, bagi mereka, tugas tersebut membutuhkan dukungan kemampuan yang baik.
“Perempuan yang semula sebelum menikah bisa bebas belajar dan berkarya, mendapat apresiasi atas karyanya, dan bebas berekspresi, kini memiliki berbagai keterbatasan," kata inisiator Gerakan Nasional UntukMu Ibu (UMI) Desima E Siahaan, dalam keterangan Minggu (22/10/2023).
Gerakan ini bertujuan untuk memberikan ruang belajar dan ruang ekspresi untuk para ibu yang sudah tidak sebebas dahulu. Ibu yang sudah disibukkan dengan kegiatan sehari-hari serta mengasuh anak bisa belajar di Pesantren Digital Rafiqutthullab. Sehingga ibu tetap mendapat kesempatan untuk belajar dan mengasah kemampuan berpikir secara logis," lanjutnya.
Baca juga: Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati Dukung Komitmen PNM Berdayakan Perempuan
Banyak pihak yang menganggap ibu rumah tangga menjadi beban suami dan tidak produktif.
Padahal, tugas ibu rumah tangga sangat vital, lantaran membangun akhlak dan karakter anak sejak dalam kandungan sampai dewasa.
Gerakan ini ditujukan untuk memperjuangkan Ibu Rumah Tangga agar menjadi faktor penting dalam kemajuan sebuah bangsa. UMI dimotori oleh tiga perempuan yang memiliki dedikasi terhadap kaumnya. Mereka antara lain Desima E Siahaan, Mahdiya Az Zahra, dan Salvina Juliani.
“Ada beberapa program yang disusun Gerakan Nasional UMI, pertama Pesantren Digital Rafiqutthullab, pesantren yang bisa dikuti Ibu dari mana saja. Di pesantren ini, selain belajar kitab kuning juga belajar hak-hak perempuan serta relasi dalam pernikahan." ujarnya.
"Kedua, diskusi terpimpin atau focus group discussion untuk para ibu dalam rangka meningkatkan literasi digital, nasionalisme, dan keagamaan. Bentuknya seperti membuat diskusi gagasan pemikiran. Ketiga support system group dan pelatihan skill seperti desain grafis, editing video, produksi konten, dan menulis untuk menyampaikan gagasan," imbuhnya.
Baca juga: Berdayakan Perempuan, Mak Ganjar Buka Kelas Online Bahas Strategi Bisnis
Desima mengungkapkan, gerakan ini rencananya dalam waktu dekat akan digelar di Batam, Lombok, dilanjutkan dengan kelas-kelas penguatan skill secara online.
Harapannya para Ibu Indonesia semakin kuat dan dihargai karena memiliki pemikiran yang logis dan ilmiah, serta memiliki banyak skill yang tersalurkan.