Santri Diplomacy Academy Gelar Peringatan Hari Santri Nasional 2023 di Bogor
Dubes Zuhair Al Shun menyampaikan bahwa peran santri yang bisa kita rasakan adalah bagaimana toleransi yang dijunjung tinggi di dalam pendidikannya.
Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, BOGOR - Badan Subsider OIC Youth Indonesia, Santri Diplomacy Academy dan ICYF Eurasian Regional Center bekerja sama dengan PP IPPNU Indonesia NYC menggelar acara peringatan hari santri bertema "Diplomasi Santri dalam Rangka Hari Santri Nasional," selama dua hari di Bogor, Indonesia.
Pada upacara pembukaan acara ini, berbagai tokoh terkemuka turut memberikan pidato sambutan.
Antara lain Direktur Departemen Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri Indonesia Ani Nigeriawati, Wakil Presiden ICYF Tantan Taufiq Lubis, Pelaksana tugas direktur ICYF-ERC Vusal Gurbanov, Presiden OIC Indonesia Astrid Nadya Rizqita, Direktur Santri Diplomacy Academy Sururoh Uthman, Khodimul Ma’had Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum Lido Kiai M. Yazid Dimyati, Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani, dan Dubes Palestina untuk Indonesia Zuhair Al-Shun.
Baca juga: Hadiri Gebyar Hari Santri, Anies: Negara Harus Memberikan yang Lebih Besar untuk Santri & Pesantren
Dalam kesempatan itu, Dubes Zuhair Al Shun menyampaikan bahwa peran santri yang bisa kita rasakan adalah bagaimana toleransi yang dijunjung tinggi di dalam pendidikannya.
"Dan hal tersebut dapat dirasakan betapa santri berjuang yang luar biasa pada saat itu. Sehingga saat ini kita dapat merasakan kemerdekaan indonesia," katanya, Rabu (25/10/2023).
Bahkan menurutnya, Palestina pun merasakan kebanggaan yang sama.
Selain itu, tambahnya, peran santri yang dapat dirasakan saat ini adalah mereka sangat mendukung pembebasan Palestina.
"Kami berharap semoga diplomasi, toleransi, nurani, yang dibangkitkan oleh para santri bisa kami bawa spiritnya ke Palestina dari berbagai sudut dan pandangan," katanya.
Sedangkan perwakilan dari Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Republik Indonesia Srihastuti Sulistyaningrum, dalam sambutannya, mengutarakan mengenai pentingnya persatuan umat Muslim dan minat yang tumbuh terhadap Model OIC IR Academy di kalangan organisasi pemuda Muslim di Asia Tenggara.
Baca juga: Wapres Maruf Amin Ingatkan Santri Jadi Agen Perbaikan, Bukan Mengejar Kekuasaan
Khadimul Ma'had Pesantren Modern Daarul'Uluum Lido, KH M. Yazid Dimyati menyampaikan bahwa Pesantren Modern Daarul'Uluum Lido, yang berumur ke 27 tahun ini tanpa ragu dan tanpa dipertanyakan lagi sudah banyak berkontribusi terhadap kemajuan bangsa khususnya dalam hal bidang pendidikan.
Juga terkait pengasuhan dan ikut serta mencerdaskan ummat serta kehidupan bangsa indonesia.
Harapan besar pendiri pesantren ini terhadap santri-santrinya adalah bukan hanya ahli dzikir tetapi beliaupun sering menggaungkan harus lahir dari rahim pesantren ini juga ahli pikir.
Sehingga santri pesantren modern daarul uluum lido harus menguasai dua ilmu yaitu ilmu akhirat dan ilmu dunia atau ahli dzikir dan ahli pikir.
Pada hari pertama acara, sempat dilaksanakan diskusi panel pertama yang berlangsung dengan topik "Mempromosikan Kearifan Hidup Damai melalui Keterlibatan Santri."
Diskusi ini sendiri dipandu oleh Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid sebagai pembicara utama.
Serta dihadiri beberapa pembicara lainnya antara lain Asisten Deputi VI Kemenko PMK RI Jazziray Hartoyo, Pimpinan Gusdurian Networking Inayah W. Wahid, dan Respirstori Saddam Al Jihad dari Presiden Pemuda Asia Afrika.
Hari pertama acara diakhiri dengan pembahasan topik "Komitmen Santri untuk Keberlanjutan Global melalui Ekologi Spiritual," yang dipimpin oleh Iwan Eka Setiawan (Sekretaris Deputi IV Kemenko PMK RI), Hayu S. Prabowo (Ketua LPLH dan SDA MUI Pusat), Fachruddin Mangunjaya (Ketua Pusat Kajian Islam Universitas Nasional), Widyasworo Priatmojo (Alumni Ponpes Darul Ulum Lido dan Alumni Jerman), dan Riri Khariroh (Koordinator Green Pesantren Lazisnu PBNU).
Acara ini pun dilaksanakan sebagai wadah penting untuk mempromosikan perdamaian, kerukunan, dan keberlanjutan global di kalangan pemuda santri Indonesia, dan menjadi contoh nyata dukungan terhadap kesatuan umat Muslim di kawasan Asia Tenggara.