Asal Usul Berdirinya Museum Sumpah Pemuda di Jakarta Pusat, Dulu Bernama Indonesische Clubgebouw
Simak asal usul berdirinya Museum Sumpah Pemuda yang dulunya bernama Indonesische Clubgebouw Kramat 106, Jakarta Pusat.
Penulis: Pondra Puger Tetuko
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Asal usul berdirinya Gedung Museum Sumpah Pemuda yang berlokasi di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat.
Saat ini, Museum Sumpah Pemuda ini dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI).
Dikutip dari Kemendikbud.go.id, berdirinya Museum Sumpah Pemuda ini muncul dari gagasan pelaku Kongres Pemuda Kedua yang merupakan awal munculnya Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928.
Museum Sumpah Pemuda (dulu bernama Indonesische Clubgebouw, Kramat 106) ini juga merupakan tempat diadakannya Kongres Pemuda Kedua yang diketuai oleh Sugondo Djojopuspito.
Baca juga: Siapa Pembaca Naskah Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928?
Asal Usul Berdirinya Gedung Museum Sumpah Pemuda
Pada 15 Oktober 1968, Soenario yang juga anggota Kongres Pemuda Kedua memberikan surat kepada gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin untuk pembinaan mengenai Gedung Kramat 106.
Mendapat respon positif, melalui SK Gubernur No. cb.11/1/12/72 jo Monumenten Ordonantie Staatsblad No. 238 tahun 1931, tanggal 10 Januari 1972, kemudian menetapkan Gedung Kramat 106 sebagai benda cagar budaya.
Berselang satu tahun, Gedung Kramat 106 dipugar Pemda DKI Jakarta pada 3 April-20 Mei 1973 yang kemudian dijadikan Gedung Sumpah Pemuda.
Peresmian itu dilakukan langsung oleh Presiden ke-2 RI, Soeharto pada 20 Mei 1974.
Kemudian, Gedung Sumpah Pemuda diserahkan ke Pemerintah Pusat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 16 Agustus 1979, yang akan dijadikan Pusat Informasi Kegiatan kepemudaan.
Hal itu diresmikan oleh Dra. Jos Masdani pada 28 Oktober 1980.
Setelah itu, melalui Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 029/O/1983, tanggal 7 Februari 1983 menyatakan bahwa Gedung Sumpah Pemuda diberi nama Museum Sumpah Pemuda.
Hingga kini, Museum Sumpah Pemuda ini dikelola oleh Kemendikbud melalui Direktorat Jenderal Kebudayaan.
Baca juga: Hari Sumpah Pemuda 2023: Lirik Lagu Satu Nusa Satu Bangsa, Bagimu Negeri, dan Bangun Pemudi Pemuda
Sumpah Pemuda
Diketahui, Museum Sumpah Pemuda yang dulu bernama Indonesische Clubgebouw, Kramat 106 menjadi sejarah bagi kepemudaan bangsa Indonesia dengan lahirnya ikrar pemuda yang dikenal dengan Sumpah Pemuda.
Hal itu berawal dari Kongres Pemuda Kedua pada 27-28 Oktober 1928 yang dilaksanakan Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), dengan anggota dari organisasi Jong Java, Jong Soematra (Pemoeda Soematra), Pemoeda Indonesia, Sekar Roekoen.
Ada juga Jong Islamieten, Jong Bataksbond, Jong Celebes, Pemoeda Kaoem Betawi dan Perhimpoenan Peladjar-peladjar Indonesia.
Acara kongres ini juga dibentuk kepanitiaan yang berisikan:
Selain itu, dibentuk juga kepanitiaan kongres yang berisikan:
- Ketua: Sugondo Djojopuspito (PPPI)
- Wakil Ketua: R.M. Djoko Marsaid (Jong Java)
- Sekretaris: Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond)
- Bendahara: Amir Sjarifudin (Jong Bataks Bond)
- Pembantu I: Johan Mahmud Tjaja (Jong Islamieten Bond)
- Pembantu II: R. Katja Soengkana (Pemoeda Indonesia)
- Pembantu III: R.C.L. Sendoek (Jong Celebes)
- Pembantu IV: Johannes Leimena (Jong Ambon)
- Pembantu V: Mohammad Rochjani Su’ud (Pemoeda Kaoem Betawi)
Baca juga: 5 Contoh Pidato Sumpah Pemuda 2023 Singkat untuk Anak Sekolah
Dari Kongres Pemuda Kedua itu menghasilkan tiga kalimat yang juga menjadi naskah Sumpah Pemuda
1. Kami Putera dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah yang Satu, Tanah Indonesia
2. Kami Putera dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia
3. Kami Putera dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia
Selain itu, adapun dasar persatuan keyakinan ini adalah kemauan, sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan dan kepanduan.
(Tribunnews.com/Pondra)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.