Industri Televisi di Indonesia Belum Sepenuhnya Manfaatkan Kecerdasan Buatan
Dirinya mengatakan televisi belum sepenuhnya berkolaborasi dengan kecerdasan buatan dalam memproduksi konten.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perkembangan teknologi turut mengubah lanskap media televisi di Indonesia terus mengalami perkembangan.
Sejak TVRI sebagai stasiun televisi pertama mengudara, perkembangan stasiun televisi nasional telah beralih ke frekuensi platform siaran digital.
Saat ini penyelenggara siaran televisi dituntut terus beradaptasi dengan perubahan zaman, terutama dengan kemunculan kecerdasan buatan atau artificial intellegence (AI).
"Stasiun televisi saat ini masih belum sepenuhnya dapat berkolaborasi dengan kecerdasan buatan tersebut," ucap pimpinan sebuah media televisi, Desi Anwar.
Hal tersebut diungkapkan oleh Desi pada Seminar “The Power of Media in Digital Era” di Universitas Bunda Mulia Kampus Serpong.
Dirinya mengatakan televisi belum sepenuhnya berkolaborasi dengan kecerdasan buatan dalam memproduksi konten.
Menurutnya, hal ini terjadi karena masih berpegang pada prinsip jurnalisme berupa kredibilitas dan akuntabilitas yang merupakan dua pilar penting dalam jurnalisme.
“Untuk saat ini kami belum, karena masih mengacu pada prinsip kredibilitas dan akuntabilitas untuk menjaga kepercayaan masyarakat pada media dan menjaga standar etika dalam industri ini”, ujar Desi.
Jurnalis senior ini menilai perlunya masyarakat untuk bersikap bijak dalam menghadapi perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang semakin masif.
“Saya rasa masyarakat kita semua sekarang harus bersikap bijaksana untuk menghadapi kecerdasan buatan ini, karena teknologi memang memudahkan kita berinteraksi secara digital namun, tidak menutup kemungkinan dari beberapa kasus kecerdasan buatan ini juga dapat digunakan untuk tindakan-tindakan kriminal," pungkas Desi
Seminar "The Power of Media in Digital Era" merupakan rangkaian dari Festival PsyCogi 2023 bertemakan "Human and Media Power" yang diselenggarakan oleh Universitas Bunda Mulia Kampus Serpong yang membahas interaksi manusia dengan kekuatan media dalam masyarakat kontemporer.
Rangkaian festival yang dilaksanakan selama empat hari ini menyajikan berbagai kegiatan diantaranya seminar nasional, berbagai kompetisi yang melibatkan peserta dari siswa siswi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.