Peringatan Dini BMKG Besok, 10 November 2023: 21 Wilayah Mengalami Cuaca Ekstrem
Simak peringatan dini cuaca ekstrem BMKG besok, 10 November 2023, terpantau 21 wilayah berpotensi alami cuaca ekstrem hujan lebat dan angin kencang.
Penulis: Oktaviani Wahyu Widayanti
Editor: Endra Kurniawan
TRIBUNNEWS.COM - Inilah peringatan dini cuaca ekstrem dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk besok, Jumat 10 November 2023.
Dikutip dari bmkg.go.id, cuaca ekstrem terjadi di beberapa wilayah di Indonesia.
Menurut laporan informasi dari BMKG, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di 21 wilayah.
Terpantau 3 wilayah berpotensi mengalami hujan disertai kilat dan angin kencang.
Sedangkan 18 wilayah lainnya juga berpotensi terjadi hujan lebat, kilat, dan dapat disertai angin kencang.
Baca juga: Cuaca Hari Ini - BMKG: Hujan Lebat Guyur 18 Wilayah pada Kamis, 9 November 2023
Wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:
- Banten
- Jawa Timur
Baca juga: Cuaca Hari Ini BMKG Kamis, 9 November 2023: 18 Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, Angin Kencang
Wilayah yang berpotensi hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang adalah:
- Aceh
- Sumatera Utara
- Sumatera Barat
- Riau
- Bengkulu
- Sumatera Selatan
- Lampung
- Jawa Barat
- Nusa Tenggara Barat
Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG, Rabu, 8 November 2023: 19 Wilayah Berpotensi Hujan Lebat dengan Angin Kencang
- Kalimantan Barat
- Kalimantan Tengah
- Kalimantan Utara
- Kalimantan Timur
- Sulawesi Utara
- Gorontalo
- Sulawesi Tengah
- Papua Barat
- Papua
Baca juga: Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Sarmi Papua, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Pemicu Cuaca Ekstrem
BMKG juga melaporkan, terpantau bibit siklon tropis 94W di perairan Filipina dengan kecepatan angin maksimum mencapai 15 knot dengan tekanan 1011.9 hPa yang mengarah ke barat.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah bibit siklon tropis tersebut.
Daerah konvergensi lainnya terpantau memanjang dari Aceh hingga Selat Malaka, dari perairan barat Bengkulu hingga Jambi, dari Kalimantan Barat hingga Kalimantan Timur, dari Kalimantan Selatan ke Kalimantan Utara, di Sulawesi Barat, dari Papua Barat hingga Papua.
Sedangkan daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau berada di Selat Karimata, Laut Cina Selatan, Laut Sulawesi, Teluk Cendrawasih, dan Papua.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar sirkulasi siklonik, dan di sepanjang daerah konvergensi/konfluensi tersebut.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)