Lewat Pengawasan Ketat, TNI AU Kembali Operasikan Pesawat Super Tucano
Pesawat-pesawat Super Tucano tersebut diketahui sempat dihentikan sementara operasionalnya setelah insiden kecelakan di Pasuruan.
Penulis: Gita Irawan
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsma Agung Sasongkojati mengatakan saat ini sejumlah pesawat Super Tucano di jajaran Sakdron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang telah kembali dioperasionalkan dengan pengawasan ketat.
Pesawat-pesawat Super Tucano tersebut diketahui sempat dihentikan sementara operasionalnya setelah insiden kecelakan dua pesawat Super Tucano yang menewaskan empat perwira TNI AU di daerah Pasuruan Jawa Timur pada Kamis (16/11/2023) lalu.
Agung menjelaskan saat ini terdapat sekira tujuh unit pesawat Super Tucano yang telah kembali beroperasi.
Sedangkan pesawat Super Tucano lainnya, kata dia, saat ini tengah menjalani perawatan dan pemeliharaan.
Hal tersebut disampaikannya usai upacara Sertijab Pangkoopsudnas dan Dandkodiklatau di Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta pada Jumat (8/12/2023).
"Pesawat Super Tucano sudah dioperasikan kembali tapi sebelum terbang beberapa pilot sudah dilatih kembali agar mereka pertama memulihkan daripada mentalnya. Selanjutnya akan beroperasi seperti biasa tentu dengan pengawasan lebih ketat," kata Agung.
"Karena kehilangan beberapa personel inti daripada skuadron tentu ada pengaruhnya secara psikologis kepada para penerbang," sambung dia.
Investigasi Faktor 5 M
TNI Angkatan Udara membentuk tim investigasi untuk mencari penyebab terjadinya kecelakaan jatuhnya dua pesawat Super Tucano Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang pada Kamis (16/11/2023).
Agung mengatakan tim tersebut dibentuk oleh Pusat Kelaikudaraan Dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) TNI AU.
Tim tersebut, kata dia, akan melakukan investigasi dengan melihat sejumlah faktor.
"Faktor-faktor yang dikenal dengan istilah 5 M (Man, Machine, Medium, Mission and Management) secara menyeluruh terhadap penyebab jatuhnya kedua pesawat," kata Agung ketika dikonfirmasi Tribunnews.com pada Jumat (17/11/2023).
Tim, kata dia, akan memeriksa secara langsung kondisi pesawat pasca kecelakaan di lokasi kejadian.
Selain itu, lanjut dia, tim investigasi juga akan menjalani seluruh prosedur dalam menginvestigasi jatuhnya pesawat TNI AU, di antaranya kondisi cuaca pada saat kejadian, melakukan pemeriksaan seluruh personel yang terlibat dalam penerbangan dan berbagai kemungkinan lainnya.
"Dan terutama Flight Data Recorder pesawat yang merekam data penerbangan, data mesin, data komunikasi penerbang dan video penerbangan sampai detik terakhir berfungsi," kata dia.
"Semoga investigasi berjalan lancar agar kita semua bisa mencegah hal yang sama terulang," sambung dia.
Empat Perwira Gugur
Sebanyak empat prajurit terbaik TNI Angkatan Udara gugur dalam kecelakaan pesawat EMB 314 Super Tucano TT-3103 dan TT-3111 pada Kamis (16/11/2023).
Pesawat Super Tucano TT-3111 diawaki oleh Letkol Pnb Sandhra Gunawan dan Kolonel Adm Widiono.
Sedangkan pesawat Super Tucano TT-3103 diawaki Mayor Pnb Yuda Anggara Seta dan Kolonel Pnb Subhan.
Keempat jenazah disemayamkan di Lanud Abdulrachman Saleh setelah dievakuasi dari lokasi kejadian oleh tim rescue TNI AU, Basarda, aparat teritorial, dibantu warga masyarakat.
Jenazah Marsekal Pertama Anumerta Subhan, Marsekal Pertama Anumerta Widiono, dan Pnb Sandhra Gunawan kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Untung Suropati Malang Jawa Timur.
Sedangkan jenazah Letnan Kolonel Pnb Anumerta Yuda Anggara Seta dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Madiun.
Pesawat EMB 314 Super Tucano tersebut sebelumnya melaksanakan misi profisiensi formation flight dan tinggal landas dari Lanud Abdulrachman Saleh Malang (Abd) pada pukul 10.51 WIB.
Kedua pesawat tersebut sempat dinyatakan hilang kontak pada pukul 11.18 WIB.
Sempat terdengar bunyi ELT (Emergency Locator Transmitter) dari kedua pesawat pada waktu berbeda hingga akhirnya dilaporkan warga dan aparat teritorial telah mengalami kecelakaan yaitu jatuh di daerah Keduwung, Pasuruan.